Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘perubahan’ Category

SELAYANG PANDANG

Membangun manusia seutuhnya merupakan tanggung jawab kita bersama oleh karena itu ia mengingat kita seandainya kita berhasil dimasa lampau tidaklah berarti sebagai daya dorong keberhasilan dimasa depan. Kenyataan inilah menggugah organisasi kami untuk berbuat sesuatu dimana gelombang perubahan yang maha dasyat didalam kita memasuki dunia tanpa batas merupakan era yang tak dapat dielakkan oleh kita.

Keadaan ini menjadi tantangan kami, oleh karena itu ungkapan ini menyadarkan kami bahwa “Tantangan dapat menjadi batu loncatan atau balok penghalang. Ini hanya soal bagaimana anda memandangnya (Challenges can be stepping stones or stumbling blocks. It’s just amatter of how you view them)”

Sejalan dengan pemikiran itulah, kami menyadari bahwa kebutuhan belajar seumur hidup menjadi kebutuhan dalam usaha kita membangun manusia seutuhnya.

Setiap pemimpin pada semua tingkat harus mampu menjalankan pengembangan wawasan, penyelarasan dan pemberdayaan, sehingga organisasi kami ingin berpartisipasi kedalam perubahan sikap dan perilaku terhadap “Pengkayaan dan pemberdayaan pengetahuan tidak akan pernah terwujud jika tidak dimulai dengan membangun suatu kebiasaan yang efektif dalam arti bahwa setiap insan yang berada dalam suatu organisasi yang memiliki daya melalui pengetahuan, keterampilan dan keinginan haruslah menjadi daya dorong perubahan sikap dan perilaku untuk membangkitkan dan memusatkan daya mereka dalam memasuki setiap perubahan. (more…)

Read Full Post »

Salah satu prinsip kepemimpinan abad 21 terletak adanya keinginan mengembangkan kreatifitas individu, kreativitas kelompok dan inovatif organisasi sebagai daya dorong untuk membangun organisasi yang fleksibel dan mudah di kontrol artinya membangun kompetensi organisasi yang berkelanjutan agar selalu siap menyesuaikan perubahan lingkungan termasuk kemampuan penyesuaian strategi budaya organisasi.

Yang menjadi tantangan adalah bagaimana organisasi anda dapat menyeberangi kesenjangan dalam melaksanakan perubahan dari cara lama menuju cara baru. Untuk menjembataninya diperlukan gagasan yang dapat memberikan daya dorong menyeberangi kesenjangan dengan “membangun kebiasaan yang efektif”.

Keunggulan atau profesional bukan terbentuk dari perbuatan melainkan perubahan sikap dan perilaku yang dibentuk dengan kebiasaan yang effektif dalam kerangka merubah cara berpikir dari bersifat reaktif menjadi proaktif artinya membangun suatu kebiasaan untuk merubah pola pikir dari memecahkan masalah menjadi menghindari masalah, itulah yang kita sebut dengan berpikir dalam kerangka antisipatif.

Oleh karena itu, membangun prinsip dan pola perilaku yang dihayati merupakan kebutuhan yang mendesak dalam abad 21 untuk memasuki dunia tanpa batas, sehingga membangun kebiasaan yang efektif merupakan keputusan strategik.

Dengan demikian kebiasaan yang efektif haruslah dibangun kedalam suatu konsep yang berkesinambungan, karena kebiasaan adalah titik temu dari keinginan (mau melakukan), pengetahuan (apa yang harus dilakukan dan mengapa) dan keterampilan (bagaimana melakukan). (more…)

Read Full Post »

LATAR BELAKANG

Satu hal yang tidak dapat kita mungkiri bahwa sukses oragnisasi untuk meningkatkan kemakmuran dalam abad 21 ditentukan oleh adanya usaha-usaha peningkatan nilai tambah sebagai kunci keberhasilan.

Penggerak nilai tambah yang sangat menentukan adalah ilmu yang bersumber dari informasi dan pengetahuan yang bersumber dari pengelaman. Informasi dan pengetahuan kita ibaratkan mata uang yang mempunyai dua sisi yang saling bergantung satu sama lain untuk membentuk menjadi bernilai.

Kita telah memasuki masyarakat informasi dan menuju masyarakat pengetahuan oleh karena itu tantangan masa depan bukanlah terletak kepada masalah kompetesi melainkan terletak pada masalah meraih peluang-peluang yang serba terbuka di masa depan. Itulah suata fakta yang kita hadapi dalam memasuki dunia tanpa batas yang ditandai oleh kemampuan untuk mengeksplorasi pemikiran-pemikiran strategik dalam menggerakkan sikap antisipatif dan berperilaku proaktif dalam mewujudkan kesimbangan-kesimbangan yang terkait dengan customer, competitor, company, country dan currency (seperti yang diungkapkan 5 C oleh Kenichi Ohmae dalam The Borderless World)

Bertitik tolak dari hal-hal yang kita utarakan diatas ,maka keberhasilan meningkatkan nilai tambah haruslah adanya keputusan strategik yang menyangkut perekonomian berbasis pengetahuan, organisasi berbasis pengetahuan, pengelola dan pelaku berbasis pengetahuan.

Dengan demikian kemajuan teknologi informasi serta infrastruktur dalam telematika harus dapat kita manfaatkan Sistem Manajemen Pengetahuan kedalam aplikasi yang dapat memberikan informasi tepat waktu bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses membuat analisis yang diperlukan dalam kreatifitas dan inovasi. (more…)

Read Full Post »

PENDAHULUAN

Memasuki abad masyarakat pengetahuan dari masyarakat informa-si, maka dinamika informasi dalam era global sangatlah menentu-kan kemampuan masyarakat dalam mengikuti perubahan karena informasi dari satu negara dapat dikirim dan diterima oleh negara lain dalam waktu relatif singkat dan berkualitas artinya informasi yang relevan, tepat waktu dan akurat.

Informasi tersebut pada dasarnya sudah diolah artinya melalui proses pengolahan data termasuk pemrosesan, penyimpanan dan penyebarluasan data dengan bantuan teknologi informasi seperti teknologi komputer, telemkomunikasi dan jaringan. Pemrosesan data secara elektronik, dikenal dengan electric data processing dengan memanfaatkan komputer untuk diproses, kemudian disimpan secara elektronik dengan bantuan perangkat keras dan perangkat lunak komputer terutama basis data seperti CDS / ISIS, Database IV, Fox Pro, Oracle dsb. Data tersebut disimpan dalam bentuk elektronik seperti hard disk komputer, CD-ROM, atau magnetic tape. Sedang-kan penyebaran informasi dengan menggunakan sistem jaringan komputer seperti local area network (LAN), wide area network (WAN), intranet dan internet.

Dengan demikian, dialam era dunia tanpa batas, maka meningkatkan kemampuan dan mengikuti perkembangan kebutuhan informasi dalam perubahan menjadi era masyarakat pengetahuan memberi dayang dorong untuk kita memanfaatkan perkembangan teknologi informasi (IT / IS) dalam aplikasinya dalam mengumpulkan, mem-proses, menyimpan, mencari kembali dan menyebarluaskan data secara elektronik menghasilkan informasi yang berkualitas sesuai dengan keinginan pemakai.

Salah satu aplikasi yang hendak dirancang untuk memenuhi kebutuhan adalah model informasi organisasi sebagai perangkat management content system. (more…)

Read Full Post »

PENDAHULUAN

Apa yang terpikirkan oleh kita dalam berbangsa dan bernegara menjelang pemilu 2009 dimana kita telah dihadapkan kepada gelombang perubahan yang komplek dan cepat dalam abad 21, bila kita tidak dapat menangkap perubahan itu berarti kita akan kehilangan peluang untuk membangun kehidupan berbangsa dan bernegara dalam NKRI, jangan sampai kita kehilangan napas karena bila kita salah melangkah dalam dahur hidup kematian demokrasi.

Bertitik tolak dari pemikiran diatas, maka dituntut dalam era reformasi ini, untuk dituntut membangun jiwa tanpa topeng kepalsuan agar kekuatan pikiran dapat menuntun perubahan sikap dan perilaku secara radikal sehingga dapat meretas jalan menjadi diri sendiri, inilah kita maksudkan perubahan pola pikir secara radikal.

Seandainya anda seorang muslim, coba renungkan perintah seperti yang termuat dalam Q.S. 3 : 165 “ Dan mengapa kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu ( pada peperangan Badar) kamu berkata : “Darimana datangnya (kekalahan) ini ?”. Katakanlah : “Itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Oleh karena itu jauhilah sifat orang-orang munafik dan sejalan dengan itu, coba pula renungkan pepatah yang mengatakan “Siapa mengenal dirinya , tentu ia akan mengenal Tuhannya. Jadi itulah kekuatan pikiran yang dapat menggugah jiwa anda dalam tingkat kesadaran inderawi yang paling rendah dalam usaha menemukan diri sendiri.

Untuk mendapat kepribadian manusia yang bertanggung jawab atas “kebebasan berkehendak” diperlukan perubahan pola pikir secara radikal artinya orang yang mampu menemukan tentang dirinya, maka ia akan selalu bertindak yang sejalan dengan apa yang diperlukan oleh tuntutan perubahan dalam melaksanakan demokrasi yang bertolak dari kerjasama dalam membuat impian menjadi suatu kenyataan.

Apa yang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana dalam masa orde reformasi, pemimpin hanya memikirkan bagaimana merebut kekuasaan dengan begitu banyaknya lahir partai-partai baru, tapi terbayangkah olehnya mengenai pemberdayaan „demokrasi politik“ berlandaskan pola pikir yang radikal yang diberikan Agama kepada ummatnya dalam menata hidup dengan kebebasan berpolitik.
Inilah suatu kenyataan yang dihadapi bangsa Indonesia dengan peran pemimpin yang memiliki jiwa dengan banyak topeng kepalsuan yang ditunjukkan oleh kebiasaan dalam berpolitik untuk mendapatkan hasil kekuasaan, setelah itu mereka tidak pula berkeingin merubah kesadaran inderawinya, itu berarti tidak mampu berbuat sesuatu memperkuat daya kemauan dalam menangkap karunia Ilahi. Mampukah kita keluar dari ancaman abad jahilaiyah modern ini ?

Jadi keadaan lingkungan hidup bangsa dan negara kita seperti yang kita kemukakan diatas adalah keadaan yang diciptakan terus menerus oleh pihak ketiga agar bangsa ini dengan kekayaan alam yang luar biasa di karunia oleh Allah Swt, tidak akan bisa bangkit walaupun telah ditunjukkan dengan azab oleh yang maha kuasa, karena mereka tidak dapat merasakan pahitnya perjalanan hidup bangsa ini karena mereka telah diracuni oleh pemikiran neoliberalisme sebagai kenderaan „globalisasi“ dengan doktrin liberalisasi, privatisasi, deregulasi sebagai sarana imperialisme. Sangat menarik bagi pemimpin masa depan untuk membaca kembali „Indonesia menggugat“ pledoi Bung Karno di depan pengadilan kolonial 18 Agustus 1930. (more…)

Read Full Post »

PENDAHULUAN

Perjalan hidup manusia, sangat ditentukan oleh pembentuan kebiasaan-kebiasaan yang dijalankannya dari masa anak- anak, ke masa muda, ke masa dewasa, ke masa tua dan akhirnya ia akan melewati masa ketuannya. Dalam masa-masa perjalan hidup tersebut, manusia berusaha untuk mewujudkan visi hidup mereka misalkan mereka hidup untuk menuju perjalanan hidup yang abadi. Untuk itu ia meletakkan landasan agar potensi yang ada pada diinnya harus dapat dikelola dengan baik.yang mencakup baik potensi positip maupun potensi negatip yang ada pada diri manusia.

Sarana untuk mengelola potensi positip dan negatip pada diri manusia, ia berusaha dari masa muda menggariskan arah persfektif hidupnya kedalam komponen apa yang disebut dengan “berpikir, bekerja, belajar dan berdoa.”

Keempat komponen tersebut yang akan menuntun dalam bersikap dan berperilaku. Wujud sikap dan perilaku sangat bergantung kepada tingkat kedewaan manusia yang dapat tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan potensi manusia. Bila tingkat kedewasaannya sejalan dengan kepercayaan dan keyakinan yang dianutnya, maka potensi postip akan selalu dapat menuntun hal-hal yang ditimbulkan oleh yang negatip.

Bertolak dari pemikiran diatas, bagaimana manusia dapat mengelola seluruh aktivitas hidup setelah masa muda sampai dengan ke masa ketuaan, dalam usaha menuju perjalanan hidup yang abadi, terletak dari dari kebiasaan-kebiasaan yang produktip untuk memperkuat daya kemauan berdasarkan arah persfektip visi hidupnya untuk terus diaktualisasikan kedalam „berpikir, bekerja, belajar dan berdoa“

Untuk dapat melaksanakannya kedalam kebiasaan yang produktip serta menjadi penuntun dalam sikap dan perilaku sehingga membentuk keperibadian dengan jati diri sendiri, maka secara berkelanjutan manusia harus meningkatkan kedewasaan rohaniah, sosial, emosi dan intelektual. Dengan kedewasaan tersebut manusia akan mampu menghadapi kerusakan sikap dan perilaku dalam memahami azab Tuhan karena di tangan yang rusak dalam abad jahiliyah modern. Oleh karena itu, pemimpin masa depan harus mampu berperan kedalam sikap dan perilaku yang memiliki keperibadian sebagai manusia Indonesia yang utuh.artinya akan selalu berpegang ke jalan Ilahi. .

Sikap dan perilaku membentuk kepribadian, yang menjadi masalah kita apakah keperibadian manusia Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam sudah sejalan dengan tuntunan Ilahi. Kenyataan telah menunjukkan dituntun dengan pola pikir yang menjurus tidak memiliki jati diri sendiri karena pola hidup sangat dipengaruhi oleh feodalisme, liberalisme dan kapitalisme dalam abad jahiliyah modern.

Jadi sikap dan perilaku sebagai wujud „tingkah laku manusia Indonesia“ yang sangat mengagungkan kehidupan dunia semata dan oleh karena itu tidak heran manusia Indonesia menjadi materialisme yang ditunjukkan oleh pemimpin masa kini. Jadi sikap dan perilakunya sangat dipengaruhi oleh kekuatan pikiran yang digerakkan oleh kesadaran inderawi.

Dengan demikian tingkah laku indonesia tumbuh dan berkembang dengan jiwa „munafik, segan dan enggan bertanggung jawab, feodal, percaya takhyul, watak yang lemah, tidak hemat dan tidak mau bekerja keras dan sebagainya“ Ciri-ciri tersebut yang terus dikumandangkan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan untuk mempertahankan hidup hari ini adalah kepentingan dunia semata, maka itu tidak heran berkembang apa yang disebut dengan „mistik“.

Sikap dan perilaku manusia Indonesia tersebut beranggapan bahwa dengan pikiran itu mereka akan mampu membendung sifat serakahnya, bukti bagaimana kehancuran dibawah masa orde baru, tidak ada satupun yang mampu mempengaruhi pola kesesatan pikiran manusia Indonesia dan terus berlanjut kedalam orde reformasi, tidak ada keinginan untuk berubah ke jalan yang lurus karena sangat mengagungkan pentingnya menumbuh kembangkan „kesadaran inderawi“ agar mereka bisa hidup terus hidup dalam zaman jahiliyah modern untuk tetap memegang kekuasaan dari penderitaan manusia lainnya. Dan begitu seringkan diperlihatkan azab Tuhan di hadapan mereka, apa yang terjadi bagi pemimpin masa kini, peristiwa itu biasa saja ditanggapinya, tidak sama sekali tersentuh untuk menggugan dengan kedalam berpikir. (more…)

Read Full Post »

PENDAHULUAN

Hiruk pikuk pemimpin partai dan indipenden menjelang Pemilu 2009, disana sini orang sibuk memikirkan bagaimana merebut pemimpin nasional. Yang terpikirkan oleh mereka hanya bagaimana merebut kekuasaan, tapi terbayangkah dalam pikiran mereka bahwa dalam perjalanan hidup mereka seberapa jauh ia telah menanam kebiasaan yang produktif untuk memahami mengenai manusia (siapa, darimana dan kemana). Pernahkah mereka yang mengaku beragama Islam berkeinginan menjadi pemimpin nasional dalam merebut kekuasaan dengan niat ingin mengadakan perubahan pola pikir secara radikal untuk melaksanakan perubahan yang sangat mendasar dalam hidupnya.

Adakah pintu hatinya terbuka untuk memahmi azab Tuhan yang telah diperlihatkan di mata bangsa Indonesia sebagai suatu Negara yang telah di anugerahi sumber kekayaan alam dengan penduduk islam yang mayoritas. Bayangkan kekuatan pikiran dari para pelaku Negara Indonesia tidak pernah berubah, bahkan mereka hanyut dalam dunia yang hina ini akibat hasil pemikiran mereka. Coba bayangkan sejak tahun 1970 sampai saat ini azab yang telah berulang kali menunjukkan kerusakan pola pikir mereka yang sangat mengagungkan hidup semata untuk dunia, membawa dampak daur hidub Negara dan berbangsa berada di jurang penyakit yang sangat kronis dan komplek adanya.

Peran pelaku Negara telah mempengaruhi pola pikir yang mengungkapkan agama adalah perasaan pribadi orang- seorang, tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata karena agama merupakan hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Dengan pola pemikiran tersebut telah mendorong kerusakan keyakinan dan kepercayaan dari tuntunan Ilahi. Perhatikan azab yang ditunjukkan dengan krisis keuangan dunia bagi kehidupan berbangsa dan Negara Indonesia yang dijamah oleh tangan-tangan manusia yang rusak, karena peran pelaku Negara mendorong untuk menyeleweng di bidang akidah (kepercayaan). Jika pengarahan itu sejak awal menuju ke jalan yang rusak, maka pasti rusaklah segala-galanya dan mereka lari dari tanggung jawabnya.

Masih adakah pemimpin masa depan untuk memikirkan umat manusia dibawah bayang-bayang azab Tuhan untuk berkorban dan selalu siap untuk menjalankan jalan lurus sesuai dengan tuntunan Ilahi dalam mendapatkan hidayah Allah.
Bila niat itu terus dikomunikasikan dengan membina rohani dan menempa jiwa, maka disitu akan terbuka mata hati dalam mengobarkan kembali jiwa yang bersemangat agar kita lepas dari pikiran jahiliyah modern, maka terbukalah bahwa hidayah milik Allah yang sangat berharga itu yang tidak dapat dinilai dengan materi apapun di dunia ini.

Oleh karena itu, bila pemimpin Indonesia masa depan selalu ada keinginan mau belajar dari alam dan zaman, maka ia akan berusaha meningkatkan kebiasaan yang produktif (ilmu sebagai informasi, pengetahuan sebagai pengalaman, keinginan sebagai niat) untuk membangun jiwa tanpa topeng kepalsuan, maka hidayah Allah akan diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki.

Jadi perubahan pola pikir sangat mendasar untuk melaksanakan perubahan dengan ikhlas dalam memahmi secara mendalam mengapa azab Tuhan yang diberikan secara beruntun, masih saja pemimpin masa depan tidak mampu meretas jalan dalam menemukan tentang diri sendiri melalui kemampuan untuk menumbuh kembangkan makna manfaat dari hikmah berpikir untuk masa kini dan masa depan.

Mampukah pemimpin masa depan yang juga mengaku sebagai manusia yang memiliki keyakinan dan kepercayaan atas kebesaran Allah Swt untuk merubah kebiasaan dengan pola pikir yang sudah dijajah oleh materialisme dengan mengagungkan kebesaran feodalisme dan kapitalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia dengan merubah kesadaran inderawi menuju ke sadaran rasional dan rohaniah untuk meletakkan landasan yang kuat untuk bangsa ini agar dapat berubah menuju ke jalan yang lurus. Untuk itu diperlukan kesiapan diri melakukan perubahan pola pikir secara radikal agar perubahan itu dapat dituntun dengan kebiasaan yang produktif.

Sejalan dengan ungkapan pikiran diatas, maka dibutuhkan kesedian secara ikhlas agar terdorong keinginan yang kuat dalam mengembangkan kemampuan berpikir secara mendalam. Cobalah renungkan surat dan ayat yang tercantum dalam QS. 38 : 29 “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.

Dari surat diatas, dengan kekuatan pikiran mendorong manusia agar dapat mendalami makna alam dan zaman, maka bila Allah menghendakinya hidayah datang padamu sejalan denan usaha dan doamu kepadaNya. Untuk itu jangan lupa kamu merenungkan lebih lanjut surat dan ayat yang tercantum dalam :

QS. 7 : 205 “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

QS. 19 : 39” Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman.

Dengan mengingat-ingat apa yang terungkap dalam surat dan ayat diatas, maka manusia memanfaatkan kekuatan berpikir baik secara sadar (otak dan hati) maupun tidak sadar yang disebut dengan intuisi artinya menghayati (hati) untuk menuntun manusia menjadikan takut kepada Allah. Oelh karena itu janganlah kamu melakukan ibadah dan aktifitas hidup tanpa disertai rasa takut kepada Allah. Sejalan dengan pikiran tersebut renungkan apa yang tercantum dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 23 : 84-90” (84” Katakanlah: “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” (85” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak ingat?” (86” Katakanlah: “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya `Arsy yang besar?” (87” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” (88” Katakanlah: “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab) -Nya, jika kamu mengetahui?” (89” Mereka akan menjawab: “Kepunyaan Allah.” Katakanlah: “(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu?” (90“ Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

Dengan merenungi surat dan ayat diatas, janganlah manusia Indonesia, khususnya pemimpin masa depan termasuk golongan yang tidak mau memanfaatkan kekuatan pikiran untuk mendalami lebih dalam mengenai alam dan zaman untuk dapat berusaha melakukan peruban pola pikir ummat secara berencana. (more…)

Read Full Post »

PENDAHULUAN

Pandangan “kejahiliyahan” yang beranggapan bahwa teori materialime historis dimana dengan pembangunan ekonomi yang mencetak manusia apabila ekonomi menjadi baik, inilah suatu kesalahan pola pikir “manusia jahiliyah” yang menimbulkan kerusakan di muka bumi dan karena kebodohannya juga ia tidak mengetahui bahwa yang rusak itu sesungguhnya adalah manusia-manuianya dan oleh karena itu manusianya yang perlu diperbaiki. Manusia tidak akan menjadi baik kecuali ia menempuh kehidupan lurus berdasarkan tuntunan ilahi, barulah ia mengenal hakikat dirinya yang berkaitan dengan “manusia siapa, darimana dan kemana”?.

Bertolak dari pemikiran diatas, maka tidak heran paham feodalisme dan kapitalisme mendorong untuk tidak mengenai isi kejiwaan, keterpaduannya dengan kehidupan dan alam, serta tidak mengenal saling hubungannya dengan sesama manusia. Walaupun pentingnya peranan ekonomi, tapi ia tidak lebih sebagian saja dari kehidupan manusia tetapi seluruh kehidupannya dan ekonomi bukan unsur satu-satunya yang dapat mempengaruhi kehidupan. Jadi tidak heran mereka mengumandangkan apa yang disebut “hukum keharusan sejarah” dan “hukum keharusan ekonomi”

Tidak disadari bahwa “pasar modal di Indonesia merupakan aktualisasi jahiliyah abad modern”, itulah kapitalisme yang berkuasa. Atas nama kemajuan dan perdagangan bebas, ia mulai mengangkangi Negara. Dengan dalih pertumbuhan ekonomi, ia mulai menyiasati demokrasi, lalu muncullah makhluk lama dengan baju baru yang kita sebut dengan „neoliberalisme“ yang sekarang dikenal sebagai sarana mengusung satu proyeka besar dunia yang kita sebut „globalisasi“

Sejalan dengan pikiran diatas, maka kebijakan dan lembaga internasional seperti World Bank, IMF dan WTO, praktis mengalami perubahan untuk mendukung paham globalisasi, sehingga negara maju dan sejumlah korporasina untuk memberi tekanan pada negara miskin agar mematuhi doktrin khas neoliberal, yang disebut dengan „liberalisasi, privatisasi, deregulasi“

Dengan membangun „pasar modal di Indonesia“ dimaksudkan 1) mempercpat proses perluasan pengikusertaan masyarakat dalam pemilikan saham perusahaan, 2) pemerataan pendapatan masyarakat, 3) menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpunan dana untuk digunakan secara produktif.
Pemikiran tersebut dibayangkan sejalan dengan materi yang terdapat dalam Pasal 33 ayat (1) UUD 1945. Pelaksanaannya dikeluarkan PP. No. 25 Tahun 1976 tentang Penyertaan modal Negara R.I. untuk pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) „Danareksa“ sebagai bagian kebijakan dalam merekonstruksi sistem bernegara, berbangsa dan bermasyarakat menuju masa depan Indonesia yang lebih baik.

Apa yang terjadi, lahirlah manusia Indonesia yang memiliki jiwa dengan topeng kepalsuan, dimana telah melahirkan pemikiran yang telah tumbuh dan berkembang sebagai manusia dengan sikap dan perilaku yang menerabas yang menunjukkan tanda-tanda kejahiliyahan modern dimana manusia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

Pertama, manusia dengan kejahiliyahan berarti tidak adanya iman yang sesungguhnya kepada Allah, itulah yang ditunjukkan kejahiliyahan timbul dari tidak adanya keyakinan mutlak bahwa Allah adalah Dzat Tunggal yang berhak menentukan hukum.

Kedua, manusia dengan kejahiliyan berarti ia menuruti hawa nafsu berarti tidak berusaha melaksanakan hukum apa yang telah diturunkan oleh Allah.

Ketiga, manusia dengan kejahiliyan mendorong agar manusia tidak beribadah dan taat kepada Allah serta menolak hukum syariatnya, mereka hanya percaya kepada hukum berdasarkan hawa nafsunya.

Keempat, manusia dengan kejahiliyan tidak sejalan dengan fitrah manusia sendiri karena tumbuh dari sikap yang menjauhkan diri dari agama Allah sehingga mengarah pada nafsu syahwat.

Dengan keempat kepribadian tersebut, kita dapat membayangkan apa yang terjadi di „Bursa Efek Indonesia“ sebagai sarana yang menumbuh kembangkan kebiasaan kejahiliyahan modern yang akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara dan itulah yang dikehendaki Amerika Serikat dengan pengikutnya, agar Negara Indonesia tidak boleh bangkit dengan jumlah penduduk ummat Islam yang moyoritas.

Oleh karena itu, tidak heran disana sini tumbuh para pelaku yang mendukung sarana jahiliyah modern untuk menghancurkan bangsa ini dan itu pula yang tidak disadari oleh pemimpin bangsa Indonesia karena mereka tidak bisa berubah dari tingkat kesaradaran inderawinya.

Mampukah bangsa Indonesia keluar dari jahiliyah modern, sangat bergantung kepada keinginan meretas jalan menjadi bangsa yang mampu menemukan jati diri sendiri, oleh karena itu manusia Indonesia harus mmiliki kepercayaan dan keyakinan atas jalan lurus yang harus ditempuhnya. (more…)

Read Full Post »

5. DIMENSI LAPISAN PERUBAHAN

Sebelum melangkah untuk melakukan perubahan dalam usaha menyebenyeberangi kesenjangan sebagai suatu tindakan proaktif dalam menanggapi dampak lingkungan yang bergerak begitu cepat dan perubahan faktor internal dalam kesiapan untuk terus meremajakan suatu oraganisasi kedalam daur yang prima dalam arti organisasi yang fleksibel dan mudah dikontrol, maka diperlukan adanya pemahaman atas lapisan perubahan itu sendiri.

Lapisan perubahan adalah sasaran yang hendak dituju dari cara berpikir lama menuju berpikir baru seperti menyelesaikan masalah menjadi menghindari masalah. Sejalan dengan itu, maka pendekatannya dapat dilihat dari sudut hakekat segera atau sulit diselesaikan artinya dikelompokkan kedalam lapisan budaya, lapisan infrastruktur dan lapisan teknis; dilihat dari sudut intervensi kedalam perubahan artinya dikelompokkan kedalam tingkat korporate, tingkat bisnis unit, tingkat atar kelompok dan tingkat individu; dan dilihat dari sistem dalam pengelolaan organisasi artinya dikelompokkan kedalam sistem teknik, sistem sosial, sistem administrasi dan sistem strategis.

Apapun pendekatan yang dipilih dalam merumuskan rencana perubahan yang berencana dan sistematik pada umumnya dilakukan secara bertahap artinya membutuhkan waktu, oleh karena itu komitmen pimpinan puncak haruslah konsisten dalam melaksanakan rumusan-rumusan yang telah ditetapkan sejalan atas kapabilitas yang baru sebelum ditransfomasikan.

Dalam uraian-uraian selanjutnya akan dibahas berdasarkan pendekatan dilihat dari sudut hakekat segera atau sulitnya tahap-tahap dalam penyelesaian atas perubahan yang ditetapkan.

LAPISAN BUDAYA

Aspek perubahan budaya merupakan lapisan yang paling sulit untuk dilakukan perubahan karena menyangkut sikap dan perilaku manusia, apakah ia sebagai individu dan atau ia berada dalam kelompok.

Perubahan budaya akan menyangkut hal-hal yang terkait atas norma, nilai, wewenang dan ganjar. Kesulitan akan terletak kepada kebiasaan individu yang dalam perjalanan hidupnya sangat mengagungkan konsepsi materialistis, sehingga mereka terjebak dalam memanfaatkan otak dalam berpikir untuk melepaskan diri dari dari kebiasaan kiblat kepada manusia yang akan mendorongkannya untuk bersikap dan berperilaku kedalam pola berpikir yang tidak objektif.

Sebelum kita melangkah untuk merancang dan melaksanakan perubahan, perlu kita ungkapkan sebab-sebab utamanya, mengapa individu berpikir kiblat kepada manusia dan tidak berkiblat kepada prestasi :

1) Kekurangan tindakan berdampak memperkuat yang positip artinya sering kita lupakan bahwa setiap daya upaya yang dilakukan individu dan atau kelompok kurang diakui dan dihargai. Dalam situasi demikian, manusia cenderung untuk mencari pembaharuan untuk mendapatkan penghargaan yang mereka butuhkan.

2) Pengaruh tindakan berdampak membuat yang negatip artinya tindakan dapat berbentuk “prestasi dan atau dalih”. Tindakan dalih merupakan tindakan negatip yang mungkin dapat mengakibatkan pengaruh-pengaruh psikologis dan fisik yang tidak diharapkan.

3) Umpan dari kepuasaan yang meningkat artinya prospek dari kepuasan dapat juga mengakibatkan satu sistem untuk berubah, yang berdampak menjadi ketidak puasan karena ketidak mampuan dalam mewujudkan apa yang dinyatakan.

4) Pencarian satu balance yang lebih baik artinya memukul satu keseimbangan antara realita dengan potensialitas karena manusia selalu mencari dan mencari agar dapat menjadi apa saja yang mereka inginkan.

Bertolak dari pemahaman diatas, maka merancang dan melaksakan perubahan seperti budaya oraganisasi, kekuasaan politik, sistem keyakinan individu, dan sebagainya maka mengatur perubahan dalam pergerakan diperlukan mekanisme-mekanisme yang dapat menyuluh satu cara berbeda untuk memandang berbagai hal kedalam satu cara penyelidikan dan identifikasi untuk mendukung keberhasilan perubahan secara menyeluruh.

BUDAYA ORGANISASI, merupakan salah satu faktor penentu yang membentuk sikap dan perilaku manajemen dan oleh karena itu ia dapat dilihat dari dua sudut, pertama sesuatu yang kurang dapat dilihat karena budaya mencakup nilai, norma, wewenang dan ganjar, khususnya mengenai nilai yang dianut sangat sulit untuk dirumuskan, sedangkan kedua pada tingkat yang lebih terlihat, budaya menggambarkan pola atau gaya perilaku suatu organisasi, yang dapat menjadi pendorong untuk diikuti oleh mereka dalam kelompok. Jadi individu dan kelompok memiliki suatu sistem kebersamaan dalam memandang barang, dalam berkata-kata, dalam me-ngerjakan dan dalam merasakan.

KEKUASAAN POLITIK, merupakan salah satu faktor penentu dalam memainkan peran seorang pemimpin dalam berurusan dengan orang lain. Implementasi dari kekuasaan haruslah sejalan dengan tanggung jawab, wewenang, pengetahuan dan informasi, umpan balik pengakuan, kepercayaan, penghargaan, keberhasilan dan standard-standard profesional untuk mendukung agar kekuasaan politik yang dimiliki secara formal berlandaskan percaya diri dan kearifan.

SISTEM KEYAKINAN PARA INDIVIDU, merupakan faktor penentu yang ditunjukkan dalam bersikap dan berperilaku bahwa dengan suatu keyakinan sebagai model mental yang ditunjukkan olehnya pada setiap bertindak. Dengan keyakinan itu pula ia melaksanakan kerja dengan aturan yang ada sesuai dengan situasi, perlindungan, penting keuntungan jangka pendek, mengakui hak orang lain serta ide-die baru dalam pemecahan.

LAPISAN INFRASTRUKTUR

Aspek perubahan infrastruktur merupakan sesuatu yang mendekati sesuatu yang dapat dipredeksi kebutuhan atas perubahannya karena ia akan mempengaruhi atas pelaksanaan tindakan operasional.

Perubahan infrastruktur yang mempengaruhi sikap dan perilaku indvidu dan kelompok akan sangat menentukan keberhasilan operasional, haruslah sejalan dengan perubahan teknis / phisik yang direncanakan dan oleh karena itu diperlukan seperangkat keterampilan baru, dukungan manajerial, insentip yang cukup, dan umpan balik agar mereka tidak terjebak dengan cara lama yang akan berdampak iklim kerja yang tidak memuaskan.

Perubahan tersebut dapat mencakup perubahan-perubahan atas struktur penghargaan, sistem penilaian dan metoda manajemen.

Pada umumnya suatu organisasi hanya bertolak untuk meningkatkan motivasi berdasarkan pendekatan imbal jasa finasial, sedangkan kita pahami bahwa motivasi merupakan hal yang komplek dalam usaha meningkatkan kinerja.

STRUKTUR PENGHARGAAN, merupakan faktor sebagai bagian yang komplek untuk menggerakkan motivasi agar individu dan kelompok terangsang untuk mengembangkan kreatif dan imajinasi dalam memberikan konstribusi keberhasilan.

Dengan adanya pekerjaan yang menantang dan menarik serta dorongan struktur penghargaan yang jelas dapat menimbulkan peningkatan produktivitas (efisien, efektip dan mutu). Bentuk struktur penghargaan dapat informal dan formal.

SISTEM EVALUASI DAN PENILAIAN, merupakan langkah yang terkait dengan peningkatan perbaikan kinerja yang berkesinambungan bukan suatu kegiatan tahunan, sehingga termasuk kegiatan operasional yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya. Penilaian haruslah dilakukan secara komperhesip artinya dapat dilihat dari pencapaian tujuan dan dari kompetensi.

METODE MANAJEMEN, mencakup hal-hal yang terkait atas aplikasi teknik dan praktek yang dipergunakan untuk mengawasi, mengembangkan dan dukungan kepada individu dan kelompok dalam semua kegiatan yang dilaksanakan sebagai proses dalam menjalankan usaha agar dapat diwujudkan prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

LAPISAN PHISIK DAN TEKNIS

Pada lapisan ini merupakan suatu tingkat yang lebih nyata dan mudah berubah, namun keberhasilan perubahan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam perubahan atas lapisan infrastruktur dan budaya organisasi.

Walaupun sesuatu yang nyata dan mudah untuk dilaksanakan perubahan, namun harus dilihat sesuatunya secara fokus, tanpa menaruh perhatian yang terarah dan mendalam dalam memandang faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mengadaptasi akan berdampak kegagalam dalam melaksanakan perubahan itu sendiri. Usaha untuk memfokuskan dapat kita kelompokkan kedalam struktur proses, struktur teknologi dan struktur organisasi dalam melaksanakan perubahan.

STRUKTUR PROSES, dimaksudkan mengenai apa, bilamana dan bagaimana suatu pekerjaan untuk dilaksanakan. Oleh karena itu akan bergantung atas dukungan yang terkait dengan proses bisnis dan hasilnya itu sendiri serta kebijakan, praktek dan prosedur-prosedur yang ditetapkan. Selanjutnya proses itu dapat dikelompokkan kedalam aliran kerja, aliran informasi dan aliran waktu, yang kesmuanya memperlihatkan saling ketergantungannya satu sama lain.

STRUKTUR TEKNOLOGI, harus dilihat dari sudut penerapan dari pengetahuan-pengetahuan ilimiah atau pengetahuan yang teratur untuk tugas-tugas yang praktis. Akibatnya yang terpenting, paling tidak dari segi ekonomi. Dalam struktur ini terdiri dari komunikasi otomatis, jaringan kerja, sistem komputer yang dipergunakan untuk mendukung struktur proses, termasuk didalamnya data, aplikasi, komunikasi, dan segala sesuatu yang terkait dengan teknologi. Jadi pemanfaatan aplikasi dari teknologi haruslah dilihat dari sisi intergrasi kompeten dari teknologi dengan proses-proses kerja.

STRUKTUR ORGANISASI, harus dipandang sebagai alat untuk menunjukkan siapa yang melaksanakan, mengelola dan bertanggungjawab atas setiap proses bisnis. Jadi organisasi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan struktur pekerjaan, pelaporan dan hubungan kelompok kerja, pertanggungan jawaban, konten pekerjaan dan keterampilan / pengetahuan yang diperlukan. Kesemuanya akan terjadi kesenjangan bila proses dan struktur organisasi keluar dari garis yang telah ditetapkan.

6. MEREMAJAKAN PERUBAHAN

PENDAHULUAN

Meremajakan perubahan merupakan langkah untuk memperbaiki yang bermakna dengan mengubah artinya usaha mencapai kesempurnaan sama dengan sering melakukan perubahan.

Jadi ungkapan diatas sekaligus menunjukkan bahwa tidak ada yang permanen kecuali perubahan itu sendiri. Dengan demikian ungkapan tersebut menjadi daya dorong untuk memanfaatkan pikiran dalam melaksanakan, apa yang disebut dengan perubahan yang berlanjut.

Perubahan yang berlanjut menuntut suatu struktur yang fleksibel dan mudah dikontrol kecuali organisasi berbentuk cerobong karena sifat fungsional dan hierarkisnya akan sangat sulit untuk melakukannya.

Kita menyadari bahwa gelombang perubahan itu selalu ada dan bergerak dengan cepat dan multikomplek, menuntut kita bersikap proaktif dan berperilaku antisipatip untuk dapat menuntun kita berada di garis depan sebagai suatu langkah untuk tetap kita melaksanakan peremajaan perubahan artinya adanya tindakan perubahan yang berlanjut.

UMPAN BALIK

Umpan balik merupakan langkah awal dalam kita mengamati situasi dimana organisasi erat hubungannya dengan pelanggan dan lingkungan pesaingnya, oleh karena itu umpan balik perlu diciptakan suatu iklim dimana peran individu yang terdepan diberi kekuasaan dan wewenang untuk bertindak dalam struktur yang fleksibel dan mudah dikontrol dalam kerangka memuas-kan kepentingan stakeholders, khususnya pelanggan.

Umpan balik dari satu kegiatan perubahan berlanjut haruslah dimulai adanya peningkatan dan atribut individual yang memiliki kemampuan yang beroperasi dalam tim artinya memiliki kemampuan menguasai agar ia mampu memainkan peran sebagai tim dan melaksanakan sesuai dengan metodelogi dalam perubahan yang berlanjut.

Dengan demikian bahwa perbedaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan lapangan menuntut individu dalam kelompok saling belajar dan mengajar karena memiliki kemampuan untuk mendengar orang lain, menghapusan gagasan / ide dan praktek yang tidak dinginkan dan berkerja secara sistimatis.

Dengan penguasaan pengetahuan dari pengalaman diatas, maka umpan balik yang termasuk dalam kerangka kegiatan pemantauan sebagai proses akan memainkan peranan penting dalam tim untuk memberitahukan kebutuhan atas perubahan apa yang akan diinginkan.

PENYESUAIAN

Bertolak dari hasil pemantauan atas umpan balik, maka dibuatlah rencana sebagai langkah penyesuaian berdasarkan kebutuhan perubahan dan berusaha menghindari langkah-langkah hasil kompromi serta mampu melahirkan momentum dan iklim yang postip untuk suatu perubahan.

MEMPERBAHARUI

Bertolak dari rencana penyesuaian, maka dibuatlah langkah pelaksanaan dalam kerangka perubahan yang berkelanjutan sebagai kerangka dari proses perbaikan apa yang dinginkan.

Jadi perubahan bukan terjadi sekali saja, oleh karena itu diperlukan adanya keuletan yang dijanjikan artinya selalu siap akan adanya reaksi dan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan baik dari anggota tim yang merasa tidak puas maupun diluar anggota tim, namun dengan adanya keuletan dan keyakinan atas umpan balik dan penyesuaian yang diketahui apa yang diinginkan, maka perubahan berlanjut akan tumbuh dan tetap utuh sebagai metodelogi perubahan melalui suatu proses dari membuat rencana, melaksanakan, memantau, tingkatkan, sesuaikan atas kebutuhan apa yang diinginkan.

7. LANGKAH-LANGKAH PEMBAHARUAN

LANDASAN BERPIKIR YANG DIMOTORI OLEH CEO

1) CEO meyakini bahwa pembaharuan dengan perubahan berencana merupakan tuntutan dalam memasuki abad 21, sehingga diperlukan perhatian yang serius atas integrasi bisnis dan pengembangan manajemen kedalam tiga unsur yang saling terkait yaitu organisasi, waktu dan materi.

2) CEO meyakini dalam memasuki abad 21, ditandai akan paradigma atas tiga kunci keberhasilan yang disebut dengan antisipasi, inovasi dan keunggulan.

3) CEO meyakini bahwa hanya ada satu interpretasi tentang kebijaksanaan pintu terbuka bagi kepemimpinan manajer, pengikut dan karyawan untuk menumbuh kembangkan kreativitas bisnis (berpikir kreatif dalam berbisnis) untuk meniupkan angin perubahan berarti lawan dari pikiran yang tertutup.

4) CEO meyakini dapat membangun tim kepemimpinan yang positip, memperoleh komitmen untuk mencapai tujuan yang posotip, memperoleh komitmen untuk mencapai tujuan yang posotip, memiliki para pelaksana yang positip, meyakini orang untuk melakukan pekerjaan yang positip, membangun reputasi yang posotip, memperoleh hasil yang positip.

5) CEO meyakini untuk mengelola budaya perusahaan menjadi tanggung jawab bersama walaupun dalam kenyataan adannya keragaman budaya dilingkungan kerja.

6) CEO meyakini bahwa dalam melaksanakan pengembangan sumber daya manusia sebaiknya dimulai dari penilaian strategis terhadap kondisi yang ada:

Perubahan keahlian dan kompetensi apa yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja setiap individu?

Apa kekurangan tertentu dalam kinerja yang perlu mendapatkan perhatian khusus?

Perubahan teknologi, proses produksi dan budaya perusahaan apa ayng sangat tergantung pada pengetahuan baru karyawan?

7) CEO meyakini bahwa masalah yang dihadapai dalam abad ke 21 lebih memfokuskan untuk merangsang lahirnya terobosan cara berpikir melalui integrasi strategi manajegen kedalam strategi perusahaan dalam menghada-pi tantangan masa depan untuk memaksimumkan peluang meraih kesuk-sesan.

LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN

LANGKAH KESATU: MEMBANGUN KOMITMEN

DEFINISI

Komitmen adalah wujud KEBERSAMAAN dalam mengkomu-nikasikan suara hati kepada ORANG lain dalam MEMAHAMI yang berdasarkan INTELEGENSI agar dapat mengatualisasikan secara TASAMUH dengan sikap mental positip untuk bertindak secara ELEKTIS yang berdasarkan kemampuan NALAR yang dalam menghadapi perubahan.

WUJUD KOMITMEN

Komitmen lebih menekankan bukti tindakan bukan kata-kata.

Komitmen menginginkan iklim yang luwes tapi mudah mengontrol dalam memberikan saling hormat menghormati.

Komitmen tidak bisa dipaksakan oleh perusahaan.

Komitmen adannya kemauan pengorbanan pribadi.

Komitmen mengandung pemusatan dalam melakukan pekerjaan

Komitmen mengandung usaha orang untuk berusaha mengem-bangkan inisiatif dan bersedia memberikan pertanggung jawaban.

Komitmen membutuhkan keberanian dan mengandung resiko.

AKTIVITAS PERTAMA

Membangun kelompok kerja tim yang memiliki kompetensi sesuai dengan peran pelaku yang dapat diberikan dalam kerja tim melalui aktivitas:

Menyeleksi dan menetapkan pilihan dalam penerimaan anggota tim.

Menyelaraskan kebutuhan lingkungan kerja.

Membangun suatu kebersamaan dalam komitmen.

Membangun metedologi kolaborasi.

AKTIVITAS KEDUA

Membangun dan mempertahankan kelompok kerja tim yang tangguh dalam merubah pola pikir yang sesuai dengan kebutuh-an perubahan lingkungan:

Menyelesaikan proses pembentukan kelompok tim.

Menyelesaikan rincian tugas, tanggungjawab dan hubungan kolaboratif.

Menjabarkan komitmen menjadi harapan-harapan yang nyata.

Menjabarkan harapan-harapan kedalam tindakan.

LANGKAH KEDUA: MERUMUSKAN VISI DAN PRINSIP-PRINSIP PENUNTUN

DEFINISI

Visi adalah suatu pernyataan yang akan memandu organisasi dalam memberikan perhatian untuk memenuhi kepentingan stakeholder melalui artikulasi citra, nilai dan arah untuk memenuhi harapan masa depan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.

Nilai adalah menyatakan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “suatu modus (cara) perilaku atau keadaan akhir dari ekstensi yang khas lebih dapat disukai secara pribadi atau social dari pada suatu modus perilaku atau keadaan akhir ekstensi yang berlawanan atau kebalikannya”. Nilai mengandung suatu unsure pertimbangan dalam arti nilai mengembangagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik atau diinginkan.

Arahan adalah suatu peryataan-pernyataan dengan misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijaksanaan.

Prinsip-prinsip mengandung arti sebagai suatu azas-azas yang dapat diterima baik oleh organisasi maupun individu sebagai petunjuk atau arahan.

AKTIVITAS PERTAMA

Membangun kapabilitas anggota tim:

Menyamakan persepsi CEO dengan ANGGOTA TIM mengenai pembaha-ruan.

Melatih tim dalam mempergunakan teknik-teknik manajemen.

Menyiapkan rancangan awal pembaharuan oleh TIM.

Membahas dan pengesyahan oleh CEO rencana perubahan menyeluruh.

AKTIVITAS KEDUA

Membangun VISI, CITRA, NILAI, MISI, TUJUAN, SASAR-AN, STRATEGI, KEBIJAKSANAAN:

Mengidentifikasi kompetensi utama organisasi.

Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal

Merumuskan keputusan-keputusan manajemen strategic.

AKTIVITAS KETIGA

Membangun prinsip-prinsip dasar:

Merumuskan proses mekanisme pelayanan.

Merumuskan proses pengelolaan sumber daya manusia dan kolaborasi.

Merumuskan proses pemanfaatan teknologi informasi.

LANGKAH KETIGA: MERANCANG PERUBAHAN

DEFINISI

Merancang perubahan adalah merencanakan perubahan yang akan dilaksanakan secara berencana dan dilaksanakan secara sistematik yang berkaitan dengan dimensi rekayasa bisnis, meliputi apa yang disebut pada PHYSICAL TECHNICAL LAYER (struktur proses, struktur teknologi, struktur organisasi), INFRASTRUCTURE LAYER (struktur reward, system manajemen, metoda manajemen), VALUE LAYER (budaya organisasi, kekuasaan politik, system keyakinan individu).

WUJUD PERUBAHAN

Mengembangkan cara mengadopsi yang sedang berjalan baik.

Menyempurnakan dan melaksanakan praktek yang terbaik.

Menciptakan proses yang baru.

AKTIVITAS PERTAMA

Mengidentivikasi proses-proses bisnis yang sedang berjalan:

Menentukan prosees-proses bisnis yang kritis.

Mengukur proses-proses yang kritis.

Proses performansi dasar.

Identifikasi peluang-peluang dan proses-proses yang akan direkayasa.

AKTIVITAS KEDUA

Membangun lingkup proyek pemetaan proses meliputi aktivitas ayng akan dilakukan, bagaimana aktivitas itu dilakukan, bagaimana aktivitas itu akan dilakukan, bagaimana aliran kerjannya, berapa banyak waktu dihabiskan selama dan antara beragam aktivitas tersebut, bidang-bidang mana dari organisasi yang akan bertanggung jawab atas beragam aktivitas tersebut, bagaimana teknologi informasi akan digunakan.

Pemetaan aktivitas perusahaan.

Pemetaan aktivitas inti yang penting mencakup aktivitas operasional.

Pemetaan aktivitas inti yang utama.

Pemetaan aktivitas proses yang mendasar.

AKTIVITAS KETIGA

Memetakan dan menganalisa proses-proses :

Menggambarkan proses kedalam suatu flowchart.

Menggambarkan proses kedalam flow diagram yang terintegrasi

Menyelesaikan kertas kerja pemetaan proses.

Menyelesaikan analisis hambatan proses.

Menyelesaikan analisis factor budaya.

AKTIVITAS KEEMPAT

Menciptakan proses sesuai dengan tuntutan perubahan dan menguji proses yang dirancang :

Menggambarkan proses-proses ayng ideal secara tertulis.

Membandingkan proses yang ideal dengan proses yang sedang berjalan.

Menilai penyimpangan.

Menyempurnakan proses yang dirancang.

Mendapatkan pengesyahan dari stakeholders

LANGKAH KEEMPAT: MENTRANSFORMASIKAN

DEFINISI
Mentranformasikan adalah kesungguhan untuk melaksanakan perubahan dengan interverensi dengan kemampuan sumberdaya manusia internal dengan tugas yang beresiko dan komplek atas dasar komitmen yang kuat bagi semua pihak yang terkait.

WUJUD TRANSFORMASI

Kedalam kegiatan yang berkaitan dengan ENTERPRISE level

Kedalam kegiatan yang berkaitan dengan OPERATION level

Kedalam kegiatan yang berkaitan dengan BUSINESS level

AKTIVITAS PERTAMA

Membangun suatu struktur yang fleksibel dan mudah dikontrol melalui bentuk yang ramping, lebih datar dan lebih gesit dengan memperhatikan bahwa manusia akan terus belajar, mampu mengambil keputusan senditi dan keandalan:

Merancang organisasi sesuai dengan kebutuhan perubahan.

Mengandakan penilaian secara menyeluruh atas aktivitas organisasi.

Melaksanakan transformasi dengan kesiapan sumberdaya manusia yang siap melaksanakan perubahan.

AKTIVITAS KEDUA

Agar transformasi berjalan lancar untuk dapat mendukung organisasi yang effektif diperlukan penyesuaian atasmetode, system dan prosedur yang effesien dan effektif.

Metode, system dan prosedur baru yang akan diterapkan mampu memotivasi karyawan dalam menjalankan perannya.

Metode, system dan prosedur yang akan diterapkan sejalan dengan teknologi informasi.

AKTIVITAS KETIGA

Agar tranformasi dapat mengimplementasikan proses sesuai dengan yang dirancang untuk mewujudkan tingkat performasi, produktivitas, akuntabili-tas dan kepemimpinan kolaborasi masa depan lebih baik dari masa kini diperlukan pengelolaan perubahan dan kecepatan perubahan.

Mengefektifkan komunikasi CEO dan STAFF.

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang konsisten.

Meningkatkan budaya kreativitas menjadi inovasi dan komit-men untuk berubah.

LANGKAH KELIMA: MEMANTAU PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN

DEFINISI

Memantau perubahan adalah melaksanakan evaluasi apakah pelaksanaan perubahan yang direncanakan telah memenuhi harapan dan terus ditingkatkan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang digerakkan secara terus menerus dalam usaha mencari visi dan misi yang telah digariskan.

AKTIVITAS KESATU

Menyempurnakan proses yang dirancang setelah diimplementasikan.

Menyempurnakan dari hasil kajian.

Menyelaraskan dengan visi dan misi yang digariskan.

AKTIVITAS KEDUA

Perbaikan menyeluruh dalam rangka meraih peluang organisasi

Mengevaluasi diri dalam kesempatann untuk perbaikan.

Evaluasi bertitik tolak peningkatan performansi, produktivitas, akuntabilit-as dan kepemimpinan kolaborasi.

Melaksanakan perbaikan yang meliputi praktek manajemen, effektivitas organisasi dan pemberdayaan sumber daya.

AKTIVITAS KETIGA

Perbaikan rencana jangka panjang sesuai dengan dasar perencanaan dan mentransfer pembelanjaran yang didapat:

Menyelaraskan rencana jangka pendek terhadap jangka panjang.

Menumbuhkan komitmen untuk mentransfer dari hasil pemelajaran kedalam internal organisasi.

Memberikan informasi dari hasil pemelajaran kepada pelanggan, pemasok, mitra bisnis dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Memancing masukan sehubungan denga pertukaran infromasi menuju ke sinergi kesempurnaan operasi yang lebih besar dan keunggulan kompetitip yang lebih baik.

 

Read Full Post »