34. MEMBANGUN SUATU MODEL KEPEMIMPINAN
ABAD 21
Membangun suatu model Kepemimimpian abad 21, dimaksudkan mencari suatu pola yang dapat dipergunakan sebagai acuan bahwa kepemimpinan yang bagaimana dapat memenuhi harapan dalam mengelola masa kini dengan keterampilan menciptakan masa depan dalam menghadapi gelombang ketidakpastian.
Bila dipergunakan suatu pendekatan yang dinamakan “Berpikir”, maka pola kepemimpinan menunjukkan perbedaaan sebelum tahun 1970, memasuki tahun 1980, setelah tahun 1990 dan memasuki tahun 2001 (abad 21). Berpikir pada periodesasi tersebut menunjukkan perbedaan, perbedaan tersebut ditandai oleh adanya :
1) apabila kita menghadapi persoalan diluar kebiasaan;
2) persoalan diluar kebiasaan kita namakan “daya dorong kritis”;
3) daya dorong kritis menjadi penting bila kita kaitkan dengan “waktu”.
Dengan memperhatikan tingkatan dan kualitas permasalahan yang dihadapi membuat perbedaan dalam pola kepemimpinan pada daur hidup suatu organisasi.
Pada dasarnya bahwa permasalahan yang menuntut seorang pemimpin harus berpikir untuk memecahkannya dan dikaitkan periode waktu, maka model kepemimpinan kita kelompokkan menjadi:
1) Model Kepemimpinan Sebelum memasuki tahun 1970:
Masalah normal dengan sifat sering dihadapi dan segera dapat diidentifikasi penyebabnya, yang kita sebut dengan masalah normal biasa, artinya pemecahan dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya internal yang tersedia.
Kepemimpinan dalam masa ini menekankan hal-hal yang berkaitan dengan :
a. Berusaha dalam merasionalisasikan dan mengilimiahkan bagaimana cara kerja yang dilakukan dan bagaimana dari tenaga kerja manusia dimanfaatkan untuk dapat meningkatkan hasil, mutu dan pelayanan;
b. Dengan membaiknya kondisi kehidupan, maka melahirkan apa yang disebut relasi manusia, sehingga perlu menekankan, bagaimana memenuhi kebutuhan sosial manusia dan bagaimana meningkatkan motivasi dan produktivitas organisasi;
c. dengan menekankan untuk mengembangkan sistem informasi yang efektif untuk mendukung usaha mengenai bagaimana mengembangkan rasa tanggung jawab manusia ketingkat yang lebih tinggi; desentralisasi pengambilan
keputusan dan pertumbuhan pemanfaatan komputer serta perluasan daerah geografis.
2) Model Kepemimpinan Memasuki Tahun 1980:
Masalah normal tidak biasa, yang ditunjukkan dengan tidak sering dihadapi dalam daur hidub organisasi dan tidak mudah begitu saja dapat mengidentifikasi situasi menjadi masalah yang egera dapat dipecahkan, walaupun penyelesaian dapat diselesaikan oleh kemampuan internal organisasi.
Oleh karena itu masalah yang dihadapi kepemimpinan lebih menekankan atas:
a.bagaimana kita dapat menggerakkan sumber daya dan energi manusia secara optimal ;
b. dan dalam waktu bersamaan suatu organisasi manusia yang bermutu dan terus tumbuh dapat dipertahankan ;
c. dan dimana kebutuhan pribadi seperti harga diri tumbuh dan berkembang;
d. dan kepuasan batin secara maksimal mungkin dapat dipenuhi.
3) Model Kepemimpinan Setelah Tahun 1990:
Sebelum tahun 1990, masalah yang dihadapi Kepemimpinan yang kita sebut dengan masalah normal (biasa dan tidak biasa), setelah tahun 1990 dimana Pemimpin dihadapi dengan gelombang perubahan yang jauh sebelumnya telah diingatkan oleh para Futurist seperti Alven Toffler, John Naisbitt, Frank Feather dan para ahli Manajemen seperti Peter F. Drucker, Michael E. Porter, Kenichi Ohmae dll, telah menunjukkan adanya masalah tidak normal.
Pemimpin yang menghadapi masalah tidak normal dan sering ditemukan dalam daur hidup organisasi yang kita sebut dengan masalah kompleksitas dengan tingkatan keruwetannya, maka pemecahannya tidak saja berdasarkan kemampuan sumdar internal tetapi juga diperlukan intervensi dari external, maka kepemimpinan mulai meningkatkan arti penting mengenai pencairan alur yang sejalan dengan budaya perusahaan dan penyelarasan untuk mendukung kolaborasi di tempat kerja.
4) Model Kepemimpinan Memasuki Tahun 2001:
Memasuki milenium ketiga, Kepemimpinan akan menghadapi masalah tidak normal pada tingkatan kompleksitas/keruwetan menjadi suatu apa yang disebut dengan “penyakit” yang tidak sering ditemukan dalam daur hidup organisasi, bila tidak menghindarinya (dalam arti tidak terjadi) dalam tindakan akan berubah menjadi tindakan mencegahnya (dalam arti telah terjadi).
Untuk menghindarinya, maka Kepemimpinan perlu menekankan tidak hanya mengenai “wawasan” dan “penyelarasan” tetapi juga “pemberdayaan orang.” Dengan menumbuhkan dan meningkan pemberdayaan diharapkan terjadi perubahan sikap dan perilaku dari keterampilan manajerial “pemecahan masalah” menjadi “menghindari masalah.” atau dengan kata lain Kepemimpinan Abad 21, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dengan penguasaan kompetensi “mengelola masa kini sekaligus menciptakan masa depan.”
Memiliki kompetensi menciptakan masa depan, diperlukan suatu acuan sebagai model Kepemimpinan Abad 21 untuk meletakkan landasar yang kuat dalam perannya untuk mengorganisir kedalam bentuk suatu organisasi yang bergerak cepat, fleksibel dan melakukan perubahan-perubahan secara sistimatis dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan. Untuk kepentingan itu dipergunakan pendekatan tiga demensi peranan kepemimpinan masa depan sbb.
TANTANGAN KEPEMIMPINAN ABAD 21
DALAM MENGIDENTIFIKASI, MERUMUSKAN DAN MEMECAHKAN PENYELESAIAN ATAS
MASALAH NORMAL MASALAH TIDAK NORMAL
MASALAH BIASA MASALAH KOMPLEKSITAS
MASALAH LUAR BIASA MASALAH PENYAKIT
WAWASAN
Wawasan merupakan langkah awal dalam peran pemimpin masa depan dalam menyeimbangkan perencanaan strategik (visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi) dengan pelaksanaan yang sejalan dengan budaya perusahaan (norma, nilai, wewenang dan ganjar), bila diperlukan diadakan penyesuaian dengan tuntutan perubahan lingkungan, yang kesemuanya untuk memenuhi kepentingan kedalam dan kepentingan keluar khususnya para pelanggan.
PENYELARASAN
Penyelarasan merupakan langkah kedua dalam peran pimpinan masa depan dengan mewujudkan kebersamaan dalam tindakan melalui keterikatan dalam sistem (seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas), struktur (cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun) dan proses (rangkaian tindakan, pembuatan atau pengolahan yang menghasilkan produk).
Penyelarasan dalam sistem, struktur dan proses merupakan tonggak untuk membangun komitmen yang diberikan pegawai atas pengorbanan diri sendiri untuk melaksanakan Kepemimpinan Kolaborasi di tempat kerja baru, yang memiliki sifat dinamis dan mudah dikontrol untuk mendukung perubahan-perubahan yang dilakukan secara sistimatis dan berkesinambungan.
PEMBERDAYAAN
Pemberdayaan merupakan langkah ketiga yang sangat penting dan strategis dalam peran pemimpin untuk mempersatukan wujud kepentingan yang seimbang antara kepentingan individu, kelompok dan organisasi sebagai daya dorong untuk memotivasi perubahan sikap melalui pemberdayaan bakat yang tersembunyi, peningkatan kecerdikan emosional dan membangkitkitkan pikiran kreativitas.
Dengan melaksanakan pemberdayaan tersebut diharapkan lahirnya komitmen dari setiap individu yang tidak dipaksakan dari luar melainkan atas dasar pengorbanan dari diri yang bersangkutan untuk berperilaku dalam memenuhi kebutuhan bagi kepentingan stakeholeders, khususnya para pelanggan.
Kemajuan teknologi informasi, memberikan kemudahan-kemudahaan untuk mengumpulkan data, mengelola, menganalisa dan menyimpulkan informasi-informasi yang diutuhkan untuk menilai tingkat keberhasil atau penyimpangan yang terjadi agar perubahan-perubahan dapat dilakukan untuk menyesuaikan dengan tuntutan-tuntutan dari lingkungan yang berubah.
Dengan memperhatikan hl-hal yang kit ungkapkan diatas dapat dapat kita simpulkan sebagai berikut :
Menghadapi situasi ketidakpastian masa depan dalam memasuki milenium ketiga diperlukan pemimpin masa depan yang mampu mengelola masa kini sekaligus menciptakan masa depan. Langkah strategis dalam mewujudkan peluang-peluang masa depan diperlukan suatu strategi yang menempatkan pengintergrasian bisnis dan pengembangan manajemen.
Dalam melaksanakan pengembangan manajemen maka hal yang menyangkut materi, organisasi dan waktu akan menentukan rencana pembaharuan yang berencana untuk
dapat menanggapi atas kecepatan perubahan lingkungan yang dihadapi.
Pengembangan manajemen ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas pemimpin strukural dan fungsional yang berwawasan kepemimpinan kolaborasi dengan sifat-sifat kepemimpinan yang mampu mendukung keterampilan untuk melaksanakan kemampuan mengelola berdasarkan budaya perusahaan yang sejalan dengan mengelola berdasarkan mempengaruhi.
Penekanan peran kepemimpinan dari masa lampau, masakini dan masa depan setelah tahun 2000, menunjukkan perbedaan yang sejalan dengan masalah-masalah yang dihadapi oleh pemimpin, oleh karena itu model kepemimpinan abad 21 harus mampu menjalankan peran dan kemampuan yang meliputi wawasan, penyelarasan dan pemberdayaan.
Peningkatan peran pemberdayaan ini, sangat strategis dan mendapatkan prioritas dalam pengembangan manajemen yang berkelanjutan agar tersedianya kepemimpinan dalam usaha memenuhi kebutuhan yang sejalan dengan pengembangan bisnis.
35. DEMENSI TANTANGAN BISNIS
Tantangan bisnis akan hadir dihadapan pemimpin bisnis selaku pelaku ekonomi yang ditandai dengan adanya situasi-situasi ketidakpastian dalam memasuki tahun 2000 menjelang milenium ketiga. Gelombang ketidakpastian itu memperlihatkan CEO dan COO kedalam tiga kelompok yaitu:
kelompok pertama dimana pemimpin tidak memiliki keterampilan untuk mengarahkan kehidupan perusahaan kemasa depan, pandangannya hanya berorientasi hasil yang dapat dicapai jangka pendek;
kelompok kedua dimana pemimpin berorientasi melipatgandakan hasil masa lalu dalam rencana jangka panjangnya, tetapi ia akan berbenturan ketidak siapannya dalam menghadapi lingkungan yang berubah;
kelompok ketiga dimana pemimpin memiliki keterampilan mengelola masa kini dan sekaligus menciptakan masa depan.
Kelompok ketiga, disebut dengan Kepemimpinan Masa Depan yang memenuhi suatu model Kepemimpinan Abad 21, artinya Pemimpinan yang memiliki Kepemimpinan dengan kepercayaan diri yang bertitik tolak dari sesuatu yang harus dikuasai untuk mampu menyalurkan segala kita ketahui dan segala kita kerjakan sebagai kepemimpinan kolaborasi untuk menanggapi ketidakpastian menjadi ketidakpastian berhasil.
Jadi dengan ketidakpastian masa depan menjadi daya dorong untuk memotivasi setiap orang yang berada disekelilingnya, apakah ia individu, kelompok atu tim formal untuk bersikap disetiap ada tantangan yang besar disitu peluang-peluang yang mungkin dapat diraih bukan kompetisi yang dihadapi. Perubahan sikap itu didukung oleh budaya perusahaan yang kuat karena mereka memiliki kepercayaan diri yang menyakini bahwa :
1) sukses dimasa depan terletak pada keberhasilan melaksanakan pemberdayaan manusia;
2) keberhasilan dalam pemberdayaan terletak pelaksanaan kepemimpinan kolaborasi dimana semua pihak dilibatkan sebagai mitra adanya;
3) kemitraan akan tumbuh, didukung oleh suatu keyakinan atas “orang mendukung apa yang mereka bantu ciptakan, jadi libatkanlah mereka dalam perubahan perencanaan.”
MENGIDENTIFIKASI LINGKUNGAN ORGANISASI
LINGKUNGAN KRITIS
Dimensi lingkungan yang kritis yang dikemukakan dibawah ini, memainkan peranan penting untuk melangkah dalam mewujudkan ketidakpastian menjadi terwujud:
1) LINGKUNGAN PELANGGAN
Pengaruh perubahan penduduk mempengaruhi pelanggan anda dimanapun ia berada ditambah dengan munculnya apa yang disebut dengan prouk “global” dan berdampak
munculnya pasar global, sehingga keinginan, kebutuhan, kebiasaan, perilaku dari para pelanggan menjadi rumit keberadaannya. Bagi anda pelanggan bermakna segala-galanya.
Keberadaan anda karena adanya pelanggan, bila anda berkeinginan untuk tetap sukses masa kini dan masa depan, maka diperlukan organisasi yang selalu peduli atas kedudukan pelanggan.
Sejalan dengan itu, anda harus berusaha untuk menempatkan diri sebagai pelanggan dan berusaha untuk mengamati bagaimana mereka bereaksi terhadap perubahan di dalam dunia mereka. dengan memanfaatkan teknologi informasi, anda akan memahami dan bertindak proaktif dalam menanggapi kepentingan pelanggan. Langkah ini akan mendorong kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai baru bagi pelanggan sebagai strategi produk, bukan melangkah untuk membangun penghalang bagi kompetitor anda.
Kemunculan pasar-pasar kelas menengah baru dikawana negara-negara industri (Amerika utara, Eropa dan Asia-Pasifik) dan Negara-negara yang baru berkembang (Asia, Amereka latin, Eropa timur) merupakan peluang-peluang
yang sangat besar dalam konsumen global, untuk itu perlu ditumbuhkan kebiasaan untuk memahami kebutuhan pelanggan.
Bagaimana memulainya.? Dengan melaksanakan identifikasi seluruh situasi yang dihadapi anda dan mampu merumuskan masalahnya, organisasi bertekad untuk melaksanakan pemecahannya, ini berarti anda harus membuat komitmen yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan kepuasan pelanggan. Komitmen ini haruslah sejalan dengan pemahaman yang besar dan obyektif tentang pelanggan, karyawan dan proses sebagai kunci awal untuk sukses.
2) LINGKUNGAN TEKNOLOGI
Teknologi terus berkembang, pada saatnya teknologi yang sudah usang akan ditinggalkan dan teknologi baru dimanfaatkan, sejalan dengan itu anda akan dihadapkan pertanyaan sehubungan dengan perubahan lingkungan teknologi tersebut dan bagaimana menanggapinya, seperti:
• Bagaimana teknologi tersebut mempengaruhi para pelanggan anda?
• Apakah teknologi tersebut menjadi ancaman bagi organisasi anda?
• Bagaimana anda menentukan teknologi yang cepat usang?
• Kapan teknologi baru akan muncul dan dapat dimanfaatkan?
• Apakah anda ikut terlibat dalam mengendalikan teknologi?
• Bila anda terlibat, berapa lama ia selesai dalam pengembanganya dan anda dapat melangkah apa benar dapat bermanfaat dalam operasi bisnis anda? dan seterusnya.
Dengan pertanyaan tersebut, mampukah organisasi anda dapat menanggapi atas perubahan lingkungan teknologi tersebut untuk menentukan sikap kemana arah dan tujuan dari investasi sumber daya yang akan dilakukan dengan memberikan fokus kualitas pada pelanggan.
3) LINGKUNGAN MANAJEMEN
Rahasia terbesar dari keberhasilan bisnis masa kini dan menciptakan masa depan terletak pada pemilikan sumber daya manusia yang profesional, kreativitas individu yang menunjang inovasi organisasi dan memiliki kemampuan menterjemahkan ketidakpastuan menjadi keberhasilan.
Meraih peluang masa depan merupakan masalah utama bukan menghadapi persaingan, disinilah letak kelakaan kepemipinan abad 21 yang akan dihadapi memasuki milenium ketiga. Lingkungan manajemen juga berubah dengan meningkatnya apa yang disebut dengan “global work.” Jadi persaingan terjadi hanyalah yang terkait dengan memperebutkan opportunity share ketimbang market share. Oleh karena itu kompentensi yang bagaimana yang tersedia dan akan dibangun, disinilah letak tantangan baru lingkungan manajemen dalam merebut apa yang ada untuk mengisi kebutuhan serta melaksanakan pemberdayaannya.
LINGKUNGAN POKOK
Demensi lingkungan pokok dimaksudkan bahwa pemecahan dari dampak yang terjadi, hanya dapat dipecahkan bila dimensi kritis dapat diselesaikan terlebih dahulu, bila tidak anda akan terikat kepada pemecahan masalah yang terus terjadi, tapi anda tidak mampu menghindari masalah.
4) LINGKUNGAN EKONOMI
Kondisi ekonomi nasional dan internasional, moneter, harga, biaya, sumber dana, dinamika pasar global dll, yang kesemuanya merupakan unsur yang dapat mempengaruhi operasi bisnis anda, perilaku pelanggan dan kompetitor, dapatkah anda menilai dampak yang akan terjadi dan seberapa jauh kesiapan anda keluar dari masalah yang dihadapi.
Bila lingkungan kritis dapat ditata dalam lingkungan bisnis yang secara berkelanjutan dapat diantisipasi, maka riak-riak dari lingkungan ekonomi tetap ada, namun organisasi anda selalu siap untuk menghadapinya dan dapat menyelesaikannya dalam sistem yang terorganisir, kecuali dalam keadaan sebaliknya, maka bila terjadi riak-riak dan dapat berubah menjadi gelombang yang besar, disinilah anda akan bangkit dari satu masalah tapi dapat menimbulkan masalah baru lainnya. Jadi jalan keluar hanya dapat dicapai setelah anda dapat lebih dahulu menyelesaikan lingkungan kritis lebih dahulu.
5) LINGKUNGAN HUKUM DAN POLITIK
Negara dengan sistem pemerintahan memainkan peranan untuk mewakili kepentingan rakyatnya baik regional mapun nasional, dimana-mana menunjukkan sedang berubah atau harus berubah, sehingga tidak mengherankan bahwa kekuasaan pemerintah mempengaruhi aturan-aturan berbisnis.
Suatu negara dengan sistem kekuasaan pemerintahan yang kuat dapat saja menimbulkan stabilitas dan ketidakstabilan dimana praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme akan berdampak dalam pengelolaan bisnis pada masa-masa yang tidak menentu.
Perbedaan hukum dari suatu pemerintah regional dengan pemerintah regional lainnya, akan menjadi suatu kenyataan yang dapat memudahkan, tapi dapat juga menjadi hambatan dalam melaksanakan bisnis. Demikian pula dampak tekanan politik baik dari unsur formal maupun tidak formal, yang memiliki komitmen-komitmen tertentu.
6) LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
Sosial budaya sangat mempengaruhi sikap, perilaku masyarakat pada negara yang bersangkutan, sehingga tidak heran akan menunjukkan perbedaan dalam gaya hidup mereka. Bila terjadi perubahan sosial budaya akan berdampak dalam tingkah laku mereka berkonsumsi, sehingga baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pelanggan anda.
Sosial budaya juga mempengaruhi rasa tanggung jawab sosial bagi para pelaku ekonomi dalam menanggapi kepentingan sosial budaya dimanapun kedudukan organisasi anda berada. Bila perubahan lingkungan ini terjadi, maka rasa tanggung jawab pun berubah untuk menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
LINGKUNGAN INSIDENTIL
Lingkungn insidentil seperti halnya dengan lingkungan pokok, dimana perubahan pada lingkungan insidentil dapat diselesaikan bila terjadi masalah setelah masalah pokok terlebih dahulu dipecahkan, sehingga masalah yang dihadapi dapat dihindari kecuali bila keadaan sebaliknya.
7) LINGKUNGAN PHISIK
Pemilihan suatu lokasi tempat kerja, adakalanya mempertimbangkan tersedianya bahan baku, transportasi, dekat dengan tersedianya tenaga kerja, ekosistem dan sumberdaya alan, dekat dengan kemungkinan bila terjadi bencana alam, yang kesemua faktor tersebut dapat mempengaruhi sukses bisnis, termasuk didalamnya jarak jangkauan ke pelanggan.
8) LINGKUNGAN PESAING
Yang perlu mendapatkan perhatian bukan terletak pada penguasaan atas sumber daya dari pelanggan anda, melainkan bagaimana caranya mereka selaku pesaing mengadakan pendekatan dengan pelanggan yang kemungkinan akan terjadi dengan kegiatan bisnis yang dirancang bersama.
Bagaimana anda dapat menilai dan mengelompokkan para pesaing dan ukuran-ukuran apa yang dipakai bahwa pesaing tersebut dapat mengancam operasi bisnis yang sedang dijalankan dan dimasa depan.
9) LINGKUNGAN PERUSAHAAN
Perusahaan yang terlibat dalam bisnis global akan mendapatkan tekanan yang besar atas beban biaya tetap. Bila beban biaya tetap terus meningkat akan berdampak mengganggu kemampuan mereka untuk berkompetisi. Untuk beroperasi dalam bisis global akan selalu diperlukan mitra usaha, disinilah timbulnya biaya tetap yang besar karena ingin tetap membangun dan mempertahankan merek sendiri yang tidak mungkin melepaskan biaya promosi atas produk yang bersangkutan.
Walaupun tersedianya kemungkinan pemanfaatan teknologi informasi dengan memanfaatkan time sharing untuk menekankan biaya tetap menjadi variabel tidak akan mendukung sesuai dengan sistem yang ada inginkan. Usaha lain seperti menekan biaya tetap melalui mendapatkan kontribusi melalui penekanan biaya variabel dari unsur harga pokok tidak dengan sendiri secara proposional dapat meningkatkan laba, begitu pula halnya dengan meningkatkan penjualan akan berdampak adanya usaha-usaha kearah kegiatan global.
Bagaimanapun fokus terhadap biaya tetap dengan merubah menjadi biaya variabel akan tetap berdampak kelemahan perusahaan dalam bersaing.
Secara singkat telah diuraikan dampak lingkungan organisasi yang telah dikelompokkan kedalam lingkungan kritis, pokok dan insidentil sebagai langkah untuk meletakkan pusat perhatian yang berjenjang agar analisis dan diagnosis menjadi fokus oleh tim cross functional.
Dengan kemampuan mengidentifikasi situasi dan merumuskan masalah kritis, pokok dan insidentil maka peran eksekutif, manajer dan supervisi untuk mengaplikasikan wawasan penyelarasan dan pemberdayaan dalam merumuskan pemecahan masalah-masalah yang dihadapi masa kini dan masa depan.
36. STRUKTUR DALAM TANTANGAN BISNIS
STRUKTUR
Cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun ; susunan
MUTU
Sangat sulit untuk merumuskan difinisi tentang mutu, namun untuk landasan berpikir, dibawah ini diungkapkan dari J.M. Juran dalam bukunya Kepemimpinan Mutu (seri manajemen 163) mengemukakan bahwa Mutu adalah kecocokan untuk digunakan. Makna kecocokan digunakan dalam dua arah yang agak berbeda:
Keistimewaan produk yang memenuhi kebutuhan konsumen: Bebas dari defisiensi :
Mutu yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan untuk: Mutu yang lebih tinggi memungkinkan
perusahaan untuk :
• Meningkatkan kepuasan konsumen
• Menjadikan produk terjual
• Menghadapi persaingan
• Meningkatkan pangsa pasar
• Memperoleh pendapatan penjualan
• Menjamin harga premi
• Mengurangi tingkat kesalahan
• Mengurangi kerja ulang,
• pemborosan
• Mengurangi kegagalan hasil
• Menjadi harga jaminan
• Mengurangi ketidakpuasan pelanggan
• Mengurangi pemeriksaan, tes
• Memperpendek waktu penempatan produk baru di pasar
• Meningkatkan hasil, kapasitas
• Memperbaiki prestasi penyerahan
Dampak utama pada penjualan Biasanya, semakin tinggi mutu
semakin mahal
Bertolak dari pengertian diatas, diperlukan suatu landasan yang kuat untuk memberikan makna implementasi mutu yang berfokus pada pelanggan, disinilah merupakan tantangan bagi semua pihak dalam organisasi bagaimana sebaiknya bertindak dan berperilaku.
Bertindak dan berperilaku untuk memenangkan dan memelihara pelanggan masa kini dan masa depan dengan menciptakan suatu organisasi yang sadar akan mutu menjadi tantangan bisnis untuk meraih peluang-peluang masa depan dalam situasi dengan ketidakpastian.
Tantangan bisnis masa depan, seberapa jauh semua anggota organisasi berpikir dalam kebiasaan untuk meningkatkan mutu secara terus menerus sebagai upaya memenangkan, melayani dan memlihara pelanggan, sejalan dengan itu diperlukan prinsip-prinsip dalam tindakan yang meliputi:
1) Pengorbanan dari setiap individu yang datang dari dalam dirinya yang dimotori oleh CEO dan COO untuk bertindak dalam suatu sistem mutu berfokus kepada pelanggan (KOMITMEN)
2) Mengkomunikasikan visi dan misi dengan keseimbangan kepentingan individu, kelompok dan organisasi agar dapat dicapai dengan bertanggung jawab (VISI-MISI- KEPENTINGAN)
3) Mengevaluasi sistem kualitas secara terus menerus berdasarkan umpan balik dari pelanggan, karyawan dan melaksanakan benchmarking (EVALUASI SISTEM)
4) Melaksanakan pemberdayaan manusia terus menerus atas sistem kualitas (PEMBERDAYAAN MANUSIA)
5) Melaksanakan sistem mutu yang berlandaskan kejelasan dalam peningkatan, perencanaan dan pengendalian mutu. (P3-MUTU)
6) Melaksanakan sistem mutu yang berlandaskan kejelasan wewenang dan ganjar yang diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan. (GANJAR)
7) Melaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan atas Manajemen Mutu terpadu (TQM)
8) Menciptakan kemampuan melaksanakan benchmarking internal, kompetitif, fungsional, umum
(BENCHMARKING)
Acuan untuk meraih peluang-peluang masa depan dan mempertahan serta meningkatkan posisi masa kini terletak secara sungguh-sungguh melaksanakan prinsip-prinsip dalam bertindak dan berperilaku atas fokus mutu pada pelanggan.
Struktur mutu dalam tantangan bisnis, tidak ada satupun pesaing yang tidak peduli akan pelaksanaan strategi bersaing dalam industri yang terpragmentasi, yang baru muncul, daur yang memasuki kedewasaan, yang sedang menurun dan global.
Oleh karena itu, tantangan bisnis dalam roda strategi bersaing, akan menempatkan fokus mutu pada pelanggan dalam memandang hal-hal yang berkaitan dengan penjualan, distribusi, pabrikasi, tenaga kerja, pembelian, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pengendalian, lini produk, pasar target dan pemasaran.
Analisis dan diagnosisi dengan kaca mata fokus mutu pada pelanggan merupakan strategi untuk memenangkan kemampuan untuk mengelola masa kini sekaligus menciptakan masa depan yang sukses dalam meraih peluang-peluang dalam suasana bersaing yang sangat kompetitif.
PASAR
Pasar dalam bahasa kamus berarti waktu dan tempat umum guna membeli dan menjual barang dan jasa; suatu tempat atau rangkaian keadaan-keadaan yang mengumpulkan para pembeli dan penjual, baik berhadapan muka satu sama lain, ataupun melalui suatu alat perhubungan; baik secara langsung maupun dengan perantara agen, pedagang perantara dst, untuk melaksanakan pembelian, penjualan, atau pertukaran barang dan jasa.
Atau pasar dalam percakapan mengandung makna orang yang memiliki kesanggupan dan keinginan untuk membeli barang atau jasa. Dalam arti ini kita mengenal apa yang
disebut dengan pasar kualitatif berarti prospek dan profil para pelangganan potensial dan pasar kuantitatif berarti ukuran pasar potensial, pangsa pasar dan poisisi kompetitif sekarang.
Struktur pasar dalam tantangan bisnis akan menyangkut strategi produk atau jasa yang dihadapkan pada pasar. Jadi cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun tentang pasar, maka disinilah kita berhadapan dengan makna pemasaran. Kegiatan pemasaran dapat kita lakukan dilokasi lokal atau global. Dalam memasuki pasar lokal atau global terhadap produk atau jasa yang dihasilkan saat ini atau hasil pengembangan akan sangat ditentukan oleh :
1) “kegiatan pemasaran” yang meliputi keputusan produksi, kepeutusan penentuan harga, keputusan menentukan tempat, keputusan promosi dan riset ;
2) “proses manajemen pemasaran” proses memfokuskan sumber dan tujuan suatu organisasi pada peluang dalam lingkungan;
3) “prinsip-prinsip pemasaran” yang meliputi menciptakan nilai bagi pelanggan, mendapatkan keunggulan kompetitif atau diferensial dan memfokuskan dan memusatkan tujuan, sumber dan dana.
Pemasaran yang mengandung makna dari seluruh pelaksanaan yang perlu untuk memindahkan suatu produk kedalam tangan konsumen, maka terdapat faktor-faktor struktural yang menentukan pengoperasian pada pemasaran kedalam empat tingkatan struktural yang disebut dengan tingkat pertama adalah kegiatan-kegiatan pemasaran ; tingkat kedua adalah apa yang disebut dengan program pemasaran yang terdiri dari subprogram yang terintergrasi ; tingkat ketiga adalah apa yang disebut dengan sistem pemasaran ; tingkat keempat adalah apa yang disebut dengan kebijaksanaan pemasaran.
Dengan keahlian manajerial, maka ia dapat berperan untuk memotong pintas keempat tingkat struktural pada empat proses implementasi yang kita sebut dengan ALOKASI, PENGAWASAN, INTERAKSI dan PENGORGANISASIAN. Struktur pasar dalam tantangan bisnis akan mencakup empat proses implementasi yang disebut diatas dan penataannya dipengaruhi oleh KEGIATAN PEMASARAN itu sendiri ; PROSES MANAJEMEN PEMASARAN yang digariskan dan PRINSIP-PRINSIP PEMASARAN yang menjadi pedoman arahan.
Dalam menanggapi tantangan bisnis masa depan, kiranya perlu diketengahkan pendapat John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox, dibawah ini beberapa cuplikan yang dikemukakannya sebagai berikut :
“Akhir abad kedua puluh mungkin diingat didalam sejarah ilmu pengetahuan ebagai waktu ketika fisika. studi tentang struktur terkecil dalam alam, bergabung kekuatan kekuatan dengan kosmologi, studi tentang alam semesta sebagai suatu keseluruhan.
Fenomena yang serupa terjadi didalam dunia politik dan ekonomi, yaitu paradoks Global. Studi tentang pemain ekonomi terkecil, wirausaha, akan bergabung dengan studi tentang bagaimana ledakan besar ekonomi global bekerja.
Wirausaha juga merupakan pemain paling penting dalam pembangunan ekonomi global. Begitu penting sehingga perusahaan-perusahaan besar mendesentralisasi dan menyusun kembali diri mereka sebagai jaringan wirausaha.
Prinsip dari paradoks global semakin besar ekonomi dunia, semakin kuat para pemain terkecilnya berlaku khususnya dalam bisnis. Perusahaan-perusahaan besar seperti IBM, Philips dan GM harus memecah diri menjadi konfederasi perusahaan-perusahaan kewirausahaan yang kecil dan otonom jika mereka ingin bertahan. “ (cuplikan dari bagian 1)
“Telekomunikasi adalah kekuatan penggerak yang ecara serentak menciptakan ekonomi global yang besar sekali dan menjadikan bagian-bagiannya lebih kecil dan kuat.
Dalam prosesnya, industri telekomunikasi yang mencakup telepon, televisi, komputer dan elektronik konsumen telah berpindah kedalam suatu periode kekacauan yang kreatif.
Pada dasarnya, empat ide besar tengah berjuang untuk terwujud: 1. Pembaharuan teknologi 2. Aliansi strategi 3. Pembentukan jaringan global 4. Telekomputer pribadi untuk semua orang
Di dalam jaringan ekonomi global abad 21, teknologi informasi akan mendorong perubahan sama pastinya seperti manufaktur mendorong perubahan di dalam era industri. (cuplikan dari bagian 2)
“ Sebagai penyumbang bagi ekonomi global, turisme tidak ada tandingannya. Pertimbangankan yang berikut ini :
• Turisme memperkerjakan 204 juta orang diseluruh dunia atau satu dari tiap sembilan pekerja, 10,6 persen dari angkatan kerja global.
• Turisme adalah penyumbang ekonomi terkemuka di dunia, menghasilkan 10,2 persen produk nasional bruto dunia.
• Turisme adalah produsen terkemuka untuk pendapatan pajak $655 miliar.
• Turisme adalah industri terbesar di dunia dalam hal keluar bruto, mendekati $3,4 triwulan.
• Turisme merupakan 10,9 persen dari semua belanja konsumen, 10,7 persen dari semua investasi modal, dan 6,9 persen dari semua belanja pemerintah.”
(cuplikan bagian 3)
“Peraturan baru Tata laku universal untuk abad 21.
Tata laku yang sedang berkembang ini juga sedang dirangkul oleh para politikus sementara politik global menjadi semain digerakkan oleh ekonomi dan bukan kedaulatan.
Ketika tanggung jawab terletak pada individu, maka individu akan mencapai keputusan berdasarkan standar etika yang sama dengan yang mereka gunakan dalam hidup mereka.“ (cuplikan dari bagian 4)
“Untuk keseimbangan dasawarsa ini, profil ekonomi dunia akan tambapk lebih kurang seperti ini :
• Eropa mengalami resesi untuk waktu yang lama.
• Pertumbuhan yang datar hingga sedang di Jepang.
• Pertumbuhan yang sedang hingga kuat di Amerika Serikat.
• Asia mengalami booming, dipimpin oleh cina.
• Pertumbuhan yang mengalami booming di Amerika Latin.“ (cuplikan bagian 6)
Dari cuplikan yang diutarakan diatas, terdapat pasar yang memberikan peluang dimasa depan, hanya persoalannya bagaimana merebut peluang-peluang tersebut.
Cara terbaik untuk dapat memperoleh peluang ialah dengan tidak membiarkan kerutinan dalam manajemen mulai menguasai dirinya. Kerutinan merupakan suatu kebiasaan yang akan mengarahkan kita untuk mencapai hasil yang sudah dibayangkan saja, kerutinan merupakan kebalikan dari cara berpikir para usahawan.
PELANGGAN
Satu pertanyaan yang sederhana seperti “Apakah yang sebenarnya yang dibeli oleh pelanggan, ketika mereka melakukan bisnis dengan kita?” Setiap para pelaku ekonomi harus mampu menangkap makna dibalik pertanyaan tersebut. Sebenarnya mereka membeli apa yang bisa diperbuat oleh barang atau jasa itu terhadap diri mereka. Sebagai gambaran, dibawah ini dilukiskan beberapa harapan pelanggan seperti :
• Jangan jual kepada saya komputer. Juallah kepada saya kenikmatan dan keuntungan dari keajaiban teknologi modern.
• Jangan jual kepada saya tiket pesawat terbang. Juallah kepada saya sesuatu yang membuat saya cepat, selamat dan tepat waktu tiba di tujuan.
• Jangan jual kepada saya ban. Juallah kepada saya rasa bebas dari kecemasan dan biaya per mil yang lebih rendah dalam berkenderaan.
• Jangan jual kepada saya barang. Juallah kepada saya harapan, perasaan, rasa bangga dan kebahagian.
Dapat kita simpulkan bahwa ada jutaan barang atau jasa yang ditawarkan di pasar, tapi yang perlu kita ingat dimana pelanggan hanya mau menukar uang yang diperolehnya dengan bersusah payah, karena dua hal yaitu pertama yang menyangkut rasa senang dan puas dan kedua pemecahan atas masalah.
Jadi dalam menilai pelanggan, kita dihadapkan kepada kemampuan manajerial untuk menanggapi bahwa yang membuat pelanggan membeli dan kembali untuk membeli bukanlah kwalitas pelayanan yang diberikan, tapi kualitas pelayanan yang dipersepsikan oleh pelanggan. Bagi pelanggan apa yang ada dalam persepsinya itulah kenyataan, jadi persepsi pelanggan adalah segala-galanya, oleh karena itu persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan adalah perbedaan antara apa yang mereka peroleh dan apa yang mereka harapkan.
Dengan demikian bahwa struktur pelanggan dalam demensi tantangan bisnis, dapat terungkap melalui atas pertanyaan-pertanyaan dibawah ini sebagai suatu pendekatan seperti :
• Seberapa baiknya kami dalam memenuhi apa yang dijanjikan?
• Seberapa cepatnya kami dalam menanggapi permohonan atas pelayanan?
• Seberapa jauh anda bisa memahami kami?
• Seberapa jauh kami mendengar anda?
• Seberapa jauh kepercayaan anda terhadap produk atau jasa kami?
• Seberapa kerapnya kami melakukan hal-hal yang tepat pada waktunya?
• Seberapa jauh pemahaman kami terhadap anda dan upaya memenuhi kebutuhan khusus atau permintaan anda?
• Secara keseluruhan bagaimana penilaian anda terhadap penampilan fasilitas, produk, komunikasi dan orang-orang kami?
• dan seterusnya dapat diajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar.
Dengan membuat sekumpulan pertanyaan sesuai dengan arah yang hendak ditujukan serta mengadakan tanya-jawab dengan pelanggan serta hasilnya untuk didikusikan, diharapan untuk mendapatkan umpan balik dari para pelanggan, dalam usaha untuk menanggapi persepsi pelanggan, yang harus diikuti dengan langkah-langkah bukan sekedar menarik menjadi pelanggan awal, tetapi yang lebih penting mencari
pemecahan-pemecahan yang berkaitan dengan, bagaimana memenangkan dan memelihara selama-lamanya.
Apa yang diuraikan diatas, maka jelaslah bahwa tantangan bisnis yang dihadapi masa depan bagi setiap kompetitor agar berusaha untuk mewujudkan setiap pelanggan menjadi mitra seumur hidup, melalui kebersamaan dan komitmen semua pihak dalam melayani kepentingan dari pelanggan.
37. SISTEM DALAM TANTANGAN BISNIS
SISTEM
Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas; susunan yang teratur dari pandangan, teori, asas dsb.
TEKNOLOGI
Penerapan sistimatis dari pengetahuan-pengetahuan ilimiah atau pengetahuan yang teratur untuk tugas-tugas yang praktis ; kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta yang bersandarkan proses teknis.
Kemajuan teknologi terus berkembang sehingga perubahan teknologi dapat mendorong kearah persaingan, perubahan struktur dan juga dapat menjadi faktor penyimbang diantara penguasaan teknologi. Teknologi sebagai suatu unsur dari sistem dalam demensi tantangan bisnis dalam memasuki abad 21, sudah dapat diramalakan adanya suatu peningkatan terhadap evolusi teknologi yang berkesinambungan untuk merebut peluang-peluang masa depan.
Evolusi teknologi berkesinambungan telah mendorong pelaksanaan manajmen dalam masyarakat jaringan perlu secara dini diantisipasi dengan perubahan yang cepat atas teknologi informasi. ISTA (internasional society of technology assessment) merumuskan bahwa teknologi informasi adalah pengetahuan dan keterampilan menyeluruh di bidang pengumpulan, pengolahan dan penyebaran informasi dengan tujuan yang telah ditentukan yakni merubah lingkungan manusia (dan secara tak langsung manusianya sendiri).
Seperangkat teknologi-teknologi dimasukkan dalam teknologi informasi dan mencakup: elektronika, telekomunikasi, ilmu organisasi, reprografi, pembuatan programma dsb.
Perusahaan-perusahaan umumnya yang beroperasi dalam bisnis global dan khususnya industri jasa baik yang memanfaatkan perkembangan teknologi itu maupun industri pembuat teknologi itu sendiri dalam menerapkan strategi teknologi dalam demensi tantangan bisnis, harus memiliki kompetensi untuk memilih, mengeksploitasi dan menciptakan antarhubungan teknologi di antara unit-unit usahanya. Dalam usaha pemanfaatan bersama akan dapat menimbulkan beban biaya, yang sifatnya menjadi tetap. Beban ini dapat ditimbulkan karena kebutuhan koordinasi, dapat pula ditimbulkan karena terpaksa untuk berkompromi dan dapat pula ditimbulkan karena kekakuan organisasinya.
INOVATIF
Tantangan bisnis lahir dari hambatan pada inovasi organisasi, yang tidak memberikan iklim organisasi yang dapat menunjang untuk berpikir kreatif dalam berbisnis sebagai langkah awal untuk meniupkan angin perubahan yang membuat bisnis anda mampu meraih peluang-peluang yang ada yang menjadi masalah bukan menghadapi persaingan. Tidak heran ada ungkapan seperti “inovasi tumbuh karena pengorbanan semangat, namun akan mati dengan rutinitas,
peraturan dan birokrasi“, sejalan dengan itu diperlukan “sang inovator membuat semua yang makmur di bawah tatanan lama menjadi musuh dan mendapat sedikit dukungan dari mereka yang akan makmur di bawah yang baru”, inilah suatu kenyataan yang dihadapi pada sistem inovasi dalam demensi tantangan bisnis.
Dengan demikian, bagi suatu organisasi untk menjadi inovatif dan mendapatkan yang terbaik dari pegawainya, perlu mengenali hambatannya dan menghilangkan atau paling tidak meminimumkan pengaruhnya. Pemahaman atas hambatan, perlu mendapatkan perhatian bagi sang inovasi organisasi yaitu:
• Berpikir kreatif dalam berbisnis :
Kreatifitas dan bisnis merupakan aktivitas yang sangat sulit dipertemukan dalam sikap dan perilaku. Kreatifitas dipandang sebagai daya yang tak terkendali, yang secara tak terduga memberikan ilham kepada segelintir orang dan cenderung untuk dilupakan, sedangkan bisnis dijalankan semata-mata dengan mengulangi keberhasilan yang pernah dicapai, karenanya tidak perlu dihalangi.
Oleh karena itu, organisasi perlu menanyakan pengertian mereka tentang kreativitas dan proses kreatif, dan kalau perlu membuat difinisi ulang sehingga mereka dapat menemukan cara untuk menyelesaikannya dengan pekerjaan sehari-hari.
• Standarisasi :
Standarisasi dapat menjadi penghalang utama dari kreativitas dan inovasi, makanya perlu dikendalikan melalui kebijakan yang pasti untuk melaksanakan standarisasi pada bidang yang benar-benar vital sekali. Standarisasi harus dihindari sebagai suatu model gaya hidup dan diterapkan pada bidang yang tidak penting. Standarisasi mungkin saja vital keberadaannya bila dikaitkan dengan hasil akhir, keenam steak golf driver, sama setiap saat, tetapi tidak perlu diterapkan pada keseluruhan proses penyelesaiannya setiap saat. Perlu dipikirkan untuk menyeimbangkan standarisasi dengan inovasi, pastikan bahwa yang anda lakukan saat ini benar tetapi harus selalu mencari cara yang lebih baik untuk melakukannya.
• Spesialisasi :
Perusahaan-perusahaan terpaku pada teknologi tertentu dan sulit mencari jalan keluar sebagai terobosan untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda, maka inovasi teknologi tidak ada tempat dan sering gagal karena sempitnya fokus mereka. Organisasi menghargai dan mempromosikan spesialis yaitu orang-orang yang tahu banyak tentang disiplin ilmu tertentu dan caranya berpikir. Jadi spesialisasi membuat pengetahuan tentang suatu bidang tertentu semakin dalam dan bukannya semakin luas.
Inovasi memerlukan pengetahuan yang luas. Untuk memperolehnya anda perlu berbicara dengan orang lain dari disiplin ilmu yang berbeda, melakukan rotasi pekerjaan, mengelompokkan orang dalam suatu sistem yang baik, dan memotivasi orang terjadinya penyatuan anggota dan pandangan. Hal ini dapat membantu menghindari hambatan dalam spesialisasi. Mengajari mereka dengan proses kreatif dan teknik berpikir kreatif akan membantu membebaskan mereka dan membantu mereka melihat sesuatu secara berbeda dalam menghadapi rintangan yang disebabkan oleh spesialisasi.
• Organisasi :
Organisasi merupakan rintangan yang terberat, siapa pun yang telah bekerja di dalam suatu organisasi akan menempuh jalan buntu untuk menerapkan sesuatu yang baru dalam oranisasi. Organisasi diibaratkan berperan seperti supertanker. Mereka bergerak perlahan-lahan dan ditentukan arah kemana perginya. Memiliki daya gerak yang sangat besar, lambat dan sukar dihentikan. Dimanapun mereka berada, perubahan bagi supertanker tidak akan terjadi tanpa perjuangan, begitu pula halnya dengan organisasi, tidak akan ada perubahan tanpa adanya perjuangan
Bagaimana melompati rintangan dalam mewujudkan inovatif, akan terletak dari peran CEO dan COO YANG TERGERAK
DENGAN ADANYA GELOMBANG REVOLUSI PERUBAHAN untuk bertindak sebagai sang inovator untuk memberikan daya dorong untuk berpikir kreatif dalam bisnis melalui motivasi-motivasi yang terarah agar diperoleh kesepakatan untuk berubah dalam membangun inovasi organisasi dengan membentuk budaya perusahaan yang kuat yang berlandaskan bahwa kreativitas meniupkan angin perubahan yang membuat bisnis dari mengelola masa kini sekaligus menciptakan masa depan.
BELAJAR
Untuk mempertahankan daur hidup perusahaan seperti yang dikatakan oleh Ichak Adizes dalam bukuny Corporate Lifecycles, pada posisi “PRIMA” artinya suatu organisasi yang memiliki fleksibilitas dan mudah dikontrol, maka diperlukan Kepemimpinan yang dapat memahami arti peran dalam era pemberdayaan.
Sistem belajar dalam demensi tantangan bisnis, telah diingatkan oleh Peter Drucker dengan ucapannya “Pemimpin masa lalu adalah seorang yang tahu cara berbicara, sedangkan pemimpin masa depan adalah seorang yang tahu cara bertanya”
Menempatkan daur hidup pada posisi yang PRIMA mengandung makna organisasi memiliki kompetensi untuk meremajakan terus menerus untuk tidak terjebak kearah PENUAAN artinya memiliki kompetensi yang menurun dalam menghadapi masalah. Oleh karena itu dalam menanggapi perubahan lingkungan yang terus berubah dan perubahan itu sendiri mengandung ketidakpastian yang harus dihadapi, maka organisasi yang belajar yang dipimpin oleh orang-orang yang memiliki kapabalitas untuk mengelola masa kini sekaligus menciptakan masa depan, berusaha terus menerus menaruh pusat perhatinnya terhadap aspek-aspek KARYAWAN – ORGANISASI – MODAL – MANAJEMEN – PELANGGAN.
Sejalan dengan itu, Peter M. Senge dalam bukunya The Fifth Discipline – The Art And Practice of The Learning Organization (1990), selanjutnya pemikirannya itu dikembangkan dalam satu kelompok yang terdiri dari Peter M. Senge-Art Kleiner- Charlotte Roberts- Richard B. Ross- Bryan J. Smith, dalam bukunya The Fifth Discipline Fieldbook – Strategies and Tools for Building a Learning Organization (1994), mereka mengungkapkan terdapat lima bagian yang berkaitan dengan suatu organisasi yang belajar berkelanjutan yaitu :
Pertama, SYSTEMS THINKING
Berpikir dengan suatu pendekatan sistem merupakan tingkat yang sangat luas dimana didalamnya akan mencakup metoda, alat-alat dan prinsip-prinsip, yang kesemuanya berorientasi memandang kekuatan-kekuatan yang saling bergantung, dan disebut sebagai bagian dari proses umumnya.
Kedua, PERSONAL MASTERY
Makna “mastery” disini menekankan tidak hanya yang berkaitan dengan kapasitas (kompetensi dan keahlian) untuk menghasilkan yang diinginkan tetapi juga menjadi pedoman sebagai prinsip-prinsip untuk menghasilkannya.
Dalam konsep ini, yang menjadi kunci adalah penekanan pada tiga tingkatan proses yang disebutnya dengan KREATIVITAS, ARTIKULASI VISI INDIVIDU dan MEMILIH UNTUK MEMBUAT KOMITMEN.
Ketiga, MENTAL MODELS
Konsep ini menekankan bahwa organisasi sikap terbentuk dari pengalaman mereka melalui apa yang disebut dengan KOGNITIF (kepercayaan). Mengapa orang percaya atau meyakini karena dari pengalaman yang ia lihat atau yang ia ketahui, akan dapat mempengarui sikap dari keyakinan yang
setiap hari dialaminya akan mempengaruhi keyakinan atau kepercayaan yang sangat mendalam atas sikapnya jangka panjang.
Tentu saja kepercayaan atau keyakinan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat, kadang-kadang kepercayaan atau keyakinan terbentuk justru dikarenakan tidak adanya informasi yang tepat mengenai obyek yang dihadapi, oleh karena itu dalam konsep ini lebih menekankan pada pola pikir tingkat organisasional.
Keempat, SHARED VISION
Kebersamaan dalam pandangan ini mencakup visi, nilai, misi, tujuan. Meskipun membangun “Kebersamaan Visi” sebagai suatu pernyataan cap yang memberikan gambaran yang menyenangkan dan menyejukkan, namu ia merupakan komponen dalam oganisasi yang dapat menjadi pedoman inspirasi terhadap nilai, misi dan tujuan, maka mereka mengungkap sebagai berikut :
VISION : an image of our desired future.
VALUES : how we expect to travel to where we want to go.
MISSION : what the organization is here to do.
GOALS : milestones we expect to reach before too long.
Kelima, TEAM LEARNING
Perlu untuk diingat mereka mengungkapkan bahwa “Team Learning is Not “Team Building” and Souldn’t Be Taken on Lightly. But you can focus immediately on your Organization’s Chief Concerns and Issues.”
Tim pembelajaran merupakan suatu disiplin yang sangat menantang karena ia menginginkan perubahan-perubahan yang mendasar melalui organisasi mengenai intlektulitas, emosional, sosial dan spritual. Dalam pelaksanaannya akan mencakup dua praktek yang disebut dengan dialog dan diskusi.
Dalam praktek kedua kata tersebut disamakan dalam mengimplemntasikannya, sedangkan kedua kata tersebut mengandung konsep yang berbeda. Dialog dicirikan oleh sifat alamiahnya dalam bentuk pemusatan perhatian dan mendengarkan bukan sebagai teknik peningkatan organisasi, merpertinggi komunikasi, membangun konsensus atau pemecahan masalah. Sedangkan diskusi memberikan arti dalam proses yang sebaliknya untuk menekankan mencari alternatip yang terbaik dalam mencari penyelesaian masalah.
Untuk dapat menempatkan posisi organisasi pada daur hidup yang selalu PRIMA maka organisasi terus diremajakan agar tidak memasuki karah daur ketuaan, sehingga diperlukan langkah untuk belajar yang berkesinambungan.
38. PROSES DALAM DEMENSI TANTANGAN BISNIS
PROSES
Proses dalam demensi tantangan bisnis dimaksudkan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan secara konseptual dan sistimatis dalam merealisir visi dan misi yang ditetapkan.
PERUBAHAN
Proses melaksanakan perubahan tidak terlepas dari demensi struktur dan sistem dalam tantangan bisnis yang memberikan arah dalam peningkatan kompetensi organisasi. Dengan peningkatan kompetensi organisasi, diharapkan mampu mengadaptasi perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi.
Jadi dalam melaksanakan perubahan karena dampak yang ditimbulkan oleh keinginan untuk penyesuaian dengan perubahan lingkungan, tetapi juga terjadi dari dampak
tekanan yang ditimbulkan dari aspek internal organisasi itu sendiri.
Perubahan yang dilakukan secara berencana dan berkesinambungan karena kita meyakini adanya suatu nilai sebagai postulat seperti “Tak ada yang permanen kecuali perubahan itu sendiri (nothing is permanent except change) “, makanya dalam melaksanakan perubahan, kita melangkah dengan prinsip “Tak ada yang salah dengan perubahan jika itu mengarah pada yang benar (there is nothing wrong with change if it’s in the right direction).”
Lamgkah-langkah dalam proses melaksanakan perubahan mencakup :
Langkah pertama, MENGIDENTIFIKASI SITUASI
Dalam langkah ini, kegiatan analisis dan diagnosis ditujukan untuk memilah-milah situasi, sehingga sampai pada pengungkapan pentingnya situasi permasalahan untuk merumuskan dalam menyadari perlunya perubahan melalui suatu proses
• identifikasi dan membuat suatu daftar pentingnya situasi
• memilah-milah pentingnya situasi
• menetapkan prioritas
• memilih keterampilan berpikir.
Langkah kedua, MERUMUSKAN MASALAH
Dalam langkah ini untuk menentukan apakah masalah yang dihadapi merupakan masalah normal atau masalah abnormal yang diikuti dengan suatu proses yang meliputi
• merumuskan masalah (kritis, pokok dan insidentil)
• analisa penyebabnya ( What – Where – When – Magnitude)
• identifikasi terhadap kunci yang menentukan yang terkait dengan perbedaan dan perubahan
• mengklarifikasikan atas rumusan yang dibuat.
Langkah ketiga, MEMBUAT KEPUTUSAN
Pada langkah ini merupakan proses untuk membuat keputusan-keputusan yang terkait dengan
• menetapkan potensi pemecahan
• menetapkan maksud tujuan keputusan
• menetapkan kreteria pemilihan rekomendasi
• menetapkan alternatif dalam pemecahan
• menetapkan dampak dan faktor diluar cakupan
Langkah keempat, STRATEGI IMPLEMENTASI
Untuk melaksankan keputusan yang telah ditetapkan, maka strategi implementasi melalui proses yang mencakup
• menilai ulang apakah pemilihan alternatip cukup jelas
• menetapkan sasaran rencana
• menetapkan monitor dan evaluasi
• mengembangkan pencegahan atau tindakan mengamankan bila terjadi penyimpangan yang tidak diketahui sebelumnya
Langkah kelima, MENGEMBANGKAN GAGASAN BARU
Langkah ini merupakan mencari pemecahan yang lebih baik lagi yang belum terungkap sehingga diperlukan kreativitas dalam mewujudkan suatu inovasi melalui proses
• rumuskan sasaran inovasi
• mengembangkan kreteria yang terkait dengan pembatas-pembatas yang dihadapi
• mengembangkan gagasan baru mengembangkan solusi potensial.
KEANEKAAN
Proses keanekaan dalam dimensi tantangan bisnis mengandung makna untuk mengelola masa kini sekaligus menciptakan masa depan, organisasi dihadapkan kemampuan peran pemimpin untuk menangkap situasi tentang iklim kerja karena anda akan merasakan seberapa jauh dapat menghayati dan memaksimumkan manfaat dari keanekaan keberadaan individu dan kelompok dalam organisasi.
Keanekaan individu dan kelompok dalam memberikan kontribusi kreatif dalam mewujudkan inovasi organisasi akan dipengaruhi oleh adanya iklim kerja yang menyejukkan dan harmonis diantara para anggota. Kenyataan kepemimpinan akan dihadapkan fakta terpenting dalam iklim kerja yaitu :
1) Keberadaan iklim kerja atau lingkungan akan selalu ada dalam organisasi, karena bentuknya abstrak, sering orang lupa menyadari keberadaannya, sedangkan eksistensinya tidak pernah berkurang atau sedetikpin.
2) Keberadaan iklim kerja atau lingkungan senantiasa mempengari setiap individu dan kelompok dalam sikap dan perilakunya, hanya saja tingkatan pengaruh yang dihadapi akan berbeda-beda, tapi jelas akan memiliki dampak atas pengaruhnya
3) Setiap pemimpin dalam menjalankan perannya, secara sadar ataupun tak sadar akan selalu mempengaruhi iklim kerja, walaupun bawahan anda akan terlibat untuk
mempengaruhinya namun pengaruh pemimpinan memainkan pengaruh yang sangat dominan.
Ketiga fakta tersebut tidak dapat dilenyapkan dalam ingatan bagi kepemimpinan yang effektif karena ia menyadari bahwa dengan keanekaan yang dilahirkan oleh sikap dan perilaku dapat setiap saat menimbulkan konflik.
Konflik sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa pihak lain telah berbuat untuk mempengaruhi secara negatif dan bila setiap kegiatan yang terus berlangsung maka intraksi berpindah menjadi suatu konflik antar pihak.
Konflik-konflik dapat terjadi, apa yang disebut dengan:
1) Konflik-konflik instrumental, yang dipermasalahkan adalah tujuan-tujuan dan cara-cara di samping penentuan struktur dan prosedur-prosedursupaya dapat memenuhi tujuan-tujuan yang ditetapkan. Pada dasarnya konflik tidak bersifat pribadi dan mengarah kepada beban tugas yang harus dilaksanakan seperti tingkat prioritas yang tidak jelas, salah dalam mnafsirkan, kurang komunikasi dsb. Jadi dalam konflik ini
dimana strategi ditempuh melalui proses analisis, perilaku dalam berunding dan mengambil keputusan, dengan penyelesaian hasilnya dengan pemecahan yang terbaik.
2) Konflik-konflik sosial-emosional, muncul jika identitas sendiri menjadi masalah karena kandungan emosi yang kuat yang sangat terkait dengan citra diri yang dimiliki orang, atau dapat pula terjadi yang bertalian dengan cara bagaimana orang-orang menyelesaikan hubungan-hubungan pribadi. Jadi dalam konflik ini, dimana strategi ditempuh melalui proses saling menghayati, komunikasi terbuka, dengan penyelesaian hasilnya dengan pengertian.
3) Konflik-konflik kepentingan, muncul bertalian dengan penyelamatan atau kekuatan posisi sendiri dengan menuntut bagian yang wajar dari kepentingan yang diperebutkan seperti uang, peralatan, ruang, wewenang. Jadi dalam konflik ini, dimana strtegi ditempuh melalui proses berunding, dengan penyelesaian hasilnya dengan kompromi.
Dari uraian yang dikemukakan diatas, bahawa bagi kepemimpinan yang dapat menghayati makna keanekaan dalam iklim kerja atau lingkungan berarti ia memiliki benih “kearifan”, sebelum ia membuat keputusan untuk menarik
dan memaksimumkan dari keanekaan dengan mencari jawaban kearah kejujuran melalui 1) apakah ini benar ; 2) apakah ini yang menurut saya harus saya lakukan 3) apakah yang saya katakan konsisten dengan apa yang saya lakukan
BERPIKIR
Proses berpikir dalam demensi tantangan bisnis mengandung makna bahwa berpikir yang metodis merupakan kerja dari dua unsur organ didalam diri kita yaitu unsur otak dan unsur hati. Otak alat pikir dan hati alat menghayati.
Jadi berpikir adalah seluruh kisaran proses mental yang sadar. Dalam berkir kita mengenal BERPIKIR BIASA, merujuk kepada membentuk pengetahuan (data) ;
BERPIKIR LOGIS, merujuk kepada kesimpulan yang korek ; BERPIKIR ILIMIAH, merujuk kepada mencapai kebenaran ; BERPIKIR FILSAFATI, merujujuk kepada hakekat kebenaran yang integral dan universal ; BERPIKIR THEOLOGIS, merujuk kepada keesaan tuhan.
Dengan memperhatikan pola berpikir diatas, maka proses berpikir dalam demensi tantangan binis merujuk kepada BERPIKIR SECARA AKURAT, merupakan pekerjaan yang paling berat karenanya sedikit orang menyukainya. Berpikir secara akurat dapat digambarkan sebagai langkah penilaian dan penerapan proses intlektual. Ide-ide dipikirkan dalam imajinasi visi kreatif yang merupakan produk otak bagian kanan, lalu dikaji dan dikembangkan melalui perhatian yang terkendali serta dievaluasi dan diterapkan melalui berpikir secara akurat yang terletak pada otak di bagian kiri. Berpikir secara akurat yaitu berasal dari daya dorong yang ada dalam diri kita masing-masing. Dalam bisnis, kekuatan hiduplah yang membuat anda bekerja, berpikir dan hidup. Jadi visi kreatif mendorong anda membuka diri terhadap kekuatan hidup, disitulah letak imajinasi melahirkan ide-ide yang perlu dirasionalisasikannya, meringkasnya dan mencari formulanya.
Jadi dalam berpikir akurat tidak hanya mampu mengenali yang benar dan mana yang salah, tetapi yang lebih penting lagi ialah mampu mengidentifikasi mana yang relevan, sehingga orang-orang yang kreatif mampu meramalakan dan menghindari kondisi yang dapat menimbulkan masalah.
Akhirnya perlu kita ingat bahwa berpikir mengandung resiko. setiap keputusan mengandung kesempatan untuk berbuat kesalahan, tetapi tidak berbuat apa-apa hampir selalu lebih
Dengan memperhatikan hal-hal yang diungkapkan diatas, maka dapat diimpulkan bahwa :
Tantangan bisnis masa depan terletak dari pemilikan kompetensi organisasi dalam meraih peluang-peluang yang sangat besar dan mengagumkan pada abad 21 baik dalam berpikir lokal maupun global untuk memenuhi kebutuhan produk, jasa dan pengetahuan. Sedangkan masa kini kita dihadapkan pada tantangan yang terkait pada memposisikan daur hidup pada posisi yang PRIMA serta mengidentifikasi kecenderungan arah dari para kompitor.
Mengantispasi isu-isu yang terkait dalam mengelola masa kini sekaligus berusaha menciptakan masa depan, maka tantangan bisnis dihadapan kita dapat dipelajari, dipahami dan diyakini untuk mencari solusi-solusi dalam penyelesaian masalah melalui demensi struktur, sistem dan proses.
Dengan analisis dan diagnosis terhadap lingkungan organisasi, maka dampaknya kita kelompokkan kedalam tiga lingkungan yang disebut lingkungan organisasi yang kritis meliputi PELANGGAN – TEKNOLOGI – MANAJMEN ; lingkungan yang pokok meliputi EKONOMI – SOSIAL & BUDAYA – HUKUM & POLITIK ; lingkungan yang insidentil meliputi PHISIK – PEASING – PERUSAHAAN.
Disatu sisi, berdasarkan analisis dan diagnosisi pada lingkungan organisasi yang dihadapi kita dapat menentukan arah karena PELUANG (opportunities) dan ANCAMAN (threats) sebagai tantangan bisnis yang dihadapi. Disisi lain kita dihadapkan pada internal organisasi yang perlu dianalisis dan diagnosis untuk mengetahui posisi yang berkaitan dengan KEKUATAN (strenghts) dan KELEMAHAN (weaknesses) dari aspek karyawan, modal, organisasi, manajemen dan pelanggan dalam menempatkan pada daur hidup “PRIMA” dalam usaha secara berkesinambungan untuk meremajakan organisasi agar tidak masuk ke posisi awal ketuaan.
Dengan demikian untuk menyingkapi kesiapan memasuki tantangan bisnis masa depan diperlukan sikap antisipasi dari pada reaktif sehingga dalam pengambilan keputusan lebih menekankan untuk menghindari masalah dari pada pemecahan masalah dengan analisis dan diagnosis terhadap demensi STRUKTUR yang mencakup MUTU – PASAR – PELANGGAN.
Leave a comment