Feeds:
Posts
Comments

Archive for December, 2013

 96. KEBIASAAN  PIKIRAN MENJELAJAH SUARA ATR

       DALAM BERTAWAKAL UNTUK BERBAIK SANGKA

       KEPADA ALLAH

 

1.PENDAHULUAN

Tawakal dari kamus bahasa Indonesia berarti berserah kepada kehendak Allah, percaya dengan sepenuh hati kepada Allah. Kata tawakkal adakalanya diungkapkan dalam bentuk tunggal, bentuk jamak, bentuk masa lalu, benuk masa datang an bentuk perintah yang semuanya dapat kita ketemukan dalam Al Qur’an, Seperti yang tercantum dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS.7 : 89“Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami daripadanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki (nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah Pemberi keputusan yang sebaik-baiknya.

 QS. 8 : 49“ (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: “Mereka itu (orang-orang mu’min) ditipu oleh agamanya”. (Allah berfirman): “Barangsiapa yang tawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

QS.10 : 85“Lalu mereka berkata: “Kepada Allah-lah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim,

QS.11 : 56“Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.”

QS. 14 : 12“Mengapa Kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri”.

Allah menyukai orang yang bertawakal kepadaNya QS.3 : 159“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

Bertawakal kepada Allah QS. 9 : 129“Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki `Arsy yang agung”. ; 10 : 85“Lalu mereka berkata: “Kepada Allah-lah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim,

2. BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH

Belajar dari ungkapan yang termuat dalam surat dan ayat diatas, mengingatkan kepada pikiran kita bahwa tawakal merupakan suatu kedudukan yang tata letaknya jatuh kembali kepada Allah (inabah). Dikatakan demikian karena dalam meraih tujuannya seseorang dianjukan untuk bertawakal (berusaha keras dengan penuh kepasrahan kepada Allah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedudukan tawakal sama halnya dengan sarana , sedang kedudukan inabah adalah tujuannya. Oleh karena itu renungkanlah ungkapan seperti „Terimalah dengan ikhlas apa yang tidak mungkin dielakkan. Kalau kita mengetahui bahwa suatu keadaan itu di luar kekuasaan dan kemampuan kita untuk mengobah dan memperbaikinya, berkatalah pada diri sendiri. Memang sudah mustinya begitu tak dapat lain“

Dengan memperhatikan apa-apa yang kita utarakan diatas, maka berbaik sangka kepada Allah Swt. Dan berharap ibarat dua saudara sekandung. Keduanya mensyaratkan seorang hamba berkomitmen taat kepada Allah Swt, yakni senantiasa menunaikan kewajiban serta menjauhi maksiat dan dosa besar. Dengan demikian, berharap merupakan salah satu dari tingkatan amalan hati.

Jalan menuju Allah Swt. ditunjukkan  harapan menjadi unsur penting untuk kita gerakkan dalam pikiran sebagai suatu ketaatan yang baik. Renungkan QS. 2 : 218“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang“

Sejalan dengan kita utarakan diatas, maka harapan dapat berbentuk apa yang disebut dengan : 1) Harapan seseorang yang taat kepada Allah karena mendapatkan cahaya Allah Swt ; 2) Harapan seseorang yang berbuat dosa kemudian bertobat ; 3) Harapan yang terlena dalam kelalaian dan kesalahan.

Pada bentuk yang ketiga diatas, perlu ada daya kemauan yang kuat untuk menjadi keinginan agar tidak terperosok yang berbahaya, apa yang disebut 1) Dia diliputi putus asa berkepanjangan sehingga meninggalkan ibadah ; 2) Dia diliputi ketakutan yang berlebihan melampaui batas kewajaran sehingga membutuhkan keseimbangan antara harapan dan rasa takut.

Bertolak dari pikiran diatas, maka orang yang konsisten dengan harapan pasti akan memetik manfaat seperti yang disebut dengan : 1) Harapan mendorong kesungguhan untuk beramal saleh dan memperbanyak ibadah sunnah ; 2) Harapan membimbing pemliknya menuju Allah wt ; 3) Harapan mengantarkan seseorang hamba ke daun pintu cinta dan memasukkannya ke lorong cinta ; 4) Harapan mengangkat seorang kedalam bersyukur yang menjadi intisari penghambaan ; 5) Harapan menambah makrifat kepada Allah ; 6) Harapan membrikan kesempatan untuk menunggu dan menambakan karunia Allah Swt

Dengan demikian perlu kita renungkan agar kita dapat meningkatkan tingkatan harapan tertinggi dari satu titik ke titik lainya yang kita sebut kedalam tingkatan harapan yaitu : 1) Menuju tempat yang tinggi ini dengan sungguh-sungguh dan menjejakkan kaki di anak tangga perjuangan pertama dalam ibadah dan ketaatan ; 2) Zuhud terhadap apa yang ada pada manuia tetapi tamak dan mengharapkan apa yang ada disisi Allah ; 3) Merasa nikmat dalam beribadah dan melaksanakan ketaatan, seraya melatih hati untuk mengerjakan amalan aleh dengan rasa cinta dan penuh dedikasi ; 4) Bersegera melakukan ketaatan dengan semangat dan sunguh-sungguh sehingga hati dan anggota tubuh menjadi terbiasa beramal saleh tanpa terlambat atau malas.

3. BERTAWAKAL KEPADA ALLAH 

Tawakal merupakan salah satu amalan hati yang agung. Ia merupakan sifat yanh melekat dalam diri hamba yang beriman. Renungkanlah apa yang tertuang dalam QS. 64 : 13“(Dia-lah) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mu’min bertawakal kepada Allah saja“

Penyertaan perintah Allah untuk bertawakal dan penjelasan bahwa Rasulullah Saw. Berada diatas kebenaran yang nyta menunjukkan bahwa berucap, beramal, berkeyakinan dan berniat dengan benar ; 2) Hendaknya dia bertawakal mempercayai Allah.

Renungkan apa yang terungkap dalam QS. 14 : 12“Mengapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan  yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakal itu beserah diri“

Sejalan dengan apa yang kita utarakan diatas, maka sifat tawakal dikaitkan oleh Allah Swt dengan berbagai hal, diantaranya mencakup hal-hal yang terungkap dalam : 1) Maqam ibadah ; 2) Maqam dakwah ; 3) Maqam berhukum

Oleh karena itu, terdapat tingkatan dan maqam tawakal apa yang disebut dengan 1) Mengetahui Allah Swt., kekuasaan-Nya dan semua asma dan sifatnya ; 2) Memperhatikan ebab dan musabab ; 3) Hati kokoh dalam maqam tauhid ; 4) Hati bersandar kepada Allah Swt. dalam segala urusan dan merasa tenang dengan_Nya ; 5) Berprasangka baik kepada Allah Swt, merupakan tingkatan penghambaan tertinggi ; 6) Mengandung makna artinya aku bertawakal dan memohon pertolongan kepada Allah Swt.

Dengan memperhatikan hal-hal yang diungkapkan diatas, maka dalam pikiran menumbuhkan atas pemahaman yang mendalam mengenai faedah tawakal yaitu 1) Rida merupakan faedah tawakal terbesar ; 2) Menghadirkan kecintaan Allah Swt ; 3) Tambah mempercayai Allah Swt. berarti hamba akan semakin yakin bahwa segala yang ada disisi Allah itu baik dan abadi ; 4) Hilang ketrgantungan kepada manusia dan sangat merindukan sesuatu yang ada di isi Allah Swt. ; 5) Tawakal merupakan sebab paling dominan dalam mendatangkan manfaat dan mencegah bahaya ; 6) Memberikan kekuatan, keberanian, keteguhan dan ketegaran di hati dalam menghadapi musuh ; 7) Terpelihara diri dari setan dan biisikannya ; 8) Tawakal merupakan sebab utama memasuki surga dan mendapatkan keridaan Allah Swt. ; 9) Tawakal mengejawantahkan  makna berprasangka baik kepada Allah Swt.

4. PENUTUP

Berbaik sangka kepada Allah juga termasuk berbuat baik itu sendiri. Oleh karena itu seorang hamba bisa melakukan perbuatan dengan baik karena adanya prangka baik terhadap Tuhannya yang akan membalas amal perbuatannya. Hendaknya orang yang berprasangka baik kepada Allah juga berprasangka baik kepada saudaranya seiman.

Prasangka baik merupakan sifat terpuji yang harus menghiasi setiap orang yang mengimani Allah sebagai Tuhan, islam sebagai agama dan Muhammad saw, ebagai nabi dan rasul.

Sejalan dengan pikiran diatas, maka Tawakal kepada Allah Swt., menggabungkan ilmu dan amalan hati. Hedaknya seorang hamba meyakini bahwa Allah Swt adalah penentu dan pengurus segala sesuatu.

 

 

 

 

 

Read Full Post »

95. KEBIASAAN PIKIRAN MENJELAJAH SUARA ATR DALAM MEMAHAMI KEBAHAGIAN TERLETAK DIANTARA SABAR DAN RIDA

1.PENDAHULUAN 

Perjalanan hidup ini penuh dengan sifat yang hanya mementingkan diri sendiri dan tamak menjadi penghalang sebagai tabir antara dia dengan Tuhan. Dan orang yang hanya memikirkan diri sendiri, tak mengalami kebahagian dalam hidupnya. Kalau kita pikirkan keberatan orang lain tentu diperkirakan pula keberatan kita.

Oleh karena itu, ungkapan kata SABAR dan RIDA merupakan dua kata yang mudah diucapkan seperti halnya siapa yang mnyombongkan kepandaiannya berarti ia mengemukakan kebodohannya. Tingginya jatuh seseorang seberapa tinggi yang dipanjatnya. Begitu pula halnya kita bisa dengan mudah mengatakan kepada orang yang tertimpa musibah „Bersabarlah dan terimalah kenyataan ini dengan hati yang lapang“.

Ungkapan diatas, bukanlah sesuatu yang aneh dalam kehidupan ini sehingga hal itu biasa saja kita hadapi, sehingga tidak heran pula yang nampak dari pengalaman menunjukkan bahwa pada saat musibah terjadi, seseorang bisa kehilangan akal dan tidak bisa mengontrol diri sehingga lepas kendali dengan mengekspresikan jiwanya dengan berteriak-teriak. Ia akan tersadar dengan kejadian tersebut bila waktu itu berlalu dan menyadari apa-apa yang terjadi.

Dengan demikian dalam usaha memahami makna kebahagian yang terletak diatara sabar dan rida, berarti ada satu kekuatan yang dapat kita pikirkan bahwa seseorang yang tidak dapat melawan arus, ia seperti perahu yang diam di tepi air yang hening sehingga tidak bisa mundur juga tidak bisa maju. Jadi ungkapan terseut mengingatkan kepada kita bahwa jiwa seorang muslim tidak hanya mampu bersabar sehingga dia bisa mengontrol kata-kata dan gerakan, tetapi juga bisa menerima keadaan dengan hati yang tenang dan khusyuk. Ketika seorang muslim tertimpa musibah, dia akan memuji Allah atas apa yang diambil darinya dan rida dengan apa yang tersisa.

2. SABAR 

Ungkapan kata sabar menjadi kebutuhan dalam hidup, setiap kejadian yang mengganggu pikiran akan berdampak seberapa jauh kita dapat menerima keadaan tersebut.

Oleh karena itu, kuatkan pikiran kita untuk mewujudkan dalam jiwa mengenai sabar, untuk itu renungkan apa-apa yang terungkap dalam Al Quran, seperti yang termuat dalam surat dan ayat dibawah ini :

QS. 2 : 153“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar“ Ungkapan Sabar tersebut dapat kita baca seperti yang termuat dalam surat ayat seperti. ;QS. 2 : 155, 156, 157, 177, 249 ; 3: 17, 120, 125 ; 4 : 19 ; 6 : 34 ; 8 : 65 ; 11 : 11 ; 12 : 90 ; 13 : 22 ; dst.

Sabar dalam mencari ridla Allah QS. 13 : 22“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),-24 ; 76 : 24

Sabar dan beramal shaleh QS. 11 : 11“kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar.

Sabar dan shalat sebagai sarana  mohon pertlongan Allah QS. 2 : 45“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`,, 153

Dengan mendalami makna sabar, maka kita dapat membayangkan kalimat seperti „Nasihat terpenting yng dapat aya berikan kepada anda untuk perjalanan anda adalah ikutilah kebahagian anda“ Jadi „Ikutilah kebahagian anda maka pintu-pintu akan terbuka adalah suatu kebenaran univeral dan leh karenana, tidak mungkin gagal Ikutilah intuisi anda tentang di mana kebahagian anda itu. Kejarlah kecenderungan batin anda dan impian-impian yang belum tercapai.

Dengan memikirkan hal-hal yang tersebut diatas, maka bertambah satu kekuatan pikiran bahwa dengan bersabar kita akan berbeda, ingatlah orang sabar disabarkan Allah, akan berbuah pahala sabar yang menumbuhkan satu kekuatan kedalam iman dan sabar. Jadi ingatlah orang sabar dimuliakan Allah.

Apabila seorang hamba di anugerahi oleh Allah Swt, kesabaran menahan derita dan kesabaran menghadapi bencana, sesungguhnya dia telah diberi anugerah terbaik yang pernah diberikan kepada seorang hamba setelah keimanan kepada Allah.

Dengan kekuatan pikiran dalam ketaatan (dalam hubungan dengan Allah) dan berpikir positip (dalam hubungan dengan manuia) bearti menjadi apa yang disebut „Kenderaan untuk menempuh kesulitan“ dan „Sabar menjalani kefakiran menuju surga“

Dengan mendalami ungkapan diatas, maka renungkan makna sabar yaitu 1) sabar meninggalkan maksat ; 2) sabar menjalankan kwajiban ; 3) sabar menghadapi perkara yang subhat ; 4) sabar menjalani kefakiran ; 5) sabar menahan rasa sakit ; 6) sabar tertimpa musibah ; 7) sabar dianiaya orang lain ; 8) sabar mengekang syahwat ; 9) sabar menahan diri dari perkataan yang tidak berguna ; 10) sabar melaksanakan ibadah-ibadah tambahan.

3. RIDA

Bila kita bandngkan dua kata tersebut dimana ungkapan kata menjadi bermakna, maka kata SABAR setelah mesibah terjadi, sedangkan RIDLA manakala eseorang rela dengan apapun yang akan terjadi sebelum mnimpa.

Renungkanlah ungkapan Ridla seperti yang terungkapkan dalam surat dan ayat dibawah ini :QS. 2 : 265“Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.

QS. 3 : 162“Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.

QS.4 : 108 ; 5 : 3 ; 6 : 52 ; 9 : 59 ; 20 : 84 ; 27 : 19 ; 48 : 18, lebih lanjut silahkan untuk membaca lebih lanjut.

Yang dapat mencapai ridla Allah adalah Takwa QS. 22 : 37“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.“

Mengikuti yang diridhai Allah QS. 3 : 162 „Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahannam? Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.“

Dengan memahmi ungkapan dari suart dan ayat diatas, maka kuatkan pikiran dalam ketaatan dan pikiran positip sehingga kita dapat memetik apa yang disebut „Allah swt menetapkan kebaikan bagi anda menjadi ridlalah“ dengan begitu anda menyadari sepenuhnya sebagai „Petunjuk hati kedalam pasrah“

Yang menjadi masalah kita adalah „Ridlakah anda?“ menerima jika kepedihan menimpa sebagai suatu kehendak dalam „Tuhanku mengujiku“ sehingga makhluk yang paling berdosa besar bila ia tidak dapat menerima sebagai ujian baginya. Sadarlah bahwa „Allah wt memalingkanmu dari keburukan“

4. PENUTUP

Mengetuk dinding jiwa berarti adanya usaha-usaha yang dipikirkan dalam unsur jiwa dengan menggerakkan kesadaran, kecerdasan dan akal dalam menmbuhkan kebersihan ruhani, kelurusan aqidah, kelembutan rasa, kekuatan kata menjadi pendorong untuk mwujudkan makna SABAR dan RIDLA sebagai satu kekuatan jiwa.

Oleh karena itu, bayangkan wujud kebahagian terletak diantara sabar dan ridla kedalam suatu pemikiran bahwa rugi harta benda belumlah disebutkan rugi karena harta bisa di cari. Rugi kebenaran salah artinya dengan separuh kerugian. Tetapi kalu rugi kehormatan, jatuh matahari dan gengsi itulah rugi yang sebenarnya. Apa arti ungkapan diatas bila kita renungkan baik-baik maka Roh yang kotor, bathin yang tiada disinari cahaya ketuhanan adalah sarang dan sumbernya segala kejahatan. Karena kotoran rohani, roh akan merupakan akhlak dan meruntuhkan karekter.

 

 

Read Full Post »