25. KEPEMIMPINAN MENGENALI DIRI DAN HIDUP CERIA
1. PENDAHULUAN
Pertama terbayangkan oleh kami setelah membaca „Identitas dan Siklus hidup manusia“ oleh Erik H. Erikson yang mengungkapkan tentang daur hidup manusia, memberikan inspirasi untuk menuangkan pikiran-pikiran menjadi kepemimpinan mengenali diri dan hidup ceria sebagai pintu merubah kebiasaan pikiran dalam melihat masa depan.
Bersandarkan tulisan diatas, maka kebiasaan pikiran menuntun berbagai perubahan penting yang harus dipikirkan dan seberapa jauh anda dapat menjawab hal-hal yang terkait dengan pertanyaan :
Pertama, bagaimana anda lakukan untuk membuat diri anda sendiri sebagai sebuah entitas dalam dunia ini kedalam langkah aktual, dunia nyata, internal dan eksternal ?
Kedua, bagaimana pola pikir dan pola perasaan yang mempengaruhi anda melihat dan merasakan tentang diri anda sendiri ?
Ketiga, bagaimana sikap dan perilaku anda atas hasil usaha yang telah anda capai memberikan gambaran yang telah membentuk siapa anda jadinya ?
Keempat, bagaimana anda membuat pilihan-pilihan yang telah membawa pada posisi anda saat ini ?
Kelima, bagaimana anda memikirkan untuk membuat pilihan-pilihan baru yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku untuk mencapai tingkat yang lebih produktif ?
Sejalan dengan anda memikirkan untuk mencari jawaban atas pertanyaan diatas, sudah tentu anda mendorong kedalam kebiasaan pikiran anda kedalam suatu kemungkinan pikiran yang terkait dengan untuk merumuskan konsep diri yang menjadi pilihan dalam perjalanan hidup abadi anda.
Dalam usaha untuk memahami lebih mendalam mengenai konsep diri berarti anda memiliki sekumpulan keyakinan, fakta, opini dan prsepsi tentang diri sendiri dengan mana anda menjalani kehidupan, setiap saat dari setiap hari.
Oleh karena itu, konsep diri begitu penting dalam menempuh perjalanan hidup abadi yang di topang oleh kekuatan jiwa yang selalu mampu mengungkapkan kekuatan kebiasaan pikiran yang produktif, maka disitu terletak kemampuan memanfaatkan unsur jiwa berupa kesadaran, kecerdasan dan akal untuk memberikan cahaya kedalam hati yang bersih.
Bertolak dengan kebiasaan kemungkinan pikiran diatas maka berpikir dengan intusi akan mampu mengungkapkan kembali bayangan-bayangan pikiran untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas seperti terurai dibawah ini.
2. JAWABAN ATAS PERTANYAAN PERTAMA
Bagaimana anda lakukan untuk membuat diri anda sendiri sebagai sebuah entitas dalam dunia ini kedalam langkah aktual, dunia nyata, internal dan eksternal ?
Jawabannya terletak atas keyakinan anda kedalam konsep diri itu sendiri, tidak ada keraguan anda dalam meletakkkan kekuatan kedalam kebiasaan diri anda karena konsep diri menggambarkan pengalaman hidup anda.
Oleh karena itu, kebiasaan kemungkinan pikiran kedalam langkah aktual, dan dunia nyata sangat dipengaruhi pemahaman anda atas penguasaan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kedalam unsur jiwa yang digerakkan oleh kekuatan kesadaran, kecerdasan dan akal.
Bermula dari unsur jiwa dalam proses kesadaran akan memberikan gambaran peristiwa-peristiwa sebagai momen yang dapat menentukan jalan pikiran anda, dalam hal ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kesadaran yang menguasai jiwa anda, sekali gus dengan kesadan akan menjawab yang terkait dengan apa yang kita sebut “what to do”
Kesadaran baru bermakna, setelah kita menggerakkan kekuatan kecerdasan yang menuntun pikiran anda kedalam menjawab yang terkait dengan apa yang kita sebut „why to do it“
Kecerdasan baru bermakna, setelah kita menggerakkan kekuatan akal yang menuntun pikiran anda kedalam menjawab yang terkait dengan apa yang kita sebut “how to do it”
Bertolak dengan kekuatan unsur jiwa dalam kesadaran, kecerdasan dan akal, maka setiap orang termasuk anda mempunyai konsep diri yang jelas sebagai rumusan atas pemahaman bahwa konsep diri adalah sekumpulan keyakinan, fakta, opini, dan persepsi tentang diri sendiri dengan mana anda menjalani kehidupan setiap saat dari setiap hari, sejalan dengan bagaimana anda lakukan untuk membuat diri anda sendiri sebagai sebuah entitas dalam dunia ini kedalam langkah aktual, dunia nyata, internal dan eksternal ?
3. JAWABAN ATAS PERTANYAAN KEDUA
Bagaimana pola pikir dan pola perasaan yang mempengaruhi anda melihat dan merasakan tentang diri anda sendiri ?
Pola pikir dan pola perasaan akan sejalan dengan tingkat kedewasaan berpikir sehingga tidak heran bila setiap orang termasuk anda berusaha meningkatkan kedewasaan berpikir rohaniah, sosial, emosional dan intelektual.
Dengan tingkat kedewasaan berpikir, maka anda dapat melihat dan merasakan tentang diri anda sendiri. Sebagai ilustrasi seberapa jauh telah anda dapatkan dari kekuatan kedewasaan rohaniah dari kebiasaan perubahan kesadaran inderawi merupakan tingkat kesadaran yang paling rendah menjadi ketingkat kesadaran yang lebih tinggi dari awal, bila itu terjadi berarti ada kekuatan niat yang menuntun anda untuk melihat tentang diri anda sendiri, dengan pikiran tersebut berati anda telah berusaha meningkatkan kedewasaan berpikir anda kedalam „ketaatan dan berpikir positif“ bila tidak terjadi berati kebiasaan dalam berpikir „maksiat dan berpikir negatif“ akan terus mempengaruhi pikiran anda edalam sikap dan perilaku.
4. JAWABAN ATAS PERTANYAAN KETIGA
Bagaimana sikap dan perilaku anda atas hasil usaha yang telah anda capai memberikan gambaran yang telah membentuk siapa anda jadinya ?
Sejalan dengan jawaban atas pertanyaan pertama dan kedua , maka anda harus memiliki satu kekuatan baru selain what to do dalam kesadaran ; why to do it dalam kecerdasan ; how to do itu dalam akal, maka sikap dan perilaku anda atas hasil usaha yang telah anda capai memberikan gambaran yang telah membentuk siapa anda jadinya, ditentukan kedalam pemahamn anda kedalam apa yang kita sebut dengan “when to do it” berkaitan dengan niat.
Oleh karena itu, kebiasaan yang diungkitkan oleh sikap dan perilaku sangat ditentukan oleh perbuatan itu bergantung pada niatnya, sehingga dengan kedewasaan anda berpikir dapat tumbuh menjadi satu kekuatan bahwa makna niat haruslah ditumbuh kembangkan kedalam kebiasaan yang tulus.
Dengan niat yang tulus akan mampu menuntun sikap dan perilaku kedalam pemahaman yang sejalan dengan kedewasaan berpikir anda kedalam wujud apa yang kita sebut hakikat niat, ikhlas dan kesungguhan.
Jadi gambaran yang telah membentuk siapa anda sebenarnya, menjadi sangat bergantung kepada daya kemauan yang kuat untuk membangun keinginan yang berlandaskan niat anda, oleh karena itu sejalan dengan kemampuan anda secara terus menerus dan berkelanjutan dalam meningkatkan kedewasaan berpikir untuk menuntun usaha-usaha anda dalam mengevaluasi niat, seperti halnya anda membayangkan untuk belajarlah pada matahari, ia tidak peduli beberapa kali harus terbenam untuk terbit kembali. Baginya adalah takdir untuk senantiasa mengabdi dan melayani-Nya.
Sejalan dengan pikiran diatas, maka kebiasaan dalam pikiran untuk berusaha mengevaluasi niat meruapakan kebutuhan yang sejalan dengan tingkat kedewasaan berpikir, dengan demikian anda mampu mendorong kedalam pemikiran menakar ketulusan.
Dengan sikap dan perilaku tersebut akan mampu menuntun dalam kuasa memperbaiki niat dalam amal yang banyak, sehingga mampu anda melihat dengan keadaan diri anda yang bergerak dalam gambaran dalam pikiran ketaatan dan berpikir pistif.
5. JAWABAN ATAS PERTANYAAN KEEMPAT
Bagaimana anda membuat pilihan-pilihan yang telah membawa pada posisi anda saat ini ?
Sejalan dengan jawaban pada titik empat diatas, maka dalam membuat pilihan – pilihan yang telah membawa pada posisi anda saat ini, ditentukan oleh tingkat kedewasaan berpikir memanfaatkan kemampuan menggerakkan KESADRAN artinya dengan kesadaran kita dapat berorientasi meninjau serta merasakan diri sendiri serta menangkap situasi diluar diri kita yang sekalugus menggambarkan tentang menyadarkan tentang apa-apa, Selanjutnya gambaran itu menjadi bermakna melalui KECERDASAN kita dapat menangkap fakta dan informasi untuk mengingatkan masalah kita hadapi atau dengan kata lain seberapa besar resiko yang dihadapinya, tapi laporan itu akan menjadi penting bila kita dapat mencari jawaban untuk menghindarkan atau menumpasnya.
Kecerdasan menjadi bermakna, bila AKAL menunjukkan untuk mencari jalan keluar untuk memenuhi maksud dan tujuan kita. Dengan akal akan mempersoalankan dimana letaknya bahaya, bagaimana ia dapat dihindarinya. Kemudian menunjukkan cara-cara penyelesaiannya disitulah letak pekerjaan akal. Dengan demikian akal adalah potensi rohaniah yang memiliki pelbagai kesanggupan seperti kemampuan berpikir, menyadari, menghayati, mengerti dan memahami sehingga kegiatan akal itu berpusat atau bersumber dari kesanggupan jiwa yang disebut dengan intelengensi. Akal berpusat di otak bawah sadar yang disebut hati.
6. JAWABAN ATAS PERTANYAAN KELIMA
Bagaimana anda memikirkan untuk membuat pilihan-pilihan baru yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku untuk mencapai tingkat yang lebih produktif ?
Dengan memperhatikan jawaban-jawaban atas pertanyaan sebelumnya, maka agar anda menggunakan otak anda dan daya kekuatan yang tersembunyi didalamnya, berusaha untuk mengembangkan dan meuaskan pikiran anda.
Gunakanlah kedewasaan berpikir anda untuk berpikir secara luas dan dinamis sehingga mampu mengembangkan daya ingatan dalam kerangka kita berpikir yang lebih produktif dengan menghayati situasi dibawah ini :
Pertama, senantiasa menyadari bahwa otak tidak mengenal pembatasan dalam penggunaannya ; Kedua, rentangkanlah pemikiran anda dengan mencakup pemikiran orang lain ; Ketiga, kembangkanlah kecakapan anda bagi suatu pengawasan mntal ; Keempat, berikalah tugas yang terus menerus kepada komputer pikiran bawah sadar anda dan mempercayai jawaban yang diberikannya ; Kelima, kembangkanlah kemampuan anda untuk mengingat dan mengembalikan ingatan akan hal-hal yang sudah terjadi.
7. PENUTUP
Apa yang terbayangkan dalam pikiran kepemimpinan dalam kerangka untuk mengenali diri dan hidup ceria dalam perjalanan hidup abadi, oleh karena itu renungkan kembali dalam peta untuk pikiran yang menentukan arah dan peta untuk jiwa yang menentukan sembagai jembatannya.
Bertolak dengan pikiran diatas, maka sebelum melangkah dalam kehidupan dunia, maka jangan tertipu pada yang tampak tidak selalu seperti yang sejatinya, cobalah renungkan seperti ibarat bahwa dunia ini sebagi minum air laut, semakin diminum semakin haus akhirnya mati dalam kehauasan. Oleh karena itu kenali tabiat dunia dengan hatimu dan jiwamu dengan tingkat kesadaran yang lebih tinggi dari kesadaran inderawi yang menyandarkan penglihatan pada nafsu sebagai wilayah kecenderunganmu.
Dengan merenungkan apa yang terpikirkan diatas dalam usaha untuk mengenali diri dan hidup ceria selaku yang memiliki kepemimpinan diri, maka dengan peta pikiran mengungkapkan bahwa kesulitan berubah menjadi kemudahan ; kebahagian berubah menjadi kesedihan ; kekayaan berubah menjadi kemiskinan, itulah gambaran tabiat dasar dunia.
Oleh karena itu menempuh jalan hidup abadi dalam mewujudkan mengenali diri dan hidup ceria, maka ingatlah ungkapan dibawah ini :
“Di dunia lebih mudah membuat kebaikan dari kejahatan. Tetapi manusia lebih condong membuat kejahatan dari kebaikan. Sebabnya nafsu lebih tua umurnya dari akal. Iblis lebih tua umurnya dari manusia. Sedang manusia di kepung oleh empat penjuru musuh kiri hawa, di kanan nafus, di muka dunia, di belakang setan yang menunda ke muka Tubuh dan dan dunia dalam kotoran karena itu perlu pengetahuan dan keimanan serta bersihnya jiwa”
Dengan demikian ingatlah peta untuk pikiran seperti mendalami makna bersyukur, berimanlah, bersikap terbukalah terhadap kasih karunia (arah) dan peta untuk jiwa dalam usaha untuk menuntun pemanfaatan kesadaran, kecerdasan dan akal, serta akhirnya peta untuk otak (organ, tawakal, amanah dan kerja).