Feeds:
Posts
Comments

Archive for December, 2007

1. PENDAHULUAN

Sejalan dengan pikiran yang terkait dengan proses integrasi, maka dalam mewujudkan komitmen anda atas idenfikasi dari hasil pemikiran visi hidup anda masa depan untuk menyatukan pikiran anda dengan identifikasi peluang bisnis.

Pemahaman anda mengenai bisnis dari pengalaman saat ini apakah sebagai pemilik atau sebagai orang yang berperan mengembang binis milik orang lain, maka atas pengalaman itu anda melihat adanya peluang-peluang yang dapat diraih yang sejalan dengan keputusan dalam komitmen anda.

(more…)

Read Full Post »

VISI HIDUP MENJADI ENTREPRENEUR

At Tokyo

1. PENDAHULUAN

Mewujudkan suatu impian menjadi kewiraswastaan kedalam satu kenyataan, dimulai dengan pemahman kita mengenai suatu pendekatan proses dalam pikiran yaitu mengintegrasikan satu gagasan yang menjadi keinginan anda dengan tujuan dalam kegiatan berwiraswasta.
Sejalan dengan pikiran tersebut, maka kita memahami benar makna menjadi seorang berwiraswasta, artinya untuk menjadi seorang yang disebut dengan ” Entrepreneurs” adalah seseorang yang mampu mengaktualisasikan visi merebut peluang masa depan secara profesional (kolaborasi, komitmen, komunikasi) berdasarkan kreatif menjadi inovatif organisasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dengan berpikir antisipatif.

Dengan menggerakkan kekuatan pikiran, maka proses pengintegrasian antara keinginan dalam niat untuk menjadi seorang entrepreneurs yang sukses diperlukan penguasaan pengetahuan dan keterampilan berwiraswasta kedalam bisnis dan pasar yang dinginkan.

(more…)

Read Full Post »

KEUANGAN, SDM

11. KEUANGAN DAN AKUNTANSI BERBASIS KEPENTINGAN STAKEHOLDERS.

Kita hidup dalam zaman yang terus berubah dan tingkat perubahan itu pun terus meningkat, sehingga kita sebut dalam gelombang ketidak pastian pada semua aspek kehidupan ini.

Oleh karena itu diperlukan suatu model keuangan dan akuntansi sebagai alat untuk memfokuskan pada nilai perusahaan, sehingga tiga tiang manajemen keuangan berupa hipotesis efesiensi pasar, biaya oportunitas pasar modal dan jaminan yang diharapkan atas resiko, diperlukan pengelolaannya dengan mempertimbangkan dari sisi kepentingan stakeholders.

Manajemen keuangan beroperasi dalam perusahaan dan bersudut pandang yang lebih luas dengan sikap antisipatif dengan memperhatikan faktor ekstern dan intern yang dihubungkan dengan 1) agar berfungsi, entitas perlu menarik pembiayaan, yang berkisar dari berbagai pinjaman hybrid sampai ekuitas, 2) pembiayaan seperti itu menyediakan alat bagi perusahaan untuk melakukan investasi pada aktiva yang akan digunakan dalam unit bisnis pokok, 3) manajer memanfaatkan aktiva ini untuk memuaskan kebutuhan pasar dengan tetap memiliki pandangan untuk menghasilkan laba, 4) laba tersebut disisihkan baik sebagai distribusi (bunga, pajak, dividen) maupun sebagai laba yang ditahan, 5) laba ditahan secara efektif, melengkapi pembiayaan eksternal dalam ekspansi dana. Dengan kata lain, hanya ada dua sumber dana untuk ekspansi : penahan laba atau pembiayaan eksternal.

Dengan memperhatikan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka pen-dekatan sistem dalam pengelolaan keuangan dan akuntansi sbb.:

Gambar10

Secara singkat pendekatan sistem tersebut dapat dirumuskan sbb. :

KEPENTINGAN STAKEHOLDERS, adalah menggambarkan hubungan suatu perusahaan dengan financial stakeholders, dapat dinyatakan dalam arus kas : jika pembiayaan lebih besar daripada distribusi, perusahaan adalahpenyerap kas bersih ; jika distribusi lebih besar daripada pembiayaan, perusahaan adalah penghasil kas bersih. Demikian pula, hubungan antara perusahaan dengan unit bisnisnya dapat dinyatakan dalam arus kas : unit usaha yang melakukan ekspansi lebih cepat daripada yang dapat dibiayai oleh laba perusa-haan adalah penyerap kas bersih ; sebaliknya jika laba lebih besar daripada ekspansi, perusahaan adalah penghasil kas bersih.

MANAJEMEN KEUANGAN, adalah kerangka konseptual dalam mengelola keuangan yang terkait dengan nilai perusahaan yang bertumpu kepada ketiga keputusan keuangan berupa rasio hutang / kekayaan, struktur pinjaman dan kebijakan dividen akan membentuk basis rencana jangka panjang keuangan. Kesemuanya berkaitan satu sama lain dan membentuk suatu rencana struktur modal perusahaan.

MANAJEMEN AKUNTANSI, adalah kerangka konseptual dalam mengelola dan menyajikan pelaporan dan pengendalian yaitu disatu sisi menyajikan laporan ekstern yamh mencakup pelaporan kepada pemegang saham dan pihak lainnya yang berkepentingan dan disisi lain laporan intern adalah bagian penting pengendalian manajemen.

MENGELOLA INVESTASI, adalah kerangka konseptual dalam mengelola investasi berdasarkan pendekatan ROI ( the return on investment ) concept sebagai kunci perencanaan untuk pertumbuhan menciptakan laba dengan menggunakan komponen rasio dari ROI untuk meningkatkan hasil operasi dan keuangan.

PENGENDALIAN DAN STRUKTUR KEUANGAN :

Dalam suatu ekonomi pasar, maka pengukuran finansial memainkan peran penting, oleh karena itu fungsi kebendaharaan yang mencakup pemupukan modal, manajemen modal kerja serta investasi modal dan fungsi pengendalian yang mencakup pengoperasian sistem pengawasan keuangan yang diarahkan untuk menggambarkan aspek finansial dari semua aktivitas perusahaan yang direncanakan dan yang aktual.

Dengan pemahaman hal yang disebut diatas, maka ROI dipergunakan sebagai suatu pendekatan dalam merumuskan perencanaan untuk pertumbuhan yang menguntungkan sebagai suatu konsep dengan pemahaman atas 1) mempergunakan komponen ratio ROI terhadap peningkatan hasil operasi dan keuangan ; 2) perencanaan laba dan pengembalian investasi ; 3) menetapkan istimasi atas biaya modal ; 4) mengembangkan proses penganggaran permodalan ; 5) teknik analisis dan kebutuhan informasi untuk proposal penanaman.

Dari sisi pengendalian, maka sistem akuntansi yang dirancang akan mengembangkan prosedur-prosedur dengan konsep terpadu atas :
1) laporan dan pertanggungan jawaban ; 2) anggaran dan pengendalian anggaran ; 3) penetapan harga pokok dan penetapan harga intern ; 4) penetapan dan pengendalian kas ; 5) audit intern dengan dua tingkat pengendalian yang disebut dengan pengendalian langsung dan pengendalian tak langsung. Dengan lima pokok persoalan ini dijadikan prinsip-prinsip yang menata perancangan dan pengoperasian sistem pengawasan keuangan dalam organisasi bisnis. Harus disadari bahwa kebutuhan penting tertentu suatu sistem adalah spesifik terhadap jenis bisnis tertentu, oleh karena itu kebutuhan spesifik demikian sangat potensial banyaknya sehingga dalam pemikiran konsep dimaksudkan hanya untuk menyajikan sebagai titik tolak untuk menyajikan prinsip dan pendekatan yang diterapkan terhadap situasi kegiatan usaha yang beraneka ragam.

Sedangkan dari sisi struktur keuangan akan mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan pilihan, jumlah dan ketepatan jenis dana yang diperoleh dari berbagai sumber harus direncanakan dalam kaitannya dengan proyeksi sumber dan penggunaan dana yang menunjukkan baik kebutuhan dana maupun kemampuan mengembalikan biaya dana yang harus dibayar secara tunai dibawah berbagai kondisi bisnis yang mungkin terjadi di masa datang. Sejalan dengan pemikiran tersebut, yang menjadi masalah akan menyangkut hal-hal dengan 1) struktur modal yang akan mencakup merekayasa penggunaan dana seefesien mungkin dengan melaksanakan pembiayaan yang seimbang antara kekayaan dan hutang ; 2) pembiayaan pinjaman sebagai kunci permintaan untuk menganalisis dan pengaruhnya penanaman modal yang akan datang mengenai arus laba dan ruginya ; 3) penawaran hak ekuitas sebagai penawaran saham secara tunai kepada pemegang saham berdasarkan perbandingan yang dimilikinya.

Setiap organisasi perusahaan akan sadar kedalam ruang lingkup bisnisnya, oleh karena itu ia juga tidak dapat melepaskan diri dari peru-bahan lingkungan eksternal yang serba komplek dan cepat berubah, sehingga diperlukan pemahaman atas 1) presensi akuntansi ekster-nal adalah yang berkaitan dengan penyajian / persentasi perkiraan harus mencakup pertimbangan berbagai kategori orang yang akan membacanya ; 2) perolehan dan penggabungan adalah yang berkaitan keuntungan ekonomis potensial ; 3) keuangan internasional adalah yang berkaitan dengan masalah pengumpulan, penggunaan dan perlindungan asset keuangan internasional perusahaan yang tergabungan didalamnya ; 4) perpajakan yang harus dipahami seca-ra mendalam dan pengaruhnya terhadap keuntungan.

PERNYATAAN EFEKTIF DALAM KEPENTINGAN STAKEHOLDERS :

DARI SISI PERTIMBANGAN

” Unggul didalam membuat pertimbangan2 yang tepat.
” Dapat dipercaya untuk memakai pertimbangan2 yang baik.
” Unggul di dalam mengembangkan pandangan2 baru.
” Mengikuti aneka ragam pendekatan di dalam aktivitas dan teknik.
” Mendiagnosa secara efektif situasi2 dan kondisi.
” Mengevaluasi secara sistimatis pilihan demi akibatnya.
” Mempertimbangkan jalur2 alternatip.
” Memperagakan pertimbangan suara hati yang istimewa.
” Melatih pertimbangan atas nama yang lain.

DARI SISI INISIATIP

” Menemukan jalan2 yang baru dan lebih baik untuk melaksanakan pekerjaan secara berkelanjutan.
” Sangat aktip dan ingin tahu untuk mencoba pendekatan2 baru.
” Memperagakan ketangkasan di dalam mengantisipasi dan menghadapi situasi yang tidak diharapkan.
” Menyediakan peluang2 untuk inisiatip.
” Mengumpulkan dan menyediakan data sebelum kebutuhan.
” Merencanakan dan mengorganisir dengan dan tanpa pertolongan.
” Bertindak tanpa keburu2an atau hambatan yang semestinya.
” Mengerjakan hal-hal tanpa diberitahu.
” Mengemban kualitas untuk mengetahui apa2 yang telah dilaku-kan.
” Bertanggung jawab bila instruksi rinci tidak ada.
” Membutuhkan pengawasan yang minim.

DARI SISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

” Mengadakan satu pengawasan pembuatan keputusan yang luas.
” Meramalkan akibat2 dari keputusan.
” Unggul di dalam meramalakan efek2 keputusan.
” Mengkomunikasikan keputusan2 dengan keyakinan.
” Membuktikan satu kemampuan untuk mempengaruhi secara efektif para pembuat keputusan.
” Membuat keputusan2 sehat dibawah paksaan.
” Menghindar keputusan2 yang semberono.
” Memusatkan pada pengembangan2 solusi.
” Unggul mencari solusi2.
” Mengembangkan solusi2 yang baru.
” Unggul di dalam menyarankan solusi2 pilihan.
” Mengembangkan solusi2 yang panjang akal.
” Berjuang meningkatkan ketegasan.
” Mendorong semangat pembuatan keputusan pada tingkat bawah.

12. SUMBER DAYA MANUSIA BERBASIS KOMPETENSI

Pemahaman atas pengelolaan sumber daya manusia dapat didekati melalui pendekatan prinsip sebagai pondasi dasar yang mencakup 1) manusia sebagai aktiva yang sangat berharga ; 2) keputusan strategik ; 3) budaya organisasi ; 4) intergrasi kedalam hubungan antar individu, kelompok dan organisasi.

Pendekatan manusia sebagai aktiva yang sangat berharga sudah disadari sebelum memasuki abad 21. Oleh karena itu dalam masa kini dan masa depan telah ditunjukkan bahwa manusia adalah modal intelektual yang sangat berharga, sehingga diperlukan kemampuan dan keterampilan mengelolanya berbasiskan pengetahuan.

Pendekatan keputusan strategik menunjukkan adanya kejelasan yang berkaitan dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijaksanaan dalam mengelola sumber daya manusia sebagai rencana jangka panjang dan pendek.

Pendekatan budaya organisasi menunjukkan adanya kejelasan yang berkaitan dengan nilai, norma, wewenang dan ganjar dalam menuntun setiap individu dalam bersikap dan berperilaku.

Pendekatan intergrasi dalam hubungan menunjukkan hubungan yang harmonis dalam berkomunikasi untuk masing-masing individu agar setiap peran, tugas, fungsi dan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan harapan bagi semua pihak yang mempunyai kepentingan atasnya.

Dengan memperhatikan pendekatan yang dikemukakan diatas, maka penerapan manajemen sumber daya manusia dapat dirumuskan kedalam pendekatan sistem berbasiskan kompetensi untuk menggariskan segala sesuatu yang terkait dengan organisasi, proses, manusia dan teknologi.

Jadi penerapan sumber daya manusia dengan pendekatan sistem dapat digambarkan dan dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

Gambar11

KOMPETENSI, adalah suatu pendekatan sistem kedalam pengembangan sumber daya yang berbasis kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap & perilaku kedalam platform yang sejalan terhadap pengembangan organisasi, proses, manusia dan teknologi.

BUDAYA ORGANISASI, adalah suatu pendekatan sistem kedalam interaksi perliku kedalam organisasi secara terpola dalam nilai, norma, wenang dan ganjar menghadapi lingkungan pemasok, pelanggan, masyarakat, pemerintah, teknologi dan ekonomi.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA, adalah suatu pendekatan sistem dalam usaha meningkatkan konstribusi produktif dari manusia terhadap organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang berkaitan dengan kemasyarakatan, keorganisasian, fungsional, individu dan kelompok.

PERILAKU ORGANISASI, adalah suatu pendekatan sistem dalam peneterapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak di dalam organisasi, sehingga 1) orang-orang membentuk sistem sosial intern organisasi ; 2) struktur menentukan hubungan secara formal orang-orang dalam organisasi ; 3) teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang untuk bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi tugas yang mereka lakukan ; 4) semua orga-nisasi beroperasi di dalam lingkungan luar.

KEPUTUSAN STRATEGIK TENTANG SDM :

Peningkatan nilai perusahaan lebih banyak ditentukan oleh pengembangan sumber daya manusia, oleh karena itu manusia dikatakan sebagai aktiva yang sangat berharga yang didalamnya tersembunyi apa yang disebut dengan modal intelektual.

Bertolak dari pemikiran tersebut diatas, maka keputusan strategik tentang sumber daya manusia dapat dirumuskan sebagai berikut :

VISI SUMBER DAYA MANUSIA adalah membangun CITRA manusia yang berkompetensi dengan memiliki BUDAYA yang bersikap antisipatif dan berperilaku proaktif yang didukung oleh ARAH peningkatan kreativitas individu dan kelompok dalam mewujudkan TUJUAN organisasi yang memiliki kemampuan berinovasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan nilai tambah.

MISI SUMBER DAYA MANUSIA adalah mengembangkan dan membina manusia berbasis kompetensi yang mampu memenuhi kebutuhan sebagai aktiva yang sangat berharga dalam organisasi yang siap berperan menghadapi tantangan dalam meraih peluang-peluang masa depan yang penuh dengan ketidak pastian.

Jadi pernyataan VISI menggambarkan citra ideal sebagai tempat yang dituju atau perjalanan yang hendak dilaksanakan, sedangkan pernyataan MISI adalah sarana untuk mengadakan perjalanan yang
akan dipergunakan bagaimana menjalankan usaha yang hendak ditempuh. Sejalan dengan visi dan misi tersebut dirumuskanlah TUJUAN-TUJUAN yang hendak dicapai secara kualitatip dan selanjutnya dituangkan kedalam SASARAN-SASARAN yang hendak di capai secara kuantitatip untuk jangka panjang (lima tahun) sesuai dengan lingkup usaha yang hendak dilaksanakan.

Untuk merealisasikan visi, misi, tujuan dan sasaran sesuai dengan lingkup usaha yang ditempuh, maka dirumuskan STRATEGI sebagai suatu pendekatan untuk merealisasikannya.

Pelaksanaan operasionalnya dituangkan kedalam rumusan dengan menetapkan seperangkat KEBIJAKSANAAN untuk mengelola sumber daya manusia. Kebijaksanaan yang dirumuskan itu akan mencakup proses dalam pengembangan dan pembinaan pemgelolaan SDM yang meliputi : 1) perencanaan SDM, 2) iklim organisasi, 3) sistem imbal jasa dan penghargaan, 4) rekrutasi, seleksi dan penempatan, 5) pengembangan karir, 6) manajemen kinerja.

Keenam proses tersebut yang dituangkan kedalam seperangkat kebi-jaksanaan yang harus ditunjang tersedianya HRMIS dengan prinsip-prinsip kunci perancangan yang mencakup 1) competency based, 2) learning organization, 3) performance management, 4) continous improvement, 5) customer driver.

Bertitik tolak dari pemikiran yang dikemukakan diatas, maka dalam usaha untuk menjembatani kesenjangan dari cara lama menuju ke cara baru, maka diperlukan satu cara berubah perilaku organisasi.

Model perilaku organisasi cara lama bertitik tolak dari konsep stabilitas dan sentralistis, sehingga setiap perubahan yang dilakukan hanya untuk mempertahankan status quo. Sebaliknya model perilaku organisasi cara baru bertolak dari konsep fleksibilitas dan mudah dikontrol , sehingga perubahan yang direncanakan sesuai dengan tunttan perubahan lingkungan itu sendiri. Dalam kondisi yang demikian maka diharapkan kreativitas individu dan kelompok dapat tumbuh dan berkembang yang dapat mendorong inovasi organisasi sebagai suatu langkah melaksanakan perubahan yang berencana dan berkesinambungan.

Perilaku organisasi cara lama : Perilaku organisasi cara baru :

1. Logis …………………………. 1. Imajinatif
2. Rasional ……………………… 2. Spekulatif
3. Analitis ………………………. 3. Konseptual
4. Teknis ……………………….. 4. Interpersonal
5. Ketakutan ……………………. 5. Impulsif
6. Tahu …………………………. 6. Belajar
7. Kepastian ……………………. 7. Mencari
8. Aktif ………………………… 8. Reseptif
9. Intelektual …………………… 9. Intuitif
10. Terstruktur ………………….. 10. Terbuka
11. Sekuensial ………………….. 11. Simultan
12. Literal ………………………. 12. Metafora
13. Konvergen ………………….. 13. Divergen
14. Konservatif ………………… 14. Evolusioner
15. Hati-hati …………………… 15. Empati
16. Kompetitif ………………… 16. Avonturir
17. Menghakimi ………………… 17. Kooperatif
18. Curiga ………………………. 18. Menerima

Rumusan :

LOGIS, berpikir berdasarkan apa yang telah terjadi di masa lalu daripada apa yang akan terjadi di masa mendatang.

IMAJINATIF, Berpikir tanpa dibatasi oleh kenyataan pada saat itu ; berpikir dengan didasarkan pada kemungkinan.

RASIONAL, keputusan lebih berdasarkan akal sehat dan obyektivi-tas daripada emosi dan intuisi.

SPEKULATIF, berpikir lebih berdasarkan pada asumsi, intuisi, dan perkiraan daripada analisis dan fakta.

TEKNIS, sangat menghargai pengetahuan yang bersifat sains, ob-yektif dan praktis.

INTERPERSONAL, manusia dihargai dan diperlakukan sebagai aset yang paling penting dalam organisasi ; penekanannya pada individu dan konstribusinya.

KETAKUTAN, inovasi, perubahan dan sesuatu yang hampir sama sekali baru atau berbeda dihambat oleh ketakutan akan konskuensi dan ketidaktahuan.

IMPULSIF, ide dan kesempatan baru diterima secara terbuka dan didukung kesempatan akan diambil pada kesempatan pertama.

TAHU, memerlukan jawaban atau penjelasan untuk semua yang ter-jadi.

BELAJAR, mau bertanya dan sangat ingin tahu, berkemauan dan terbuka terhadap informasi ; akan mengubah arah bila diberi alasan mengapa harus melakukannya.

KEPASTIAN, perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dapat dibuktikan ; kebutuhan untuk mendapatkan pembe-naran tentang segala sesuatu setiap saat.

MENCARI, tidak perlu secara pasti ; suka mencari tahu dan terus melanjutkan pencarian.

AKTIF, selalu berusaha mengerjakan sesuatu dan mempengaruhi sesuatu ; tidak puas membiarkan sesuatu lepas begitu saja ; tidak membiarkan sesuatu selesai dengan sendirinya.

RESEPTIF, terbuka terhadap saran dan bantuan ; akan membiarkan segala sesuatunya untuk sementara waktu agar dapat terselesaikan dengan sendirinya ; tidak selalu menyela.

INTELEKTUAL, budaya lebih berdasarkan obyektivitas dan proses rasional daripada subyektivitas dan proses emosional.

INTUITIF, data yang bersifat subyektif, perasaan dan naluri dinilai secara setara ; mengerti tanpa ada bukti diterima sebagai kebenaran.

TERSTRUKTUR, memperhatikan segala hal yang berhubungan
dengan proses , kebijakan, prosedur, batasan, difinisi, peraturan dan undang-undang.

TERBUKA, lebih mementingkan hasil akhir daripada cara menca-painya , banyak keleluasaan untuk bergerak dan berpikir ; beberapa prosedur / preseden.

SEKUENSIAL, menghadapi sesuatu secara berurutan, teratur dan bergantian.

SIMULTAN, memproses lebih dari satu hal pada satu waktu, melakukan beberapa hal secara bersama-sama.

LITERAL, Menganggap segala sesuatu seperti apa adanya ; me-nganggap nya jelas dan tidak mendua arti.

METAFORA, dapat melihat sisi yang berbeda dalam sesuatu hal, menginterprestasikan dengan banyak cara.

KONVERGEN, menyempitkan pemikiran sampai pada satu pilihan, satu alternatif saja.

DIVERGEN, terbuka dalam cara berpikir, selalu memiliki banyak alternatif kemungkinan dan pilihan.

KONSERVATIF, lambat dalam beradaptasi dan berubah, menahan diri, menarik diri, terkendali, menghindari resiko.

EVOLUSIONER, selalu berubah, tumbuh dan belajar ; tidak pernah sama.

HATI-HATI, memperhatikan konskuensi, hati-hati dan waspada.

EMPATI, mengerti perasaan pihak lain, sadar akan pengaruhnya terhadap lingkungan.

KOMPETITIF, harus menang,menjadi yang terbesar, terbaik, pertama, mengalahkan pihak lain ; kalau tidak menang berarti kalah.

AVONTURIR, secara aktif mencari hal dan pengalaman yang baru, menyukai hal yang masih belum diketahui.

MENGHAKIMI, mempunyai opini dan memberikan evaluasi kritis tentang segala sesuatunya ; cepat mengambil keputusan.

KOOPERATIF, bekerja sama dan membantu yang lain demi keun-tungan bersama ; membentuk kerja sama.

CURIGA, berpikir negatif tentang segala sesuatu walaupun hanya dengan sedikit atau tanpa bukti, selalu curiga.

MENERIMA, menerima sesuatu seperti apa adanya ; terbuka terhadap ide-ide ; tidak memilih yang lain demi kepentingannya.

PERNYATAAN EFEKTIF DALAM KOMPETENSI :

DARI SISI KOMPETENSI :

” Membuktikan performansi kompeten.
” Proyek-proyek suatu kompetensi khusus.
” Membuktikan satu tingkat keahlian yang tinggi.
” Membuktikan keefektifan pribadi yang kuat.
” Membuktikan kompeten antar perorangan yang kuat.
” Percaya dalam diri sendiri.
” Merasa sangat yakin akan kemampuan.
” Memanfaatkan kemampuan secara total.
” Memaksimalkan kekuatan2 perorangan.
” Unggul di dalam aplikasi2 keterampilan yang efektif.
” Memperagakan satu tingkat kompeten teknik yang tinggi.
” Mencampurkan keterampilan2 manajemen dengan keahlian teknis secara efektif.
” Menyatukan kompeten teknik dengan kesetiaan dan daya ketergantungan.
” Membuktikan keterampilan2 dan strategi yang sangat canggih.
” Memiliki keterampilan2 khusus.
” Berketerampilan tinggi didalam semua fase jabatan.
” Unggul di dalam keterampilan2 operasi.
” Memperagakan atensi istimewa terhadap keterampilan teknis.
” Secara khusus efektif di dalam pengembangan dan pemanfaatan keterampilan2 dukungan.
” Berkualifikasi unik.
” Menitik beratkan secara efektif diatas kekuatan2.
” Mengutamakan kekuatan2.
” Terus mengetahui kecenderungan2 serta pengembangan yang terakhir.
” Mempertajam dan memperbaharui secara konstans keterampilan
” Mengabdikan waktu dan upaya terhadap pengembangan kompeten profesional.
” Menghadiri workshop dan seminar2 untuk meningkatkan prestasi jabatan.

DARI SISI KETERAMPILAN ANALITIK

” Memperlihatkan satu daya penalaran analitis yang kuat.
” Memperagakan kualitas analitis yang kuat.
” Memperlihatkan kemampuan yang kuat untuk menganalisa masalah.
” Sangat metodis didalam memecahkan masalah.
” Memakai anekaragam teknik analitis untuk memecahkan masalah
” Unggul didalam menganalisir dan menyelaraskan prosedur kerja
” demi efesiensi maksimum.
” Secara seksama menganalisir kondisi dan mencapai keputusan mandiri.
” Menganalisir informasi relevan dengan efektif.
” Unggul didalam pemikiran analitis.

Read Full Post »

OPERASI, PEMASARAN

9. OPERASI BERBASIS PRODUKTIVITAS

Manajemen operasi / produksi secara konseptual membicarakan hal-hal yang terkait dengan produk, sarana dan prasarana, proses, program dan manusia. Oleh karena itu perilaku fungsi transformasi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mengelola operasi / produksi.

Keberhasilan dan kesinambungan operasi akan mencakup hal-hal yang terkait dengan kualitas, keterandalan, penyerahan, biaya dan arus kas organisasi, sehingga diperlukan keserasian dalam merumuskan kebijakan operasi dengan kebijakan organisasi secara menyeluruh dengan mempertimbangkan fungsi transformasi secara jelas.

Dalam kerangka merumuskan fungsi transformasi kedalam manajemen operasi / produksi dapat kita lihat dari : 1) Pabrik, menunjukkan peluang dimana dengan bantuan komputer kita dapat merumuskan hal-hal yang terkait dengan daya guna secara berarti ; 2) Proses menunjukkan kekuatan dimana setiap proses dapat dirumuskan yang terkait dengan tujuannya ; 3) Program, menunjukkan kelemahan di-mana bahwa setiap metode pengawasan dan pengendalian tidak be-gitu mudah dikomputerisasikan ; 4) Manusia, menunjukkan hambat-an dimana dapat menimbulkan penolakan untuk setiap perubahan bila harus dilakukan. Jadi segala sesuatu dapat kita susun kedalam daftar yang kita sebut dengan mengaudit fungsi MPO (manajemen produksi / operasi).

Bertitik tolak pemikiran diatas, maka operasi berbasiskan produkti-vitas dengan pendekatan sistem dapat digambarkan dan dijelaskan :

Gambur8

PRODUKTIVITAS, adalah sistem penerapan produktivitas yang merumuskan hal-hal yang terkait dengan suatu kebijakan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen baik yang terwujud maupun tidak dari pemanfaatan sistem teknologi kedalam operasi / produksi berdasarkan alokasi sumber daya sesuai dengan kebutuhan untuk peningkatan produktivitas.

TEKNOLOGI, adalah sistem penerapan strategi teknologi yang merumuskan hal-hal terkait dengan pemanfaatan dari pengetahuan- pengetahuan yang teratur untuk tugas-tugas yang praktis. Sejalan dengan itu, maka menimbulkan konskwensi yang kita kenal dengan : 1) Jangka waktu antara awal dan akhir pelaksanaan tugas ; 2) Peningkatan kebutuhan investasi untuk produksi dan proses ; 3) Tingkat kerumitanteknologi yang diterapkan ; 4) Penetrapan teknologi menuntut tersedianya tenaga spesialis ; 5) Mengorganisir tenaga spesialistis kedalam organisasi ; 6) Diperlukan adanya perencanaan untuk melaksanakan sejalan dengan pilihan teknologi.

OPERASI, adalah sistem penerapan strategi operasi yang merumus-kan yang terkait dengan 1) Perfekstif yang mengarahkan hal-hal perencanaan, pengawasan dan pengendalian, anggaran, sistem pengkodean ; 2) Produk yang mengarahkan hal-hal kualitas, keterandalan, perancangan produk, pengendalian nilai dan variasi ; 3) Pabrik, adalah sistem yang mengarahkan hal-hal lokasi dan desain pabrik, tataletak pabrik, pemilihan peralatan, pemeliharaan pabrik ; 4) Proses adalah sistem penerapan yang mengarahkan hal-hal tugas, kelompok, arus (dalam jenis produksi), teknologi kelompok, telaah metode, pengukuran kerja, pengawasan dan pengen-dalian mutu ; PROGRAM yang mengarahkan hal-hal peramalan, penjadwalan, perintah kerja, pengelolaan bahan, pengadaan bahan.

SUMBER DAYA MANUSIA, adalah sistem penerapan strategi sumber daya manusia yang merumuskan hal-hal yang terkait dengan manajemen sistem informasi yang dapat menuntun ke arah kemampuan memenangkan persaingan dan memaksimumkan peluang-peluang yang terbuka melalui peningkatan kompetensi.

HUBUNGAN OPERASI DENGAN LINGKUNGAN :

Pendekatan sistem dalam penerapan manajemen oprasi terletak dari pada pemahaman yang mendalam atas makna transformasi dari input menjadi autput, oleh karena itu hubungan dengan lingkungan

menjadi penting untuk dikelola untuk menangkap perubahan-perubahan yang dikehendaki sehingga bila diperlukan diadakan perbaikan atas sistem yang sedang berjalan.

Mengelola sistem transformasi termasuk didalam yang terkait dalam memonitor terus menerus dari sistem dan lingkungan. Perubahan lingkungan dapat menyebabkan manajemen mengubah input, output, sistem kontrol atau sistem transformasinya sendiri. Sebagai contoh, adanya perubahan kondisi ekonomi, menyebabkan manajer operasi memperbaiki proyeksi permintaan yang berdampak bertambah orang dan kapasitas yang diperluas.

Dengan demikian operasi sistem transformasi dapat terjadi perubahan sejalan dengan tuntutan perubahan lingkungan atas pemasok, masyarakat, lingkungan eksternal, pelanggan, pesaing, pemerintah yang mendorong untuk melakukan penyesuaian kedalam sumber daya manusia, kerekayasaan, pemasaran, manajemen informasi sistem, keuangan , akuntansi.

Sejalan dengan pemikiran tersebut diatas, maka hubungannya dalam keputusan-keputusan operasi pada dasarnya terdapat lima kunci utama yang terkait dengan tanggung jawab operasi adalah kualitas, proses, kapasitas, persediaan dan angkatan kerja.

Jadi dengan pemahaman atas fungsi operasi, strategi operasi dan disain produk, maka keputusan operasi yang terkait didalamnya untuk Kualitas adalah 1) mengelola kualitas, 2) kontrol dan perbaikan kualitas ; Disain Proses adalah 3) seleksi proses, 4) Disain operasi pelayanan, 5) pemilihan teknologi, 6) analisis alur proses, 7) tata letak fasilitas ; Perencanaan dan penjadwalan kapasitas adalah 8) proyeksi, 9) keputusan fasilitas, 10) perencanaan bersama, 11) penjadwalan operasi, 12) Perencanaan proyek ; Manajemen persediaan adalah 13) permintaan yang bebas, 14) perencanaan kebutuhan material, 15) pabrikasi tepat waktu ; Manajemen angkatan kerja adalah 16) mengelola angkatan kerja, 17) disain pekerjaan, 18) perbaikan dan pengukuran performansi.

PERNYATAAN EFEKTIF DALAM OPERASI :

DARI SISI ADMINISTRASI

” Memperlihatkan satu tingkat kompeten yang tinggi.
” Secara konstan memeriksa keefektifan administrasi dan mencari prosedur-prosedur yang lebih baik.
” Mendorong efesiensi dan kefektifan administrasi.
” Meraih hasil administrasi yang tinggi.
” Menghindan pembebanan manajemen dengan perincian adm.
” Secara efektif memakai laporan pengecualian untuk terus memberitahukan manajemen.
” Secara jelas membentuk peraturan2 dan kebiasaan.
” Menghitung dan menetapkan prosedur2 untuk mengimplemtasikan dan menjalankan kebijakan tertulis.
” Mengembangkan kebijakan2 dan prosedur untuk perbaikan departemen.
” Meningkatkan sistem dukungan administrasi.
” Menyediakan dukungan playanan2 penting.
” Mengembangkan strategi2 administrasi yang sukses.
” Unggul dalam mensederhanakan sistem2 dan mereduksi tugas kantor.
” Unggul di dalam menghapus tugas kantor yang tidak penting.
” Secara efektif mengawasi tugas kantor.
” Mengelola tugas kantor secara efesien dan efektif.
” Meningkatkan efisiensi2 administrasi melalui penggunaan formuliryang efektif.
” Membentuk sistem2 efektif untuk penyimpanan dukumen resmi.
” Menyimpan dukumen2 resmi yang singkat dengan duplikat yang sedikit.
” Menangani beban informasi dengan efektif.
” Membentuk sistem2 yang efektif untuk pencarian keterangan.
” Memahami dan menerapkan metoda2 dasar statistik.
” Memakai secara efektif aplikasi statistik.
” Memakai teknik2 pengawasan statistik yang sehat.
” Mengawasai dengan tepat pengedaran informasi yang cocok.
” Menghormati informasi rahasia.
” Memelihara kerahasian yang menyeluruh.
” Sebar luaskan teknologi2 baru di dalam otomisasi kantor.
” Memanfaatkan teknologi yang meningkat untuk dukungan adm.
” Menggunakan perlengkapan kantor secara efektif.

DARI SISI KUALITAS PERFORMANSI UMUM

” Membuktikan prestasi yang gemilang secara konsisten.
” Membangkitkan sukses yang lebih besar di dalam situasi yang sangat rumit.
” Melampaui secara konsisten harapan2 prestasi.
” Secara teratur performansi melampaui kebutuhan2 pekerjaan.
” Menyediakan satu sisi kompetitip.
” Unggul di dalam mengatasi kebingungan.
” Merubah situasi resiko menjadi peluang2.
” Merubah gerak hati yang kompetitip ke dalam jalur2 yang paling konstruktip.
” Memperagakan rasa rajin, ketelitian dan ketekunan didalam melaksanakan tugas.
” Memiliki semua ciri khas yang ada kaitan dengan yang istimewa.
” Unggul didalam penelitian yang hambar.
” Mengakui dan menerima kewajiban dan aktiva personal.
” Memperagakan kemampuan2 persepsi diri yang cermat.
” Membangkitkan semangat.
” Sangat banyak akal.
” Mengenal peluang2.
” Membuktikan kebiasaan2 bekerja yang luar biasa.
” Memperagakan nilai kerja yang kuat.
” Bekerja dengan rajin.
” Memperagakan potnsi energi yang tinggi.
” Memperagakan ketegasan bekerja keras.
” Memperagakan keuletan yang kuat.
” Memepragakan atensi yang gigih tentang pekerjaan.
” Sangat tepat dan efisien.
” Memperagakan usaha terkonsentrasi.
” Memperagakan kehalusan budi, karekter dan obyektivitas.
” Memperagakan keyakinan dan kepercayaan.
” Membuktikan rasa kepercayaan.
” Menghadapi konflik dengan keyakinan.
” Brsaing dengan kepercayaan.
” Sangat percaya diri.
” Memancarkan percaya diri.
” Membuktikan konsep2 diri yang positip.
” Unggul di dalam disiplin diri.
” Mendukung penuh pada bakat.
” Mendukung kekuatan2 dasar.
” Menerapkan keterampilan secara efektif.
” Memekihara tingkat keterlibatan yang tinggi.
” Mengembangkan pendekatan2 yang berorientasikan sukses.
” Memperagakan pendekatan2 positip.
” Merubah yang negatip menjadi positip.
” Memperagakan perilaku positip ke arah pekerjaan dll.
” Memperagakan animo dan kesenangan pada kerja.
” Memelihara satu pandangan optimis di saat dihadapkan dengan kesulitan2.
” Unggul di dalam menangani situasi keras.
” Mengembangkan harapan2 positip.
” Mengembangkan harapan2 realistis.
” Menerapkan standar2 tinggi performansi pribadi.
” Menerima dan melaksanakan tugas dengan sikap kerjasama.
” Membagi bersama ide dan teknik.
” Menjadi penyebab penting terhadap keberhasilan departemen.
” Unggul sebagai seorang pemain tim.
” Memproyeksikan onyektivitas.
” Menghindari konflik2 pribadi dari pengurangan produktivitas.
” Tanggap cepat terhadap umpanbalik.

10. PEMASARAN BERBASIS KEPUASAN PEMBELI

Merebut peluang-peluang masa depan merupakan tantangan karena disitu terletak organisasi untuk menyimak adanya permintaan yang berbeda-beda akan kegunaan bentuk, waktu, tempat, dan pemilikan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Sejalan dengan pemikiran itu, maka pemasaran yang berorientasikan kepada kepuasan pembeli untuk mengatasi hal-hal yang terkait dengan keterpisahan karena ruang, keterpisahan karna waktu, keterpisahan informasi, dalam hal nilai, keterpisahan dalam pemilikan, perbedaan dalam jumlah, perbedaan dalam keragaman.

Keterpisahan karena ruang, ditunjukkan dengan adanya produsen dan konsumen terpisah secara geografis. Para produsen cenderung berada pada lokasi yang terpusat sedangkan konsumen berada dilokasi yang berbeda-beda.

Keterpisahan karena waktu, ditunjukkan dengan para konsumen dimana mereka tidak mau mengkonsumsi pada waktu dihasilkan dan mungkin dibutuhkan waktu untuk mengangkut apa yang dibutuhkan dari produsen ke konsumen.

Keterpisahan informasi, ditunjukkan dengan para produsen tidak mengetahui siapa memerlukan apa, dimana, kapan, dan dengan harga berapa. Begitu pula sebaliknya dimana konsumen tidak mengetahui apa yang tersedia dari siapa, dimana, kapan dan dengan harga berapa.

Dalam hal nilai, ditunjukkan dimana para produsen menilai barang dan jasa dengan biaya dan harga yang bersaing, sedangkan konsumen menilai dengan kegunaan ekonomi dan kemampuan untuk membayar.

Keterpisahan dalam pemilikan, ditunjukkan para produsen memiliki barang dan jasa yang mereka tidak ingin konsumsi sendiri, sedangkan konsumen ingin menilai barang dan jasa yang tidak mereka miliki sendiri.

Perbedaan dalam jumlah, ditunjukkan para produsen lebih suka memproduksi dan menjual dalam jumlah yang besar, sedangkan konsumen lebih suka membeli dan mengkonsumsi dalam jumlah yang kecil.

Perbedaan dalam keragaman, ditunjukkan para produsen mengkhususkan diri di dalam menghasilkan sejumlah barang dan jasa yang terbatas ragamnya, sedangkan konsumen membutuhkan keragaman yang luas.

Dengan memperhatikan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka diperlukan suatu sistem sebagai suatu pendekatan untuk mengatasi jarak dan perbedaan itu, agar semua fungsi pemasaran yang universal dapat berjalan untuk memenuhi perannya kedalam aktivitas pembelian , penjualan, pengangkutan, penyimpanan, pembakuan, pembagian menurut mutu (grading), pembelanjaan, pengambil resiko dan informasi pasar. Jadi pendekatan sistem disini memperlihatkan kedalam suatu fungsi pemasaran yang bersifat makro dalam merumuskan suatu konsep pemasaran yang berhasil dengan sistem :

Gambar9

Sistem tersebut dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

KEPUASAN PEMBELI, adalah suatu pendekatan dalam kerangka merumuskan konsep pemasaran yang bertolak dari keinginantahuan, apakah yang sebenarnya yang dibeli oleh pelanggan, pada saat mereka melakukan bisnis dengan kita ? Jawabannya terletak kedalam dua hal yaitu pertama satu rasa senang dan puas, kedua pemecahan atas masalah, oleh karena itu diperlukan organisasi yang sadar pelanggan untuk memenangkan dan memeliharanya.

PEMASARAN MAKRO, adalah merupakan proses sosial yang mengarahkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari suatu perekonomian dari produsen ke konsumen dengan cara yang seefektif mungkin dalam menyesuaikan penawaran dan permintaan dan mencapai tujuan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Inilah peran-peran dalam fungsi pemasaran yang bersifat universal untuk diketahui keberadaannya karena setiap masyarakat memerlukan suatu sistem ekonomi dan bagaimana keputusan-keputusan ekonomi dibuat serta kebebas-an memilih maksimum oleh konsumen.

PEMASARAN MIKRO, adalah pemahaman atas konsep pemasaran terhadap keberhasilan masa depan yang ditopang dengan pondasi yang kita sebut dengan 1) orientasi pasar, 2) jumlah penjualan yang dapat menguntungkan, 3) koordinasi dari kegiatan pemasaran. Sejalan dengan pelaksanaannya dapat membawa pengaruh tiga perubahan yang berhubungan dengan 1) perubahan dalam sikap mana-jemen, 2) perubahan dalam struktur organisasi, 3) perubahan dalam metode-metode dan prosedur manajemen.

SIM PEMASARAN, adalah sesuatu yang mempengaruhi, berkelanjutan, struktur orientasi masa depan dari manusia, peralatan, dan disain prosedur-prosedur untuk menghasilkan dan proses satu aliran informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajerial dalam suatu program pemasaran organisasi yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan pasar, produk, harga, promosi, pemasaran dalam bidang khusus, perencanaan dan evaluasi atas usaha pemasaran.

MEMENANGKAN DAN MEMELIHARA PELANGGAN :

Pengetahuan dan keterampilan yang mendukung keinginan setiap anggota organisasi untuk memainkan peran dalam memenangkan dan memelihara pelanggan ditentukan oleh adanya pelayanan yang berkualitas terhadap pelanggan. Sukses untuk melaksanakan pencapaian tujuan dalam mewujudkan pelanggan seumur hidup diperlukan langkah secara berkelanjutan yang terkait dengan aktivitas meme-nangkan dan memelihara pelanggan itu sendiri, oleh karena itu di-perlukan pemahaman atas hal-hal : 1) Setiap pegawai didorong untuk memahami makna yang sangat mendasar mengenai pelayanan ; 2) Setiap pegawai apapun perannya harus dapat memberikan konstribusinya dalam menanggapi keluhan pelanggan ; 3) Adanya sistem ganjar yang dapat mendorong bagi setiap pegawai yang dapat memberikan pelayanan yang prima.

Langkah pertama, menyangkut kemampuan untuk menangkap hal-hal yang berkaitan dengan persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan adalah perbedaan anatara apa yang mereka peroleh dan apa yang mereka harapkan. Oleh karena itu diperlukan langkah yang terkait dengan kemampuan membangun citra pelayanan yang berkuali-tas di pikiran setiap pelanggan dengan : 1) merumuskan profil pe-langgan dengan kejelasan atas segmen pasar yang dilayani ; 2) apapun bisnis anda haruslah dipandang dengan kaca mata pelanggan ; 3) memiliki sikap berhati-hati artinya tidak memberikan harapan yang tidak realistis dengan kemampuan ; 4) timbulkan image dapat memecahkan masalah pelanggan sebagai peluang dalam memeberikan kualitas pelayanan ; 5) pupuklah hubungan yang harmonis dengan pelanggan sebagai suatu hubungan yang khusus ; 6) memelihara hubungan dengan memberikan informasi seluas mungkin dan bermanfaat bagi mereka.

Langkah kedua, agar setiap orang dapat memberikan konstribusinya, maka mereka memulai dengan pertanyaan yang dapat menggugah pikirannya seperti “apakah kebutuhan yang belum terpenuhi itu ? ” Sejalan dengan timbulnya pemikiran tersebut, maka mereka akan melakukan yang diharapkan dapat dilakukan : 1) Usahakanlah agar selalu terlebih dulu mendifinisikan pasar, ketimbang mendifinisikan bakat dan kekuatan organisasi anda ; 2) ajukanlah pertanyaan kepada pelanggan anda atau calon (apakah kebutuhan yang belum terpenuhi itu) ; 3) ciptakan produk atau jasa baru atau modikasi dari yang lama ; 4) untuk menciptakan yang baru, kumpulkanlah berbagai gagasan apa saja ; 5) cermatilah kecenderungan yang terjadi ; 6) lihatlah sekitar sebelum melompat ; 7) sekali anda membuat keputusan, bergeraklah maju ; 8) bersiap-siaplah untuk menghadapi tantangan bila suatu gagasan baru tidak dapat diterapkan.

Lngkah ketiga, rumuskanlah secara jelas yang berkaitan dengan bagaimana sistem penghargaan itu diberikan agar tercipta daya dorong untuk memotivasi setiap orang dalam menghadapi pelanggan dengan 1) perlu mendapatkan perhatian terhadap hal-hal yang dihargai untuk peran yang dikerjakan orang seperti orang yang berperan langsung berhadapan dengan pembeli ; 2) bagaimana caranya agar tetap memperhatikan pelanggan yaitu dengan adanya kejelasan sistem pengukuran penampilan pelayanan dan pimpinan bertanggung jawab hal tersebut ; 3) rumuskan rencana tindakan untuk a) perlakukanlah pelanggan seperti mitra seumur hidup, b) mintalah gagasan peningkatan kualitas dari semua karyawan, c) ciptakanlah satu strategi pelayanan, d) pilihlah karyawan garis depan dengan hati-hati dan latihlah mereka, e) tetapkanlah sasaran-sasaran kualitas pelayanan dan penghargaan yang hendak anda berikan, f) belajarlah diluar ling-kungan kerja anda dan kenalilah apa yang terjadi diluar, g) jagalah perilaku untuk tidak cepat puas dan selalu bersikap sabar.

PERNYATAAN EFEKTIF DALAM KEPUASAN PEMBELI :

DARI SISI KETERAMPILAN KOMUNIKATIF

” Unggul di dalam komunikasi yang efektif dan positip.
” Berkomunikasi dengan terbuka penuh semangat dan efektif.
” Berkomunikasi dengan jelas dan ringkas.
” Berkomunikasi dengan keyakinan dan kepercayaan.
” Mengkomunikasikasikan harapan2 tinggi.
” Meningkatkan keefektifan komunikasi dan interaksi dengan orang lain.
” Menyediakan satu suasana yang menghasilkan rangsangan dan saling menukar ide-ide.
” Unggul di dalam komunikasi antar perorangan.
” Unggul didalam berkomunikasi dengan individu dan kelompok-kelompok kecil.
” Melaksanakan pertemuan2 yang meraih hasil.
” Merupakan seorang partispan pertemuan yang mahir.
” Membuat satu dampak kuat di pertemuan-pertemuan.
” Memperagakan prosedur2 dan teknik2 panitia yang kuat.
” Unggul di dalam antar aksi dan antar komunikasi.
” Memperlihatkan keterampilan2 negosiasi yang sehat.
” Mengkomunikasikan sasaran2 dan pengaruh ide dan konsep secara efektif.
” Mengkomunikasikan keputusan2 manajemen dengan efektif untuk meraih pengertian dan persetujuan.
” Berkomunikasi keatas, bawah dan samping secara efektif.
” Berkomunikasi secara efektif horizontal dan vertical.
” Mengembangkan dan memelihara komunikasi dua arah.
” Terus memberitahukan departemen mengenai perkembangan2 yang mempengaruhi fungsi mereka.
” Berkomunikasi dengan keyakinan pada atasan, sebaya dan bawahan.
” Berkomunikasi dengan rekan2 secara efektif.
” Memanfaatkan seluruh saluran komunikasi secara optimal.
” Memperlihatkan pertimbangan baik di dalam menyeleksi mode komunikasi yang benar.
” Mengetahui kapan meliput topik2 dengan surat atau telepon.
” Memanfaatkan secara tepat komunikasi formal vs informal.
” Mendorong semangat komunikasi terbuka untuk meraih pengertian bersama.
” Memperlihatkan kemampuan untuk berkomunikasi dan melaksanakan .
” Merupakan seorang komunikator yang kompeten.
” Mnanyakan pertanyaan2 yang tajam.
” Menghindar tanggapan2 yang tidak produktip.
” Menghindar gangguan komunikasi.
” Membuat kesan2 terbaik di semua situasi.
” Memperlihatkan teknik dan etika menelpon yang benar.
” Memanfaatkan pesawat telepon dan mesin fax secara efektif.
” Menjelaskan dan memahami secara efektif kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur organisasi.
” Menterjemahkan informasi2 rumit secara efektif kedalam istilah umum.
” Mengorganisir ide-ide secara efektif bagi persentasi2 dan kesepakatan yang logis.
” Tanggap cepat terhadap komunikasi lisan dan tulisan.
” Unggul di dalam komunikasi lisan dan non-lisan.
” Menggunakan bahasa lisan dan tulisan yang benar.
” Menguasai satu perbendaraan yang kuat.
” Memperagakan ketegasan yang produktif.
” Tegas tanpa berlaku agresif berlebihan.
” Menyampaikan kesan yang mencerminkan kebaikan diatas humas organisasi.
” Unggul di dalam menangani masyarakat.
” Memanfaatkan keterampilan komunikasi untuk mendukung citra organisasi.
” Mempromosikan kebijakan organisasi, kualitas produk dan repu-tasinya.
” Mempertunjukkan dan menyampaikan satu citra organisasi yang menyenangkan.

DARI SISI INISIATIP

” Membuktikan tingkat tinggi inisiatip.
” Bijaksana di dalam melaksanakan tugas tanpa arah.
” Unggul di dalam pengarahan diri dan pelengkahan diri.
” Membuktikan kemampuan untuk berpikir sepanjang jalur-jalur asala yang membangun.
” Merupakan seorang pencari solusi.
” Memulai solusi-solusi secara efektif.
” Membuat saran-saran yang praktis.
” Memperagakan perusahaan yang mandiri.
” Waspada terhadap peluang2, teknik2 dan pendekatan baru.
” Merebut semua peluang-peluang.
” Menjelajahi peluang-peluang baru.
” Menangkap semua peluang-peluang.
” Menciptakan dan menginovasikan metode2 dan prosedur baru dan unik.
” Menerapkan konsep2 dan teknik2 baru secara efetif.
” Menemukan jalan yang baru dan lebih baik untuk melaksanakan pekerjaan secara kontinyu.
” Sangat aktip dan ingin tahu untuk mencoba pendekatan2 baru.
” Memperagakan ketangkasan di dalam mengantisipasi dan meng-hadapi situasi yang tidak diharapkan.
” Menyediakan peluang2 untuk inisiatip.
” Mengumpulkan dn menyediakan data sebelum dibutuhkan.
” Merencanakan dan mengorganisir dengan dan tanpa pertolongan.
” Bertindak tanpa ter-buru2 atau hambatan yang tidak semestinya.
” Mengerjakan hal2 tanpa diberitahu.
” Mengemban kualitas untuk mengetahui apa2 yang dilakukan.
” Bertanggung jawab bila instruksi rinci tak ada.
” Membutuhkan pengawasan yang minim.

Read Full Post »

7. MENGELOLA PERUBAHAN BERBASIS B.P.R.

Mengelola perubahan yang berencana dan berkesinambungan merupakan langkah berpikir dalam kerangka jangka panjang, oleh karena itu rencana tersebut haruslah fleksibel artinya harus mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang ada.

Tentu saja pemikiran diatas haruslah sejalan dengan pemikiran dari hasil penuangan imajinasi dan wawasan CEO menjadi pemikiran kreatif bersama pimpinan puncak lainnya dalam menggariskan persfektif ke masa depan. Hasil pemikiran intuitif tersebut sebagai suatu pemikiran yang bersifat strategis karena :

1) Menyatukan kesadaran, kecerdikan dan akal sehingga menjadi pertimbangan yang sehat, walaupun dengan data dan informasi yang terbatas ;

2) Menjadi efektif berdasarkan pertimbangan kebersamaan dalam bersikap dan berperilaku ;

3) Pemikiran strategik yang diputuskan bersama men-jadi daya dorong untuk merumuskan posisi dalam pemikiran jangka panjang.

Perencanaan jangka panjang tersebut merupakan langkah untuk memetakan perjalanan untuk keberhasilan masa depan, sehingga perencanaan ini begitu penting karena :

1) Membuat fokus ke masa depan dengan tidak mengabaikan masa kini ; 2) Memperkuat prinsip yang telah diambil dalam keputusan strategik ;
3) Memotivasi lintas fungsional dalam perencanaan dan komunikasi ;
4) Membangun jembatan menuju ke perencanaan yang bersifat jangka pendek ;
5) Memotivasi para pemimpin melihat dari persfektif makro ;
6) Mengurangi konflik, menghemat waktu dan memotivasi semua orang.

Selanjutnya pemikiran jangka panjang dijabarkan kedalam pemikiran jangka pendek yang kita sebut dengan perencanaan taktis / operasional, perencanaan ini penting karena :

1) Sebagai sumber informasi dalam menyusun anggaran ;
2) Kegiatan terkait untuk jangka waktu satu tahun dan dapat ditetapkan ukuran dalam kinerjanya ;
3) Terfokuskan pada masalah internal ;
4) Membuat keputusan berdasarkan data dan informasi yang akurat ;
5) Meningkatkan pemaham-an dan komiten dalam melaksanakan rencana ; 6) Mendorong dan memotivasi bekerja dalam suatu tim dan kelompok.

Dengan demikian, maka mengelola perubahan haruslah dijalankan kedalam suatu sistem yang kita sebut dengan berbasiskan rekayasa ulang bisnis seperti gambar dibawah ini :

Gambar6

Pendekatan sistem tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

B.P.R. ATAU REKAYASA ULANG BISNIS, adalah usaha yang dilakukan suatu organisasi untuk mengubah proses dan kendali internalnya dari suatu hierarki vertical fungsional yang tradisional menjadi struktur pipih yang horizontal, lintas-fungsional dan berlandaskan kerja sama tim yang berfokus untuk membuat pelanggan nyaman dan memenuhi kepentingan stakeholders.

Jadi pendekatan ini bertolak dengan suatu METODA artinya penguasaan praktek sebenarnya kedalam pendekatan terstruktur. Metoda digambarkan sebagai struktur bahasa, disiplin (bagaimana) dan praktek (kapan dipakai). TOOL artinya perangkat lunak yang dapat mengotomisasikan metoda atau metodelogi untuk membantu pengguna dalam aplikasi metoda yang lebih cepat. MANAJEMEN PROSES artinya pelaksanaan langkah untuk menjamin bahwa satu proses adalah dipantau terus menerus dan diperbaiki.

PERUBAHAN LAPISAN NILAI, adalah suatu proses yang secara terus menerus diamati dan diperbaiki sejalan dengan tuntutan perubahan, sebagai tindakan yang paling sulit dan kurang konkrit untuk berubah yang mencakup usaha-usaha melakukan perubahan atas budaya organisasi, iklim organisasi dan keseimbangan kepentingan individu, kelompok serta organisasi.

PERUBAHAN LAPISAN INFRASTRUKTUR, adalah suatu proses yang secara terus menerus diamati dan diperbaiki sejalan dengan tuntutan perubahan, sebagai tindakan yang sulit dan mengarah kepada yang konkrit untuk berubah yang mencakup usaha-usaha melakukan perubahan atas struktur ganjar, sistem pengukuran dan metoda manajemen.

PERUBAHAN LAPISAN PISIK, adalah suatu proses yang secara terus menerus diamati dan diperbaiki sejalan dengan tuntutan perubahan, sebagai tindakan yang mudah dan konkrit adanya untuk berubah yang mencakup usaha-usaha melakukan perubahan atas struktur proses, struktur teknologi, dan struktur organisasi.

MERANCANG ULANG PROSES :

Makna proses adalah seperangkat kegiatan yang saling berkaitan yang membutuhkan masukan dan mentransformasikannya untuk menghasilkan suatu keluar baik yang dilakukan atas dasar kemampuan sendiri maupun atas dasar kerja sama dengan pihak lain yang saling menguntungkan.

Bertitik tolak dari konsep pemikiran diatas, maka dalam merancang dan melaksanakan B.P.R., maka aktivitas yang akan terkait didalamnya akan mencakup :

1) Proses yang sedang berjalan, haruskah menjadi basis bagi proses baru dirancang kembali ;
2) Sejauh mana atas proses yang ada dapat dipahami ;
3) Haruskah proses proses yang sedang berjalan diubah pada tingkat pelaksanaannya atau proses baru dirumuskan untuk menggantikannya ;
4) Perlukah organisasi memulai dengan suatu gagasan diatas kertas bersih sama sekali.

Dengan memperhatikan hal-hal yang dikemukakan diatas, maka pengalaman menunjukkan meninggalkan proses yang lama dan langsung mengimplementasikan proses baru sama sekali akan menghadapi resiko yang mungkin terjadi, oleh karena itu maka kita dapat menempuh dalam pendekatan yang kita sebut dengan :

1) Perubahan dengan perancangan ulang secara sistimatis dan berkesnambungan artinya memahami yang telah ada, memperbaiki apa yang ada dan mempersiapkan proses baru bila diperlukan ;
2) Perubahan dengan melaksanakan perancangan baru.

Pendekatan manapun yang dipilih, memerlukan kondisi yang dapat mendukung sebagai faktor yang mendorong aktivitas BPR berjalan seperti yang diharapkan yaitu dengan adanya :

1) Motivasi apa yang mendorong perubahan itu harus dilakukan dilihat dari sudut pemikiran strategik, rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek dapat dikomunikasi secara terbuka kepada pihak-pihak yang harus bertanggung jawab ;
2) Sikap dan perilaku yang dapat mendukung semua aktivitas yang terkait dengan perubahan tersebut baik sebagai individu maupun kelompok atau tim sesuai dengan peran-peran yang dijalankan oleh mereka ;
3) Kebiasaan yang effektif artinya adanya keinginan yang jelas, didukung dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup ;
4) Kreativitas dan inovasi merupakan tonggak penentu dalam mewujudkan perubahan yang berencana dan berkesinambungan.

Dengan tersedianya data dan informasi yang akurat dan terbuka serta dapat memanfaatkan teknologi informasi, memberikan ruang gerak dengan organisasi yang fleksibel dan mudah dikontrol untuk menjaring peluang menjadi suatu kenyataan. Dengan memperhatikan hal-hal yang kita utarakan diatas, maka keberhasilan dalam melaksanakan program BPR terdapat empat hal yang perlu dipahami bagi semua pihak yang terlibat yaitu :

1) Status quo yang berdampak ketidakpastian dapat membuat penderitaan sehingga kondisi tersebut dapat berubah menjadi daya dorong untuk memotivasi orang untuk berubah ;
2) Harus dapat menjelaskan persfektif masa depan menjadi suatu realitas yang dapat dicapai ;
3) CEO dengan kepemimpinannya mampu mengkomunikasi keputusan strategik (visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi) yang didukung oleh semua tingkatan pemimpin struktural dan fungsional ;
4) Memiliki dampak keuntungan yang seimbang dalam mewujudkan kepentingan invidu, kelompok dan organisasi serta pihak-pihak lain yang berkepentingan.

PERNYATAAN EFEKTIF DALAM BPR :

DARI SISI PENCAPAIAN

” Meraih tingkat prestasi dan sukses perorangan yang optimal.
” Menyediakan bukti hasil khusus yang kuat.
” Melahirkan dampak yang nyata dan postip.
” Meraih hasil tinggi secara konsisten.
” Unggul di dalam meraih hasil proyek yang luar biasa.
” Meraih hasil2 yang fundamental.
” Meraih hasil2 yang abadi.
” Melampaui norma.
” Lebih berhasil dengan lebih sedikit orang.
” Memperlihatkan kemampuan untuk meraih hasil2 yang diharap.
” Titik berat diatas hasil2.
” Mencapai hasil2 tanpa efak samping negatif.
” Mencapai hasil melalui tindakan2 positip.

DARI SISI PERBAIKAN

” Berjuang untuk memperjuangkan dan memoles keefektifan profesional secara konstant.
” Secara konsisten berjuang untuk meningkatkan prestasi.
” Bergerak secara membangun kearah peningkatan prestasi.
” Meningkatkan keefektifan dengan menghapus hal2 yang memusingkan.
” Unggul di dalam pengawasan diri dan peningkatan diri.
” Seringkali membuat saran2 yang bernilai bagi peningkatan.
” Unggul di dalam mengembangkan teknik2 yang telah membaik.
” Mengembangkan secara total strategi2 baru.
” Memakai alat2 yang canggih untuk meraih hasil2.
” Membuat konstribusi yang pasti terhadap perbaikan.
” Membuat perubahan2 untuk peningkatan departemen yang menyeluruh.
” Memperagakan kesediaan untuk membahas kelemahan dan membuat peningkatan.
” Memakai kritikan2 membangun untuk meningkatkan prestasi.
” Membentuk sasaran2 untuk peningkatan target2 prestasi.
” Mengembangkan sasaran2 masa depan untuk peningkatan diri.
” Menjelaskan sasaran2 untuk peningkatan masa depan.
” Menyusun sasaran2 pertumbuhan yang berambisi.
” Membahas secara lihai area2 yang memerlukan perbaikan.
” Mengenal dengan jelas peningkatan2 yang harus dicapai.
” Bekerja sama ke arah identifikasi area2 yang membutuhkan perbaikan.
” Menunjuk area2 yang membutuhkan perbaikan2 dengan jelas.
” Mengenap masalah2 perbaikan prestasi.
” Memonitor kemajuan peningkatan.
” Memperagakan keingintahuan untuk meningkatkan.
” Membuktikan satu usaha kuat untuk peningkatan.
” Menyambut peluang2 untuk peningkatan.
” Mencari peluang2 untuk peningkatan diri.
” Tanggap terhadap tindakan saran bagi peningkatan.
” Memperagakan potensi perbaikan untuk kemajuan.
” Memperlihatkan kemajuan yang mantap.
” Melanjutkan tumbuh dan menjadi lebih baik.

DARI SISI KEMAMPUAN MANAJEMEN

” Secara efektif menerapkan prinsip2 manajemen yang sehat.
” Secara efektif memanfaatkan konsep2 manajemen kontenporer.
” Membuktikan teknik2 manajemen yang produktif.
” Mendorong manajemen yang partisipatip.
” Merangsang efesiensi dan keefektifan manajemen.
” Melipatgandakan keefektifan manajemen.
” Mengintergrasikan secara gemilang objektif, peluang dan sumber.
” Merupakan satu aset kuat bagi organisasi.
” Mengembangkan program2 yang nyata dan masuk akal.
” Menyusun program2 yang berhasil.
” Membina dan menggalakkan program2 penting dengan berhasil.
” Mengenal masalah2 manajemen utama.
” Melihat gambar yang utama.
” Membuktikan satu kemampuan untuk mengenal masalah2 manajemen dan mengembangkan solusi2.
” Mengetahui kapan mencari bantuan dari luar organisasi.
” Mengenal komponen manajemen efektif yang relefan dan dapat ditaksir.
” Mengevaluasi keefektifan manajemen secara akurat.
” Terus memberitahu manajemen mengenai tentang kebijakan.
” Unggul di dalam meraih dukungan manajemen.
” Mempersiapkan secara konsisten rekomendasi2 yang benar.
” Memperagakan kekuatan di dalam manajemen SDM.
” Mengadakan manajemen dengan informasi yang valid dan andal bagi perencanaan SDM.
” Menyediakan manajemen dengan informasi akurat tentang kekuatan dan kelemahan karyawan.
” Secara efektif memecahkan konflik antar kebutuhan2 individu dengan organisasi.
” Menghormati kedua-dua hak karyawan dan wewenang manajemen
” Membuktikan satu kemampuan untuk mengatasi kendala2 internal.
” Secara efektif memecahkan masalah2 yang melanda batas2 org.
” Unggul di dalam memecahkan konflik2 antar departemen.
” Memperoleh dukungan penuh dari departemen lain.
” Mempersatukan organisasi.
” Mengenal peran penting dari pada tanggung jawab, otoritas dan pertanggunganjawab.
” Menahan bawahan bertanggung jawab atas hasil2.
” Menghubungkan akibat ke pertanggungan jawaban.
” Membuktikan kemampuan eksekutip atasan dibawah satu aneka ragam keadaan.
” Menyampaikan gengsi eksekutip.
” Memperagakan kekuatan eksekutip.
” Memperlihatkan kualitas2 yang membuat manajer berhak dan efektp.
” Mempragakan atribut dari pada seorang manajer efektip.
” Memperlihatkan manajemen diri yang kokoh.
” Mengelola diri dengan efektip.
” Memperagakan perilaku manajerial yang efektip.
” Memperagakan gaya manajemen yang efektip dan produktip.
” Mengenal perbedaan antar mengelola dengan melakukan.
” Menghindari dari pengelolaan dengan krisis.
” Unggul di dalam manajemen SDM.
” Merupakan seorang manajer yang menantang dan penuh ilham.
” Unggul di dalam memecahkan masalah2 orang.
” Unggul di dalam menetapkan, mengukur dan meningkatkan produktivitas.
” Meraih hasil produksi yang tinggi sementara mempertahankan moral yang tinggi.
” Selalu membuat karyawan2 sadar tentan kepentingan terhadap organisasi.
” Mempromosikan perilaku kerja sama dan upaya tim.
” Membina rasa sehaluan senasib yang kuat.
” Unggul di dalam perkembangan tim yang berbasis pada tugas.
” Meraih prestasi tim yang maksimal.
” Meraih keefektifan kerjasama.
” Berjuang untuk prestasi tim yang maksimal.
” Mendorong upaya ke arah sasaran umum.
” Unggul di dalam mengembangkan strategi kerjasama
” Membesarkan daya guna sumber perusahaan.
” Bertanggung jawab atas daya guna personalia yang efektip dan efisien.
” Menyediakan bawahan2 dengan sumber2 yang dibutuhkan untuk meraih hasil2.
” Meraih hasil melalui bimbingan yang tepat dari bawahan.
” Memberikan bimbingan yang jelas.
” Mengembangkan satu usaha departemen yang melekat.
” Sadar tentang amal potensi departemen.
” Memelihara pengawasan departemen perusahaan.
” Patuh terhadap semua kebijakan, prosedur dan peraturan tradisi.
” Menggalakkan secara efektip kebijakan, peraturan dan hukum.
” Memelihara standar2 etika yang tinggi.
” Memperagakan etika yang sehat.
” Mengikuti hukum perilaku yang benar.
” Secara efektip mengenal kebutuhan untuk perubahan.
” Secara efektip mengelola perubahan.
” Mengimplementir perubahan dengan perlawanan yang kecil.
” Menangani penolakan terhadap perubahan dengan efektip.
” Mengimplementir perubahan dengan satu dampak positip.
” Tetap waspada terhadap kelemahan, kekuatan, ancaman dan peluang yang menghadang organisasi.
” Unggul di dalam penempatan pada masa mendatang.

8. R & D BERBASIS KEBUTUHAN PELANGGAN

Usaha untuk menciptakan organisasi yang dapat mendukung dalam memenangkan dan memelihara pelanggan dalam dunia tanpa batas dimana persaingan seharusnya dipandang sebagai daya dorong untuk merebut peluang-peluang dimasa depan.

CEO haruslah memainkan peran untuk menciptakan adanya dorongan-dorongan dimana kreativitas individu dan kelompok serta inovasi organisasi menjadi kunci sukses ke masa depan. Oleh karena itu fungsi penelitian dan pengembangan dalam suatu organisasi berdasarkan pengalaman masih menunjukkan kurang mendapatkan perha-tian yang sesungguhnya.

Dengan demikian fungsi penelitian dan pengembangan adalah sekelompok perilaku yang diharapkan dari suatu peran yang dilahirkan adanya individu yang kreatif menjadi kreatif kelompok dan dikelola menjadi inovatip oleh organisasi yang terkait dengan penempatan produk ke pasar, perubahan teknologi baru dan proses.

Dengan memperhatikan hal-hal diatas, maka penelitian dan pengembangan berbasis pelanggan sebagai suatu pendekatan sistem dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar7

KEPUASAN PELANGGAN, adalah suatu pendekatan yang secara sistimatis dan terus meneruskan membangun dan mengembangkan secara proaktip menciptakan suatu organisasi yang sadar pelanggan dalam arti luas artinya pelanggan mencakup bukan saja pelanggan murni (sebagai pembeli / eksternal) tetapi juga pelanggan tidak murni (sebagai orang dalam dan perantara) dalam usaha untuk memenangkan dan memelihara pelanggan.

KREATIVITAS DAN INOVASI, adalah suatu pendekatan dengan menciptakan suatu iklim organisasi yang mendukung setiap individu dan kelompok dapat mengembangkan wawasan dan imajinasi dalam mewujudkan gagasan-gagasan baru yang dikelola menjadi inovatip oleh organisasi dalam memenuhi kepuasan pelanggan dan stakeholders lainnya kedalam perencanaan program-program yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan tahapan yang telah diputuskan.

PRODUKTIVITAS, adalah pendekatan untuk memenangkan dan memelihara pelanggan sebagai cara mengubah sesaat menjadi pelanggan seumur hidup karena kemampuan untuk meningkatkan kualitas yang ditopang oleh pemanfaatan sumber daya yang efesien dan efektif termasuk kepentingan stakeholders lainnya.

SUMBER DAYA, adalah pendekatan untuk memanfaatkan sumber daya internal dapat digerakkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan dan berkolaborasi untuk memaksimumkan sumber daya eksternal yang memungkinkan untuk mendukung pencapaian sasaran yang digariskan.

MEMBANGUN KEBIASAAN YANG PRODUKTIF :

Tantangan masa depan bukan terletak menghadapi persaingan, melainkan bagaimana suatu organisasi mampu meraih peluang-peluang masa depan. Sukses meraih peluang masa depan sangat di-tentukan adanya kemampuan untuk menumbuhkan kebiasaan produktivitas secara berkesinambungan yang ditopang adanya sumber daya manajemen informasi sistem yang dikelola dengan baik.

Membangun kebiasaan produktivitas adalah kegiatan yang direnca-nakan secara sistimatis dan dipolakan menjadi kebiasaan dalam bersikap dan berperilaku bagi setiap anggota organisasi yang ditunjukkan dengan karekteristik yang mengikat kedalam organisasi sbb.:

Pertama, haruslah dipandang sebagai suatu sistem yang digerakkan oleh pimpinan puncak dan bertanggung jawab keberhasilannya, sehingga diperlukan metoda, prosedur dan alat yang dapat memotivasi bagi setiap anggota organisasi dalam bersikap dan berperilaku sebagai komitmen mereka yang datang dari diri sendiri, bukan sesuatu yang dipaksanakan tapi sudah merupakan budaya.

Kedua, haruslah dipandang sebagai suatu sistem yang digerakkan untuk memenuhi kepuasaan pelanggan dan kepentingan stakeholders lainnya sebagai daya dorong setiap anggota untuk berpikir.

Ketiga, haruslah dipandang sebagai suatu sistem yang dapat mendukung aplikasi budaya organisasi (norma, nilai, wewenang dan ganjar) sebagai pedoman dan arahan dalam bersikap dan berperilaku bagi setiap anggota organisasi agar mampu berkonsteribusi dalam melaksanakan perubahan.

Keempat, haruslah dipandang sebagai suatu sistem yang dapat mendukung pola pikir perubahan keterampilan dari perilaku reaktif menjadi proaktif.

Kelima, haruslah dipandang sebagai suatu sistem yang mendukung cara pandang bahwa produktivitas adalah bagian cara hidup bagi setiap anggota organisasi.

Dengan membangun kebiasaan yang produktif dengan ditopang pemahaman kelima karekteristik yang diungkap diatas, diharapkan menjadi daya dorong untuk meningkatkan sembilan prinsip dalam kepemimpinan 1.) kolaborasi 2.) komitmen 3.) komunikasi 4.) kreativitas individu, 5.) kreativitas kelompok 6.) inovasi organisasi 7.) analisa masa depan 8.) merespon antisipatif 9.) proses pengambilan keputusan (diuraikan dalam bab 2 titik 4).

Dengan peningkatan kesembilan prinsip kepemimpinan tersebut dapat mendukung perubahan terbentuknya kebiasaan untuk kemenangan pribadi, kemenangan kelompok dan kemenangan organisasi yang memiliki sifat ketergantungan, kemandirian dan saling ketergantungan dalam mewujudkan kebiasaan yang produktif.

Membangun kebiasaan yang produktif, dimaksudkan adalah implementasi pola perilaku kedalam kebiasaan yang effektif yang terdiri dari 1) kejelasan keinginan yang menunjukkan mau melakukannya ; 2) adanya pengetahuan yang menunjukkan apa yang harus dilakukan dan mengapa ;adanya keterampilan yang menunjukkan bagaimana melakukan. Jadi yang menjadi tujuan dalam kebiasaan yang produk-tif mencakup hal-hal yang hendak dicapai sebagai berikut :

1) Memahami kepentingan pelanggan dan stakeholders lainnya.
2) Menetapkan dan mengukur tingkat keberhasilan produktivitas.
3) Menetapkan sistem pengawasan dan pengendalian.
4) Menetapkan langkah-langkah perbaikan berkelanjutan.
5) Menetapkan adanya organisasi pembelajaran.
6) Mendorong untuk melepaskan dari hiriarki menjadi tim.
7) Mendorong kepemimpinan kolaborasi.

PERNYATAAN EFEKTIF DALAM R & D :

DARI SISI MANAJEMEN BIAYA

” Secara efektif mengawasi biaya melalui penggunaan personalia, material dan perlengkapan yang ekonomis.
” Secara efektif mengunakan sumber daya dari staf, dana dan waktu.
” Memanfaatkan dengan maksimum dana yang telah dialokasikan.
” Membuat proyeksi2 anggaran yan realistik.
” Memberikan atensi yang besar untuk memonitor varian anggaran dan merencanakan penyesuaian2 yang tepat.
” Memperjuangkan ROI yang maksimum.
” Unggul di dalam keputusan2 yang berorientasi keuntungan.
” Membuktikan kemampuan yang kuat untuk menggalakkan cost-profit ratio.
” Membuktikan keefektifan biaya yang sehat.
” Mengembangkan ukuran pengawasan biaya yang kuat untuk menjamin hasil2 yang diinginkan.
” Memelihara pengawasan biaya yang efektif.
” Melatih pengawasan biaya yang benar.
” Mengenal secara efektif area2 yang membutuhkan reduksi biaya.
” Memperagakan pertimbangan yang sehat di dalam mengelola dan mengawasi pengeluaran.
” Taat pada prinsip2 auditing yang sehat.
” Merencanakan perjalanan, hiburan2 dan biaya2 lainnya agar dapat meraih sasaran organisasi.
” Taat kepada kebijakan dan prosedur organisasi di saat meminta biaya2 yang dikeluarkan.
” Menjamin semua pengeluaran adalah demi kepentingan org.
” Membuktikan sukses di dalam mereduksi biaya sementara meme-lihara kualitas yang tinggi.
” Unggul didalam mengawasi biaya dan menghilangkan pemborosan.

DARI SISI KUALITAS

” Kualitas kerja secara konsisten tinggi.
” Meraih standar kualitas tertinggi.
” Memperlihatkan kepentingan profesional untuk karya kualitas.
” Menekankan penggalakan kualitas.
” Mempromosikan kesadaran kualitas.
” Mengenal kepentingan kualitas didalam menyediakan ketajaman kompetensi.
” Membuktikan ketertiban, keseksamaan dan kecermatan di dalam melaksanakan tugas2 kerja.
” Melaksanakan dengan akurasi, keseksamaan dan keefektifan yang luar biasa.
” Bertenggung jawab terhadap kualitas istimewa.
” Meraih keefektifan yang konsisten.
” Berjuang untuk kesempurnaan.
” Sangat rapih.
” Menyediakan jaminan kualitas total.
” Memperagakan harga diri di dalam pekerjaan.

Read Full Post »

5. MENGELOLA AREA KUNCI BERBASIS DATA DAN FAKTA

Bertolak dari pemikiran yang bersifat intuitif yang dikembangkan oleh CEO dan Pimpinan puncak lainnya kedalam pemahaman organisasi, budaya dan kepemimpinan sebagai perencanaan strategik yang menggambarkan persfektif, kedalam perencanaan jangka panjang yang menggambarkan posisi (dalam kurun waktu lima tahun) kedalam pemahaman area kunci yang mencakup corporate, divisional, strategik bisnis unit dan fungsional serta pembaharuan yang berencana dengan menjabarkan kedalam rencana jang-ka pendek ( satu tahun) yang menggambarkan performa kedalam area kunci dalam fungsi yang mencakup R & D, Operasi, Pemasaran, Keuangan, Akuntansi dan Sumber daya manusia.

Sejalan dengan hal diatas, maka mengelola area kunci berbasis data dan fakta dengan pendekatan sistem dapat digambarkan sbb :

Gambar4

Secara singkat keempat sistem tersebut dapat dirumuskan sbb :

SISTEM DATA DAN FAKTA, bahwa tersedianya data baik yang terstruktur maupun tidak yang dapat dirumuskan menjadi informasi serta fakta yang dapat diidentifikasi sebagai dasar yang dipergunakan untuk perencanaan secara kompeherensip dan menyeluruh.

SISTEM RENCANA STRATEGIS, bahwa rumusan-rumusan di proses dan dimotori oleh CEO dan Pimpinan puncak lainnya dalam berpikir yang kita sebut intuitip dalam menggambarkan persfektif.

SISTEM RENCANA JANGKA PANJANG, bahwa rumusan-rumusan yang dibuat sebagai jabaran dari rencana strategis dengan diomotori oleh manajemen tingkat menengah yang membuat rekomendasi untuk
mendapatkan pengesahan dari manajemen tingkat puncak dalam berpikir jangka panjang dalam menggambarkan posisi kedalam area kunci dan perencanaan yang terkait dengan perubahan yang berencana dan berkesinambungan.

SISTEM RENCANA JANGKA PENDEK, bahwa rumusan-rumusan yang dibuat sebagai jabaran dari rencana jangka panjang, dimotori oleh manajemen tingkat bawah dengan berkonsultasi dengan manajemen tingkat menengah untuk membuat rekomendasi dalam mendapatkan persetujuan di tingkat puncak dalam kerangka berpikir jangka pendek dalam menggambarkan performansi kedalam kegiatan operasional.

Dengan pendekatan sistem mengelola area kunci (korporasi, divisional, strategik bisnis unit, dan fungsional) berbasiskan sistem data dan fakta agar dapat mengarahkan WAWASAN dari perencanaan strategis kedalam PENYELARASAN dari perencanaan jangka panjang untuk dilaksanakan kedalam PEMBERDAYAAN dari perencanaan jangka pendek.

PELAKSANAAN WAWASAN, PENYELARASAN DAN
PEMBERDAYAAN KEDALAM PROSES PENGELOLAAN :

Proses pengelolaan pada setiap tingkatan pemimpin yang memiliki kompetensi untuk mengorganisir kedalam bentuk organisasi yang bergerak cepat, fleksibel dan melakukan perubahan-perubahan secara sistimatis dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan, maka pemahaman wawasan, penyelarasan dan pemberdayaan termasuk peran yang harus dimainkan oleh kepemimpinan.

WAWASAN, dan imajinasi yang menggerakkan kemampuan berpikir kreatif sebagai hasil kerja intuitif, merupakan langkah awal dalam peran pemimpin abad baru dalam menyeimbangkan perencanaan strategik (visi, misi, tujuan, sasaran dan strategi) dengan pelaksanaan yang sejalan dengan budaya perusahaan (nilai individu, norma kelompok, perilaku organisasi), bila diperlukan diadakan penyesuaian dengan tuntutan perubahan, yang kesemuanya untuk memenuhi kepentingan stakeholders, khususnya para pelanggan dalam pandangan persfektif.

PENYELARASAN, merupakan langkah kedua dalam peran pimpinan abad baru dengan mewujudkan kebersamaan dalam tindakan melalui keterikatan
dalam sistem (seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk totalitas), struktur (cara bagaimana sesuatu disusun atau dibangun) dan proses (rangkaian tindakan, perbuatan atau pengelolaan yang menghasilkan sesuatu yang bermanfaat).

Penyelarasan dalam sistem, struktur dan proses merupakan tonggak untuk membangun sembilan prinsip kepemimpinan abad baru untuk menggerakkan seluruh aktivitas dalam pengelolaan rencana strategis, rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek pada area kunci dalam struktur dan area kunci dalam fungsi dalam memiliki sifat dinamis dan mudah dikontrol untuk mendukung perubahan-perubahan yang dilakukan secara sistimatis dan berkesinambungan.

PEMBERDAYAAN, merupakan langkah ketiga yang sangat penting dan strategis dalam peran pemimpin untuk mempersatukan wujud kepentingan yang seimbang antara kepentingan individu, kelompok dan organisasi sebagai daya dorong untuk memotivasi perubahan sikap melalui pemberdayaan bakat yang tersembunyi, peningkatan kecerdikan emosional dan membangkitkan pikiran kreativitas.

Dengan melaksanakan pemberdayaan tersebut diharapkan lahirnya pemahaman sembilan prinsip dari setiap individu yang tidak dipaksakan dari luar melainkan atas dasar pengorbanan dari diri yang bersangkutan untuk berperilaku dalam memenuhi kepentingan stakeholders, khususnya para pelanggan.

KONSISTEN DAN PARTISPASI DALAM SIKAP DAN PERILAKU
DALAM MENGHADAPI TANTANGAN :

Memahami makna wawasan & imajinasi, penyelarasan dan pemberdayaan yang dilaksanakan dalam peran kepemimpinan untuk menyelaraskan area kunci dalam struktur (korporasi, divisional, strategik bisnis unit, fung-sional) kedalam area kunci dalam fungsi ( R & D, operasi, pemasaran, ke-uangan, akuntansi, SDM), maka keberhasilan proses pengelolaan sangat ditentukan oleh :

” Tersedianya data dan fakta menjadi informasi yang akurat dan bersifat terbuka sehingga setiap orang dapat mengaksesnya.
” Adanya kejelasan peran dalam menjalankan pekerjaan, sehingga setiap orang tahu batas-batas kekuasaan dan tanggung jawabnya.
” Merubah kerja dari orientasi hirarkis menjadi kelompok dan tim.

Dengan kemajuan teknologi informasi memberikan kemudahan-kemudahan untuk mengumpulkan data, mengelola, menganalisa dan menyimpulkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menilai tingkat keberhasilan atau penyimpangan yang terjadi agar perubahan dapat dilakukan untuk menyesuaikan dengan tuntutan perubahan itu sendiri.

Sejalan dengan hal-hal yang kita utarakan diatas, diharapkan sikap dan perilaku termotivasi untuk menyesuaikan dalam mengaktualisasikan pikiran-pikiran baru yang dapat merubah dari ketidak pastian menjadi yang pasti dalam lingkungan yang begitu cepat berubah, disitulah letak fungsi wawasan, penyelarasan dan pemberdayaan untuk membangun keseimbangan kepentingan individu, kelompok dan organisasi.

Dengan demikian bila mana setiap individu memahami makna wawasan, penyelarasan dan pemberdayaan merupakan langkah berpikir dan bertindak maka dapat diharapkan proses-proses berpikir Intuitif menjadi berpikir Jangka panjang dan berahkir kedalam berpikir Jangka pendek untuk dilaksanakan secara operasional di tempat kerja dimana setiap individu tahu apa, mengapa, bagaimana, dan bilamana untuk dilaksanakan kedalam tugas menjadi pekerjaan individu dan kelompok atau tim, sehingga diperlukan sikap, perilaku yang konsisten dan partisipasi agar terjadi kesinambungan dari pelaksanaan hasil berpikir.

Bila terjadi kebersamaan berpikir, maka suatu organisasi yang fleksibel dan mudah dikontrol, setiap ada penyimpangan atau dampak dari perubahan lingkungan, sehingga penyesuaian dalam menghadapi kesenjangan dari cara lama ke cara baru diperlukan cara menyeberangi kesenjangan sesuai dengan tuntutan perubahan dengan merancang cara baru yang dapat menuntun perubahan sikap dan perilaku yang diinginkan. Inilah satu tantangan dalam menerapkan pemikiran yang disebut dengan konsep konsisten dan partisipasi.

PERNYATAAN EFEKTIF MENGELOLA AREA KUNCI :

DARI SISI PERENCANAAN

” Membentuk rencana strategi untuk sukses masa depan.
” Mengusulkan rencana-rencana untuk tindakan tepat waktu, nyata dan positip.
” Merencanakan dengan pandangan yang baru / segar.
” Merencanakan, menyusun, dan menyelesaikan tugas-tugas dengan sikap yang paling mudah dan efisein.
” Merumuskan secara efektif strategi, taktik dan rencana tindakan untuk mencapai hasil.
” Merencanakan strategi-strategi tepat untuk mencapai solusi-solusi.
” Merencanakan secara efektif hasil-hasil yang sistimatis.
” Unggul di dalam menentukan masalah dan merencanakan solusi2.
” Unggul di dalam mengantisipasi kebutuhan2.
” Mengembangkan rencana2 dan solusi inovatif.
” Memenuhi dan melebihi standard2 untuk tanggung jawab atau tujuan utama tepat waktu atau sebelum jadwal.
” Tetap mempertahankan kenyamanan kerja sebelum jadwal.
” Menjadikan rencana menjadi kenyataan.
” Membentuk prioritas-prioritas tugas secara efektif.
” Merumuskan rencana2 dan memimpikan sasaran2.
” Mengembangkan teknik2 perencanaan yang rasional.
” Mengimplementir rencana2 secara efektif dengan harmoni dan kerja sama.
” Unggul di dalam mengembangkan rencana2 aksi.
” Mengembangkan rencana2 tindakan yang sehat.
” Secara efektif menerapkan rencana2 kedalam aksi.
” Unggul didalam merumuskan dan melaksanakan strategi
” Unggul didalam strategi dan aksi.
” Secara efektif menambah ide menjadi aksi.
” Unggul didalam mengembangkan tujuan2 strategi.
” Mengembangkan visi strategi.
” Secara efektif merencanakan untuk menghindari masalah2 masa depan.
” Menghindari terjadinya masalah.
” Unggul didalam prevensi masalah.
” Unggul didalam manajemen yang bersifat lebih dulu.
” Unggul didalam mengantisipasi reaksi.
” Mengantisipasi dan memecahkan konflik.
” Merencanakan perlawanan yang dapat diramalkan.
” Mengembangkan strategi2 inovatip.
” Mengembangkan strategi positip.
” Mengembangkan strategi2 efektif untuk meraih prestasi yang baik.
” Melahirkan rencana2 lugas untuk memenuhi peluang2 yang be-rubah2.
” Secara konstan mengembangkan teknik2 untuk membangkitkan alternatip strategi baru.
” Merencanakan hal2 yang tidak terduga.
” Unggul didalam mengembangkan skenario “bagaimana kalau”
” Unggul didalam mengembangkan alternatip strategi.
” Mengembangkan rencana ketidakpastian yang sehat.
” Tidak diawasi oleh peristiwa2 dan situasi krisis.

6. SISTEM INFORMASI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

Perancangan sistem informasi berbasis teknologi informasi harulah bertolak dari tersedianya sumber daya manusia dan sikap serta perilaku manusia itu sendiri untuk memanfaatkan data yang telah diolah dalam suatu sistem menjadikan informasi dalam pengambilan keputusan.

Sejalan dengan pemikiran itu, maka sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang dirancang secara terintergrasi untuk menyajikan informasi guna mendukung area kunci dalam fungsi dan struktur dengan menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan dan sebuah “data base”.

Sejalan dengan pemikiran yang diutarakan diatas, maka perancangan sistem informasi manajemen dengan pendekatan sistem dapat digambarkan dan djelaskan sebagai berikut :

Gambar5

TEKNOLOGI INFORMASI, sebagai teknologi pengadaan, pengolahan, penyimpanan dan penyebaran berbagai jenis informasi dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi, yang lahir karena adanya dorongan-dorongan kuat untuk menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kelambatan manusia mengolah informasi.

TEKNOLOGI WEB, merupakan sistem informasi dan komunikasi hypertext, yang sangat populer dipakai di jaringan internet, dengan komunikasi data yang sesuai dengan model client / server. Web client (browser) dapat menakses multiprotokol dan informasi hypermedia dengan menggunakan alamat-alamat.

Atau dengan kalimat lain bahwa teknologi web berarti kumpulan semua sumber atau informasi yang dihubungkan dengan hyperlinks yang dapat diakses, ditransfer atau dieksekusi secara remote dari mana saja dalam internet melalui server HTTP (hypertext transfer protocol) oleh klien HTTP menggunakan HTTP sebagai protocol utama.

APLIKASI INTERNET (INTERNATIONAL NETWORK), meru-pakan suatu jaringan komunikasi tanpa batas yang melibatkan jutaan komputer pribadi yang tersebar di seluruh dunia. Dengan mengguna-kan protokol Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP /IP dan didukung media komunikasi.

Aplikasi jenis layanan jaringan internet adalah E-Mail ; Chatting (internet relay chat) ; USENET ; Newsgroup ; FTP (file transfer protocol) ; Telnet ; BBS (bulletin board service) ; WWW (layanan multimedia) ; Internet telephony ; Internet Fax

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN, suatu sistem yang dirancang secara menyeluruh dengan menggabungkan subsistem yang penerap-annya layak dan efektif untuk memecahkan hal-hal yang terkait da-lam perfekstif, posisi dan performance secara terpadu dengan “data base berbasis Web dan non web”

KOMPETENSI MANUSIA DAN PERILAKU MANUSIA DALAM
MENGAMBIL KEPUTUSAN :

Implementasi yang layak dan efektif ditentukan oleh kompetensi yang terkait dengan teknologi informasi artinya disatu sisi memiliki kemampuan dalam memanfaatkan komputer, aplikasinya serta memelihara hardware dan software agar dapat berfungsi dan disisi lain adanya perilaku manusia untuk memanfaatkannya sebagai landasan dalam proses pengambilan keputusan.

Dengan demikian, suatu sistem informasi manajemen yang kita rancang berbasis teknologi informasi untuk mendukung proses pengelolaan sumber daya yang terbatas dapat memaksimumkan peluang-peluang yang ada dalam usaha menciptakan nilai tambah untuk memenuhi kepentingan stakeholders.

Yang menjadi masalah kita, bagaimana kita dapat memanfaatkan data dan informasi menjadi tepat guna sesuai dengan tingkat kepentingannya kedalam area kunci struktural dan fungsional dalam setiap kebijakan dan tindakan dalam mengembangkan wawasan, penyelarasan dan pemberdayaan agar masalah-masalah yang terkait pada perfekstif, posisi dan performansi berjalan dalam arah yang konsisten dan berkesinambungan sesuai dengan strategi yang telah ditetapkan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.

Dengan struktur organisasi yang fleksibel dan mudah dikontrol, maka sistem informasi manajemen dengan informasi yang mudah diakses memberikan ruang gerak bagi setiap individu dalam organisasi untuk berpartisipasi dalam menyesuaikan perubahan sikap dan perilaku dalam menghadapi tantantang perubahan lingkungan.

PERNYATAAN EFEKTIF MENGELOLA M.I.S. :

DARI SISI KETERAMPILAN KOMPUTER

” Memaksimalkan manfaat 2 teknologi komputer.
” Memasukkan teknologi komputer yang terbaru.
” Mengenal kebutuhan2 dukungan komputer.
” Menjamin komputer dipakai untuk membangkitkan informasi berarti dan menambah efesiensi.
” Mendorong kesepakatan karyawan dan guna komputer.
” Menjamin pelatihan operator komputer yang benar.
” Memanfaatkan kekuatan komputer.
” Memanfaatkan fasilitas2 dan perlengkapan komputer dengan efektif.
” Memiliki pengetahuan yang kuat tentang dasar2 komputer.
” Memahami aplikasi2 komputer.
” Menjadi terpelajar dengan komputer.
” Tetap waspada terhadap hardware komputer baru.
” Terus mengikuti aplikasi software baru.

DARI SISI KECERMATAN

” Mengenal kepentingan kecermatan.
” Melaksanakan dengan kecermatan tinggi.
” Melaksanakan dengan kecermatan konsisten.
” Meraih hasil dengan kecermatan dan ketepatan.
” Memelihara kecermatan statistik tinggi.
” Mengharapkan kesempurnaan.
” Berjuang demi kesempurnaan.
” Unggul didalam meraih kesempurnaan.
” Menghindarai kesalahan2 dan kekeliruan.
” Menyesuaikan terhadap toleransi2 ketat.
” Memenuhi standard2tepat.
” Memenuhi spekasi2 baku.
” Menjaga catatan2 yang akurat.
” Merawat dokumentasi yang akurat.
” Menyediakan dokumentasi jelas.
” Sangat teliti dengan perincian.
” Memberi atensi yang sangat teliti terhadap perincian.
” Unggul di dalam pengecekatan perincian.
” Meramal dengan kecermatan yang ekstrim.
” Membuat ramalan2 akurat tentang trend2 masa depan, arah dan perkembangan2.

DARI SISI PEMECAHAN MASALAH

” Membuktikan satu kemampuan yang kuat untuk mengenal, menganalisa dan memecahkan masalah.
” Memperagakan satu kemampuan untuk memecahkan masalah, berpikir, beralasan dan belajar.
” Unggul di dalam mengembangkan solusi2 inovatif dan kreatif.
” Mengembangkan solusi2 yang kreatif dan biaya efektif.
” Unggul di dalam pemecahan soal yang kreatif.
” Memperagakan satu pendekatan praktis terhadap pemecahan masalah.
” Sangat tegas di dalam menangani masalah2 sulit.
” Secara efektif memecahkan masalah bukan gejala.
” Unggul didalam mengenal masalah2 yang nyata.
” Unggul di dalam memecahkan masalah2 penting.
” Memecahkan masalah sebelum mereka menjadi genting.
” Unggul di dalam mencari dan memecahkan kesulitan.
” Bekerja baik dengan yang lain di dalam memecahkan masalah.
” Merubah masalah kedalam solusi praktis.
” Memandang masalah sebagai tantangan yang menarik.
” Merubah masalah menjadi peluang2.

Read Full Post »

3. BUDAYA ORGANISASI BERBASIS KEBIASAAN

Bertolak dari organisasi yang efektif yang hendak dicapai berarti telah meletakkan pondasi yang kita sebutkan dengan telah dibuat adanya keputusan strategik, sehingga ia meyakini benar untuk apa ia berdiri dan atas prinsip apa ia akan beroperasi.

Sejalan dengan pemikiran diatas, maka organisasi yang dapat merubah suatu impian menjadi satu kenyataan adalah dengan membangun dan mengembangkan sikap dan perilaku secara berkelanjutan keda-lam pola pikir yang sama atas ucapan dan perbuatan.

Sejalan dengan pemikiran tersebut diatas untuk membangun dan mengembangkan budaya perusahaan yang kuat dan unggul yang sejalan dengan perubahan organisasi yang berkelanjutan, maka budaya orgasasi berbasis kebiasaan effektif dapat dilihat dari pendekatan sistem

Gambar2

Keempat sistem yang disebutkan diatas dijelaskan dengan pemaham-an sebagai berikut :

SISTEM KEBIASAAN EFEKTIF, suatu proses yang harus dikem-bangkan kepada individu, kelompok dan oraganisasi dalam pema-haman bahwa sikap dan perilaku menjadi kuat bila secara berkelan-jutan dan konsisten untuk menempatkan pengetahuan (apa dan mengapa dilakukan), keterampilan (bagaimana melaksanakannya) dan keinginan (motivasi / daya dorong berbuat) yang seimbang.

SISTEM PERILAKU ORGANISASI, pemahaman yang terkait atas unsur-unsur proses yang berkaitan dengan pribadi-pribadi, peran-peran, antar pribadi, tim-tim, antar tim dan organisasi sendiri.

SISTEM NILAI INDIVIDU, pemahaman yang terkait dengan pe-ngertian-pengertian yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih benar atau yang kurang benar.

SISTEM NORMA KELOMPOK, pemahaman yang terkait tentang aturan atau ketentuan yang mengikat anggota kelompok organisasi, dipakai sebagai panduan, tatanan dan kendali tingkah laku yang sesu-ai dan diterima, setiap anggota kelompok harus mentaati yang berla-ku atau dengan kata lain sebagai aturan, ketentuan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai atau memperbanding-kan sesuatu.

Dengan pendekatan sistem, organisasi dapat membangun budaya or-ganisasi yang kuat artinya perubahan yang diinginkan untuk menjembatani kesenjangan dari budaya lama menuju ke budaya baru melalui proses kebiasaan yang efektif dengan menstrukturkan sistem dan ke-bijakan kedalam nilai individu, norma kelompok dan perilaku orga-nisasi. Jadi dengan membangun kebiasaan yang efektif diharapkan adanya langkah-langkah yang konsisten dan peningkatan partisipasi.

Oleh karena itu pemahaman konsisten dan partisipasi perlu dikomunikasikan dengan baik dalam menanggapi dampak perubahan lingkungan (faktor ektern) yang begitu cepat berubah serta komplek melalui proses pendekatan sistem seperti yang kita utarakan.

Dengan demikian pendekatan sistem sebagai pola pikir akan mampu mengidentifikasi keseluruhan situasi dan merumuskan masalah yang terkait dengan usaha-usaha memecahkan kesenjangan dari cara lama seperti hierarkis, birokrasi dsb menuju cara baru seperti jaringan, pengetahuan dsb., dalam rangka menyeberangi kesenjangan dengan membangun budaya yang kuat.

MENINGKATKAN KINERJA DENGAN BUDAYA :

Citra organisasi merupakan hal yang penting baik sebagai basis kegiatan jangka panjang maupun sebagai sarana untuk meningkatkan kebiasaan yang effektif untuk tumbuh dan berkembang pada semua tingkatan pemimpin dan karyawan (lama dan baru) sebagai satu kesatuan yang mengikat.

Citra hanya dibangun atas landasan kepercayaan yang diberikan oleh stakeholders kepada CEO dan pimpinan puncak lainnya, oleh karena itu citra perusahaan / organisasi yang dibangunnya harus mencakup segala sesuatu mulai dari produk perusahaan sampai dengan gaya manajemen, cara pengoperasian, kebijaksanaan sumber daya manusia, kebijkasanaan merk dan iklan, namun walaupun kita menyadari bahwa setiap stakeholder akan memperlihat kepercayaan yang berbeda, disitulah letak tantangan dalam bersikap dan berperilaku bahwa masa kini peningkatan citra perusahaan ditentukan oleh tanggung jawab sosialnya, oleh tindakan nyata bukan sekedar berbicara.

Langkah-langkah yang dimotori oleh CEO dalam membangun buda-ya untuk meningkatkan kinerja dengan kepemimpinan sbb. ;

LANGKAH SATU, mampu mengungkapkan dalam mengidentifikasi situasi dan merumuskan masalah (kedalam kritis, pokok, insidentil) yang menyebabkan terjadinya kesenjangan cara lama ke cara baru.

LANGKAH KEDUA, dengan memiliki sembilan prinsip kepemimpinan abad 21 berarti ia memiliki kompetensi untuk mengkomunikasikan keputusan strategik dengan isu persfektif berdasarkan intuitif.

LANGKAH KETIGA, membangun konsistensi dan partisipasi yang berkelanjutan kedalam sistem nilai individu, sistem norma kelompok, sistem perilaku organisasi berbasiskan kebiasaan yang effektif.

LANGKAH KEEMPAT, mengevaluasi aktualisasi budaya baru dalam menyeberangi kesenjangan dari cara lama ke cara baru untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang ditingkatkan.

LANGKAH KELIMA, bertolak dari hasil evaluasi dari langkah keempat, maka diperlukan langkah untuk melastarikan dan meningkatkan sikap dan perilaku yang telah berubah.

MENGEMBANGKAN BUDAYA YANG FLEKSIBEL :

Mengelola masa depan akan sangat ditentukan oleh CEO dan Pim-pinan puncak lainnya dalam menangkap gejolak gelombang ketidakpastian , disinilah letak tantangan yang akan dihadapi mereka.

Mengelola masa kini berdasarkan langkah yang telah diambil dengan melaksanakan keputusan strategik dimana strategi telah dirumuskan sesuai dengan lingkungan yang ada, sehingga budaya perusahaan sebagai penggerak menuntun sikap dan perilaku dalam bertindak.

Sikap dan perilaku masa kini menjadi berurat berakar yang telah ditempa dari pengalaman masa lampau, dalam keadaan tertentu sulit untuk berubah, sehingga tidak heran mereka mengatakan untuk apa kita berubah sedangkan kinerja telah meningkat.

Dalam keadaan demikian, peran CEO sangat menentukan untuk memberikan keteladanan dalam menumbuh-kembangkan sistem kebiasaan yang efektif kedalam sistem secara totalitas dimana peningkatan sistem nilai individu, sistem norma kelompok dan sistem perilaku organisasi tetap memiliki budaya inti didalamnya, namun dengan kepemimpinan yang menekankan kepentingan stakeholders disatu sisi dan disisi lain mewujudkan keberhasilan organisasi yang seimbang dengan kepentingan individu dan kelompok, dipandang
perlu CEO untuk mendorong semua pihak terhadap pentingnya sikap dan perilaku untuk membangun antisipatif dalam pola berpikir, sebagai langkah untuk bertindak proaktif dalam menghadapi gelombang perubahan masa depan.

Dengan demikian CEO dan pimpinan lainnya pada semua tingkatan memiliki komitmen yang kuat untuk membangun budaya yang menekankan layanan kepada stakeholders dengan melestarikan budaya inti yang telah dianut bersama dan selalu siap berubah yang sejalan dengan lingkungan bisnis yang berubah.

PERNYATAAN EFEKTIF BUDAYA DALAM PENINGKATAN KINERJA :

SISI KUALITAS PERSONALIA :

” Jujur, bergembira dan mengikuti prosedur gaya bisnis untuk mencapai tujuan.
” Memperagakan perilaku yang menyenangkan dan gembira.
” Memperagakan karisma dan daya tarik yang alami.
” Memperagakan sifat yang menyenangkan.
” Memiliki tabiat yang tenang.
” Sabar, mantap dan mapan.
” Santai, yakin dan menyenangkan.
” Sopan dan tenang.
” Sangat sopan.
” Memperagakan keluwesan bermasyarakat.
” Hangat dan tulus ikhlas.
” Tulus hati.
” Memperagakan tanggapan positip terhadap situasi negatip.
” Memperagakan perilaku positip, ramah dan santai.
” Memanfaatkan humor secara konstruktif.
” Memperagakan kecerdasan yang tajam.
” Memperagakan semangat yang harmonis dan kerja sama.
” Memiliki daya tarik pribadi.
” Memiliki banyak ciri-ciri pribadi yang bernilai.
” Memperagakan banyak ciri-ciri karekter positip.
” Memperagakan kepribadian pemenang.
” Memperagakan kepribadian yang menyenangkan.
” Memperagakan kepribadian yang giat.
” Memperagakan kepribadian terbuka.
” Memperagakan rasa optimesme yang kuat.
” Menyelaraskan energi dan semangat.

SISI LOYALITAS DAN DEDIKASI :

” Setia terhadap organisasi, rekan dan bawahan.
” Memperagakan kesetiaan yang mutlak kepada atasan dan organisasi.
” Membina kesetiaan kepada bawahan.
” Menambah kekuatan atasan.
” Memperlihatkan perilaku positip ke arah pimpinan dan karyawan.
” Menempatkan kepentingan organisasi lebih dulu dari pada karyawan.
” Memperagakan rasa setujuan pribadi yang diperbaharui.
” Tunduk terhadap sasaran organisasi.
” Memperagakan satu kepentingan murni di organisasi.
” Sngat mengabdi.
” Merasa bergengsi di dalam jabatan.
” Memperagakan satu tingkat kejujuran, kesetiaan dan kesatuan yang tinggi.

SISI KEMAMPUAN MANAJEMEN :

” Secara efektif menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang sehat.
” Secara efektif memanfaatkan konsep manajemen kontemporer.
” Membuktikan teknik-teknik manajemen yang produktif.
” Mndorong manajemen yang partisipatif.
” Merangsang efesiensi dan kefektifan manajemen.
” Melipatgandakan keefektifan manajemen.
” Mengintergrasikan secara gemilang obyektif, peluang dan sumber
” Merupakan satu asset kuat bagi organisasi.
” Mengembangkan program-program yang nyata dan masuk akal.
” Menyusun program-program yang berhasil.
” Membina dan menggalakkan program penting dengan berhasil.
” Mengenal masalah-masalah manajemen utama.
” Membuktikan satu kemampuan untuk mengenal masalah mana-jemen dan mengembangkan solusi-solusi.
” Mengetahui kapan mencari bantuan dari luar organisasi.
” Mengenal komponen manajemen efektif yang relevan dan dapat ditaksir.
” Mengevaluasi keefektifan secara akurat.
” Terus memberitahu manajemen mengenai pertanyaan-pertanyaan tentang kebijakan.
” Unggul di dalam meraih dukungan manajemen.
” Mempersiapkan secara konsisten rekomendasi yang benar.
” Memperagakan kekuatan di dalam manajemen S.d.m.
” Mengadakan manajemen dengan informasi yang valid dan andal bagi perencanaan sumber daya manusia.
” Menyediakan manajemen dengan informasi akurat tentang dan kelemahan karyawan.
” Secara efektif memecahkan konflik antar kebutuhan individu dan organisasi.
” Menghormati ke dua-dua hak karyawan dan wewenang manajemen.
” Membuktikan satu kemampuan untuk mengatasi kendala intern.
” Secara efektif memecahkan masalah-masalah yang melanda batas-batas organisasi.
” Unggul dalam memecahkan konflik-konflik antar departemen.
” Memperoleh dukungan penuh departemen lain.
” Mempersatukan organisasi.
” Mengenal peran penting dari pada tanggung jawab, otoritas dan pertanggungjawaban.
” Menahan bawahan bertanggungjawab atas hasil-hasil.
” Menghubungkan akibat ke pertanggungjawab.
” Membuktikan kemampuan eksekutip atasan dibawah satu aneka ragam keadaan.
” Menyampaikan gengsi eksekutip.
” Memperagakan kekuatan eksekutip.
” Memperlihatkan kualitas-kualitas yang membuat manajer berhak dan efektif.
” Memperagakan attribut dari pada seorang manajer efektif.
” Memperlihatkan manajemen diri yang kokoh.
” Mengelola diri dengan efektif.
” Memperagakan perilaku manajerial yang efektif.
” Memperagakan gaya manajemen yang efektif, produktif.
” Mengenal perbedaan antar mengelola dengan melakukan.
” Menghindar pengelolaan dengan krisis.
” Unggul dalam menetapkan, mengukur dan meningkatkan produk-tivitas.
” Meraih hasil yang tinggi sementara mempertahankan moral tinggi.
” Selalu membuat karyawan sadar tentang kepentingan organisasi.
” Mempromosikan perilaku kerjasama dan upaya tim.
” Membina satu rasa sehaluan dan senasib yang kuat.
” Unggul di dalam perkembangan tim yang bertanggungjawab.
” Meraih prestasi tim yang maksimal.
” Meraih kefektifan kerjasama.
” Berjuang untuk prestasi yang maksimal.
” Mendorong upaya kearah sasaran-sasaran umum.
” Unggul dalam mengembangkan strategi kerjasama.
” Membesarkan daya guna sumber perusahaan.
” Bertangjang jawab atas daya guna personalia yang efektif dan efisien.
” Menyediakan bawahan-bawahan dengan sumber-sumber yang dibutuhkan untuk meraih hasil.
” Meraih hasil melalui bimbingan yang tepat dari bawahan.
” Memberikan bimbingan yang jelas.
” Mengembangkan satu usaha departemen yang melekat.
” Sadar tentang awal potensi departemen.
” Memelihara pengawasan kontrol perusahaan.
” Patuh terhadap semua kebijakan, prosedur dan peraturan tradisi.
” Menggalakkan secara efektif kebijakan, peraturan dan struktur.
” Memelihara standar-standar etika yang tinggi.
” Memperagakan etika yang sehat.
” Mengikuti hukum perilaku yang benar.
” Secara efektif mengakui kebutuhan untuk perubahan.
” Secara efektif mengelola perubahan.
” Mengimplementasikan perubahan dengan kecil penolakan.
” Menanggung penolakan terhadap perubahan dengan efektif.
” Mengimplementasikan perubahan dengan satu dampak positip.
” Tetap waspada terhadap kelemahan, kekuatan, ancaman, peluang peluang yang menghadang organisasi.
” Unggul di dalam memposisikan untuk masa mendatang.

4. KEPEMIMPINAN BERBASIS PARADIGMA BARU

Bertolak dari pemikiran mengembangkan budaya berbasis kebiasaan yang efektif, maka salah satu peran utama adalah mempengaruhi orang lain dengan jalan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dalam memenuhi keinginan untuk menghadapi tantangan yang bersifat kompleksitas, perubahan dan globalisasi maka kepemimpinan haruslah memenuhi prinsip dalam paradigma baru.

Sejalan dengan hal diatas, maka pengembangan kepemimpinan dengan pendekatan sistem digambarkan sbb.

Gambar3

Secara singkat ke empat sistem tersebut dapat dirumuskan sbb.

SISTEM PRINSIP DALAM KEPEMIMPINAN, bahwa pemimpin pada semua tingkatan akan memiliki kepemimpinan bila ia menyadari dan me-mahami untuk menumbuh kembangkan kebiasaan yang efektif untuk me-ningkatkan pengetahuan, keterampilan dan keinginan agar sikap dan peri-laku dapat menyesuaikan dengan tuntutan dari paradigma abad 21.

SISTEM PROFESIONALISME, bahwa pemimpin yang unggul ditandai oleh kepemimpinan yang memiliki prinsip-prinsip sebagai penuntun dan mengarahkan kepribadiannya kedalam prinsip kolaborasi, komitmen dan komunikasi sebagai tonggak membangun profesionalisme.

SISTEM KREATIF DAN INOVASI, bahwa pemimpin yang memiliki kepemimpinan dengan prinsip profesionalisme dapat tumbuh dan berkem-bang bila ditopang adanya kemampuan mencetuskan imajinasi dan memi-liki wawasan sebagai kreativitas individu dan memelihara kedalam kreativitas kelompok menjadi daya dorong menjadi inovasi kedalam organisasi.

SISTEM ANTISIPATIF, bahwa pemimpin yang memiliki kepemimpinan dengan prisip profesionalisme dan kreatif serta inovatif dapat tumbuh dan berkembang bila ditopang adanya kemampuan membuat analisa masa depan dan meresponnya serta keberanian dalam mengambil keputusan.

MEMAHAMI PARADIGMA BARU KEDALAM PENGEMBANGAN
PRINSIP KEPEMIMPINAN :

Paradigma dipahami dalam arti sebagai azas yang dapat menuntun dan mengarahkan seseorang disatu sisi untuk menentukan batas-batas bersikap dan berperilaku dan disisi lain menjelaskan cara berkata sesuai dengan perbuatan agar berkiblat kepada prestasi yang diharapkan.

Bagaimana kita dapat mengikuti perubahan paradigma yang telah terjadi dapat mempengaruhi gaya kepemimpinan dengan memperhatikan dalam kehidupan ini kita menghadapi adanya dua masalah yang kita sebut dengan masalah normal dan abnormal.
Pada daur hidup organisasi dengan posisinya, ya akan menghadapi masalah masalah normal artinya pada suatu tingkat tertentu yang kita sebut dengan SEDERHANA dan SULIT maka dengan kepemimpinan yang ada dapat memecahkan oleh organisasi sendiri. Sedangkan menghadapi masalah abnormal artinya pada suatu tingkat tertentu yang kita sebut dengan KOMPLEKITAS dan KERUMITAN tidak memungkinkan kemampuan internal memecahkan masalah yang dihadapi pada posisi daur hidup organisasi yang bersangkutan.

Dengan situasi tersebutlah kita dapat mengidentifikasi terjadinya perubahan paradigma yang akan mempengaruhi gaya kepemimpinan sbb.

” Dengan paradigma banyak masalah dapat diselesaikan pada tingkat masalah normal, tapi tidak jarang pula ada masalah yang tidak terpecahkan dalam keadaan yang demikian terutama pada masalah abnormal.

” Dengan kecenderungan meningkatnya masalah abnormal, maka kepemimpinan mencoba mencari paradigma baru, namun kemampuan inter-nal tidak mendukung oleh karena itulah tidak heran intervensi datang dari luar sebagai penggagas paradigma baru.

” Penggagas paradigma baru berpikir pada dasarnya bukan metodis, lebih mengutamakan organ yang bersifat menghayati karenanya bersifat intuitif shingga sulit membuktikan secara rasional, namun dapat dimanfaatkan oleh kepemimpinan perusahaan yang mengenal betul kendala yang dihadapi dengan data dan informasi yang ada.

Banyak pelaku ekonomi menyadari bahwa dalam abad 21 ini terdapat paradigma yang disebut dengan Profesionalisme, Kreativitas dan Inovasi serta Antisipatif, tapi jarang organisasi menjabarkan pengaruh paradigma kedalam gaya kepemimpinan yang harus tumbuh dan berkembang dalam menghadapi tantangan yang kita sebut dengan kompleksitas, perubahan dan globalisasi.

Sejalan dengan pemahaman arti paradigma yang telah kita kemukan diatas
maka pengaruhnya adalah kesiapan kita menghadapi masa depan yang penuh dengan tantangan agar kita mampu memecahkan masalah-masalah abnormal dengan memanfaatkan kekuatan dari luar. Intertvensi dari luar kedalam, dapat dikendalikan dan diarahkan sesuai dengan perubahan lingkungan dengan ketidakpastian yang tinggi, oleh karena itu kepemimpinan masa depan harus mampu meningkatkan kebiasaan yang effektif dalam memahami dan mengaktualisasikan prinsip-prinsip sebagai jabaran dari paradigma seperti yang diutarakan dalam BAB III, titik 4.

KETAHANAN PARADIGMA MERUPAKAN STRATEGI DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN :

Tantangan dalam masyarakat industri ke masyarakat informasi berbeda, begitu pula dari masyarakat informasi menuju masjarakat pengetahuan yang ditunjukkan kemajuan-kemajuan dalam perkembangan teknologi informasi, namun masalah-masalah yang kita hadapi meningkat dari masalah normal menjadi masalah abnormal.

Tak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan, kecuali pemimpin dengan kepemimpinan abad baru dapat menyesuaikan diri, itulah yang kita sebut dengan ketahanan paradigma sebagai strategi dalam menghadapi tantangan. Oleh karena itu paradigma profionalisme, kreatip dan inovasi, antispasi merupakan paradigma abad baru yang menuntun dan mengarahkan sikap dan perilaku kepemimpinan abad baru dengan mengembangkan prinsip-prinsip dalam profesionalisme mencakup 1) kolaborasi ; 2) komitmen ; 3) komunikasi ; kreatif dan inovatif mencakup 4) kreativitas individu ; 5) kreativitas kelompok ; 6) inovasi oraganisasi ; antisifatif mencakup 7) analisa masa depan ; 8) merespon antisipatif ; 9) pengambilan keputusan.

Dengan ketahanan paradigma itu diharapkan kepemimpinan mendapatkan daya dorong untuk melaksanakan perubahan berpikir dalam membuat analisa strategis sebagai salah satu perwujudan dari antisipasi. Keputusan yang telah diambil dalam melangkah penyelesaian masalah yang dihadapi ditopang oleh adanya kebiasaan yang efektif.

Kepemimpinan dengan paradigma baru mendorong terciptanya kebutuhan akan kebiasaan yang efektif untuk menumbuh kembangkan profesionalisme , kreativitas dan inovasi, antisipatif dalam membentuk ketahanan paradigma sebagai suatu langkah 1) agar semua pihak berpartisipasi untuk mempraktekkan seperti yang kita harapkan ; 2) mengembangkan hubungan tidak hanya vertical dan horizontal tetapi juga diagonal sehingga terjadi pemahaman untuk saling bekerja sama pada setiap persoalan yang dihadapi walaupun bukan bidangnya ; 3) dengan iklim organisasi yang sehat akan mendorong peran-peran untuk melaksanakan inovasi organisasi yang sejalan dengan tuntutan perubahan lingkungan yang ada.

PERNYATAAN EFEKTIF KEPEMIMPINAN DALAM
PARADIGMA BARU :

SISI KREATIVITAS DAN INOVASI

” Memperagakan imajinasi yang kreatif.
” Memperagakan imajinasi yang aktif.
” Membuktikan penghayatan imajinatif.
” Menyediakan penghayatan-penghayatan yang berharga.
” Membuktikan kekuatan yang kreatif.
” Mengembangkan strategi-strategi yang kreatif secara sukses.
” Unggul dari dalam pengalaman yang kreatif.
” Berkesinambungan melaksanakan pengalaman.
” Mencari alternatif-alternatif yang kreatif.
” Menantang praktek-praktek yang konventional.
” Mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang inovatif.
” Menjelajahi jalur2, prosedur2 dan pendekatan2 baru.
” Unggul di dalam pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.
” Menciptakan solusi2 yang memuaskan sesuai dengan kebijakan organisasi.
” Mengembangkan solusi2 kreatif terhadap masalah2.
” Membuktikan satu tingkat kreativitas dan keaslian yang tinggi.
” Memulai dan mengembangkan ide-ide konstruktif.
” Mengawali ide-ide konseptual yang baik dengan aplikasi2 praktis.
” Unggul di dalam mengembangkan ide-ide secara spontan.
” Memulai ide-ide yang tidak diundang.
” Mencari ide-ide dan pendekatan baru.
” Merangsang ide-ide.
” Mempromosikan arus ide-ide yang baik.
” Menyambut ide-ide dari bawahan.
” Siap menerima ide-ide baru.
” Membangkitkan ide-ide segar.
” Unggul di dalam mengasuh ide-ide baru.
” Memulai ide-ide segar.
” Membuka pendekatan-pendekatan baru.
” Memperagakan rasa keingintahuan.
” Memelihara tingkat keinginantahuan yang tinggi.
” Memperagakan satu kekuatan pengamatan yang kokoh.
” Membangun semangat stu lingkungan untuk kualitas baik yang kreatif.
” Mempromosikan lingkungan yang menghasilkan kreativitas.
” Membuka jalan kepada potensi kelompok yang kreatif.
” Mendorong semangat inovasi.
” Mempromosikan iklim-iklim yang kreatif.
” Melahirkan minat.
” Melahirkan peluang-peluang.

SISI PROFESIONALISME

” Membuktikan satu keahlian luar biasa mengenai keterampila-keteram-pilan profesional.
” Membuktikan keahlian profesional.
” Memperagakan orientasi pengetahuan profesional yang tepat.
” Seorang profesional yang kawakan.
” Mencari satu tingkat keistimewaan profeional yang lebih tinggi.
” Memperlihatkan kepentingan pada peningkatan profesional.
” Mempertahankan strategi pertumbuhan yang profesional.
” Berjuang untuk tumbuh secara profesional melalui studi-studi dan partisipasi yang berkelanjutan.
” Terus mengikuti trend-trend profesional.
” Secara konstan mencari agar memperluas wawasan profesional.
” Memelihara satu tingkat tinggi partisipasi yang profesional.
” Mengembangkan skill-skill yang dibutuhkan untuk memelihara standar kualitas profesional tertinggi.
” Kualitas kerja mencerminkan standar2 profesional yang tinggi.
” Menulis memo, surat dan laporan yang mencerminkan keahlian profesionalisme.
” Menyediakan bawahan dengan pertolongan positip dan pasti untuk mengoreksi kesulitan-kesulitan profesional.
” Menyampaikan profesionalisme.
” Memperagakan gengsi profesional.
” Memperagakan standar-standar perilaku profesional yang tinggi.
” Membuktikan standar-standar tindak tanduk profesional yang tinggi.
” Memperagakan gaya profesional.
” Memperagakan profil-profil yang profesional.
” Memelihara etika profesional yang tinggi.
” Mengikuti prosedur-prosedur etika.
” Merangsang profesionalisme.
” Melahirkan rasa hormat untuk profesi.
” Memperagakan kesetiaan terhadap profesi.

Read Full Post »

1. PENDEKATAN SISTEM DALAM IMPLEMENTASI KAPASITAS.

Pendekatan sistem bukanlah suatu teori artinya bukan teori sistem, meskipun ada aspek-aspek teoritis pemikiran sistem walaupun begitu dalam kenyataan sering kita jumpai label teori sering ditempelkan pada pemikiran atau konsep sistem.

Jadi pendekatan sistem adalah suatu cara pemikiran yang bersifat in-terdisipliner oleh karena itu ia kaya akan konsep dan praktek sehing-ga memberikan pendekatan yang hidup dalam memberikan jawaban dan pernyataan dalam menawarkan “perspektif kepada ketidakpastian

Bertolak dari pemikiran diatas, maka pendekatan sisten dalam implementasi “Kapasitas” sebagai pemikiran sistem bersifat holistek (sebagai suatu kesatuan) dan kontekstual (bergantung pada konteknya). Pemikiran sistem tidak hanya berfokuskan pada totalitas dan kompenen-komponennya tetapi juga memperhatikan lingkungannya.

Dengan demikian pendekatan sistem dalam kerangka berpikir “Kapasitas” dan implementasinya adalah pemikiran yang sistematis dan rasional artinya suatu pemikiran yang sifatnya sistimatis, metodis, koheren, berencana, dan analitis dengan memperhitungkan acuan, hubungan-hubungan dan tujuan.

2. ORGANISASI BERBASIS PENGETAHUAN

Sejalan dengan pemahaman dalam kerangka berpikir KAPASITAS, maka pemahaman yang efektif tentang organisasi berbasis pengeta-huan dengan pendekatan sistem dimaksudkan adalah seperangkat obyek dengan keterkaitan antar obyek dan hubungan antar atributnya
atau dengan kata lain sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terjalin dari 1) sejumlah bagian ; 2) hubungan bagian dalam keterkaitannya ; 3) atribut dari bagian-bagian itu dan hubungannya. Secara singkat dapat pula kita katakan bahwa sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas ; susunan yang teratur dari pandangan, teori, azas dsb.

Organisasi sebagai alat untuk merealisir visi, misi, tujuan (kualitatip) dan sasaran (kuantitatip), maka mau tidak mau harus mengikuti atas perubahan lingkungan. Untuk hidup dan bertahan dalam masyarakat informasi dan masyarakat pengetahuan di abad 21 ini, organisasi di-manifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yaitu fleksibili-tas dan mudahnya dikontrol.

Hal itu laksana perbedaan antara seorang bayi dan orang yang lebih tua. Bayi itu sangat fleksibel dan dapat memasukkan kakinya keda-lam mulutnya, namun gerakan-gerakan dan perilakunya agak sulit dikontrol. Dengan meningkatnya usia kita akhirnya seseorang yang lebih tua juga akan kehilangan sifatnya yang dapat dikontrol.

Jadi ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan menjadi tua seolah-olah perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut tua, sedangkan perusahaan yang kecil tanpa tradisi disebut muda. Muda berarti organisasi itu dapat berubah relatip mudah, tua berarti adanya perilaku yang dikontrol namun tidak fleksibel.

Oleh karena itu suatu organisasi dalam abad 21, haruslah dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifak fleksibel dan mudah dikontrol, maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap inilah dinamakan PRIMA. Organisasi dalam posisi prima, benar-benar diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar, teknologi, kompetensi dan kebutuhan pelanggan.

Berdasarkan pemikiran yang kita kemukakan diatas, maka pendekatan sistem sebagai suatu cara menggambarkan organisasi sebagai sistem totalitas yang terdiri dari empat sistem (sub-sistem) dalam pemahaman untuk memikirkan dengan efektif, menganalisanya, mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan dalam fungsi menyeluruh dan melaksanakannya.

Keempat sistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

” SISTEM KEPEMIMPINAN
” SISTEM SUMBER DAYA
” SISTEM MANAJEMEN
” SISTEM PENGETAHUAN

Secara singkat keempat sistem tersebut dapat dikemukakan dalam pemahaman kita yang terkait dengan kefektifan organisasi sbb. :

SISTEM KEPEMIMPINAN adalah suatu sistem yang akan memperlihatkan sikap dan perilaku seorang pemimpin pada semua tingkatan organisasi dalam menjalankan perannya untuk mempenga-ruhi orang lain sebagai : Titik pusat dari proses yang terjadi dalam kelompok ; Kepribadian dan akibatnya ; Seni membentuk kepatuhan ; Penggunaan pengaruh ; Perbuatan ; Bentuk persuasi ; Hubungan kekuasaan ; Alat mencapai tujuan ; Efek saling hubungan ; Perbedaan peran ; Penggerak awal tata hubungan kerja .

SISTEM SUMBER DAYA adalah suatu sistem tersedianya faktor-faktor produksi seperti tanah, bangunan, mesin, uang, manusia dsb. yang dipakai dalam kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa serta mendistribusikannya, jadi segala sesuatu yang dapat dilihat dan diraba.

SISTEM PENGETAHUAN adalah suatu sistem yang memperlihatkan bahwa organisasi sebagai sumber pengetahuan dimana adanya fakta atau keadaan dalam mengetahui sesuatu yang sama di mana didapatkan melalui pengalaman atau pengasosiasian. Jadi akan terkait dengan jumlah informasi, apa kegunaannya dan bagaimana mempergunakannya.

SISTEM MANAJEMEN adalah sustu sistem yang memperlihatkan
bagaimana suatu organisasi dikelola dengan media informasi, jalur arus informasi, strategi, kebijaksanaan, prosedur, metoda, instruksi, program, laporan, dan lain-lain yang terkait dengan menjalankan organisasi secara produktif (efesien, efektif dan berkualitas).

MERANCANG ORGANISASI :

Organisasi adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan pelaksanaan sistem dan subsistem dalam organisasi karena itu dengan sengaja direncanakan dan struktur disusun sebagai suatu sistem kegiatan yang terkoordinasi, sehingga ia dapat berperan untuk memberikan konstribusi bagi pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dan sejauh mana bersifat logis dan mendukung proses komunikasi, koordinasi dan kontrol.

Pada bagian terdahulu telah kita tegaskan bahwa dilihat dari sisi daur hidup yang akan dituju adalah suatu oraganisasi yang prima yang berarti memiliki tingkat fleksibilitas dan mudah dikontrol sesuai dengan pradigma untuk memahami bisnis dalam abad 21 agar setiap organisasi yang dibangun membantu peningkatan inovasi, antisipasi dan keunggulan.

Sejalan dengan pemikiran diatas, maka langkah-langkah untuk me-rancang organisasi mencakup :

LANGKAH SATU : merumuskan pondasi dalam meletakkan fungsi-fungsi organisasi YANG MENCAKUP : 1) mekanisme koordinasi ; 2) bagian-bagian dasar dalam organisasi ; 3) organisasi sebagai suatu sistem alur.

LANGKAH KEDUA : membuat analisis terhadap rancangan para-meter mencakup kelompok : a) disain posisi (parameter disain : 1.spesialisasi pekerjaan ; 2. formalisasi perilaku ; 3. pelatihan dan indotrinasi) ; keterkaitan konsep (dasar divisi tenaga kerja ; standari-sasi isi ; sistem pengaturan alur-alur ; standarisasi keterampilan ;

b) disain superstruktur (parameter disain : 4. pengelompokan unit ; 5. ukuran unit) ; keterkaitan konsep : (supervisi langsung ; divisi adm. Tenaga kerja ; sistem dari kekuasaan formal ; pengatur alur ; komunikasi informal dan konstilasi kerja ; organigram)

c) disain keterkaitan-keterkaitan lateral (parameter disain : 6. sistem perencanaan dan kontrol ; 7. laisen device) ; keterkaitan konsep : (standarisasi output ; sistem pengatur alu-alur ; penyesuaian kebersamaan ; sistem komunikasi informal, konstilasi kerja, dan adhoc proses keputusan)

d) disain sistem pembuatan keputusan (parameter disain : 8. Desentralisasi vertikal ; 9. desentralisasi horizontal) ; keterkaitan konsep :
(divisi adm. Tenaga kerja ; sistem-sistem komunikasi informal, konstilasi kerja da adhoc proses keputusan).

LANGKAH KETIGA : membuat analisis faktor-faktor kontengensi.
Struktur organisasi yang efektif akan menunjukkan adanya hubungan antara struktur dengan prestasi berdasarkan studi dalam dua hphotesa yaitu pertama hiphotesa keharmonisan artinya struktur yang efektif memerlukan hubungan yang baik antara faktor-faktor kontegensi dan rancangan parameter-parameter atau dengan kata lain keberhasilan mendisain organisasi dimana strukturnya sesuai dengan situasinya. Kedua apa yang disebut dengan hiphotesa konfigurasi artinya struktur yang efektif memerlukan konsisten internal diantara rancang-an parameter-parameter.

LANGKAH KEEMPAT : membuat konfigurasi struktural.
Dengan memperhatikan fungsi-fungsi organisasi, analisis disain para-meter-parameter dan analisis faktor-faktor kontigensi, maka konfigu-rasi struktural yang yang pada umumnya terdapat dan banyak digu-nakan apa yang disebut dengan struktural sederhana ; birokrasi mesin ; birokrasi profesional ; struktur divisional ; adhoccracy.

ORGANISASI MODEL LAMA VS MODEL BARU :

Model lama Model baru
Tugas & tanggung jawab : Terikat Jaringan
Perintah & kontrol : Hierarki Datar
Aturan & prosedur : Tetap Fleksibel
Stereotype : Serupa Terbagi-bagi
Nasional : Internasional Div. Global

Model lama Model baru
* Posisi / pekerjaan individu sebagai * Tim sebagai unit dasar
unit dasar organisasi organisasi

* Relasi dengan lingkungan * Jaringan bersama
dihandel oleh keterikatan lingkungan

* Alur informasi secara vertical * Alur infprmasi vertical &
horizontal

* Penekanan pada struktur * Penekanan pada proses

* Penekanan pada aturan-aturan * Penekanan pada hasil &
dan prosedur standar pelanggan

* Wktu tetap * Waktu kerja fleksibel

* Jalur karir linier * Jalur karir fleksibel

* Sistem ganjar dan evaluasi * Sistem ganjar dan evaluasi
distandarisasi disesuaikan.

* Fokus dan spesialisasi para * Fokus dan spesialisasi
Individu organisasi

* Lingkungan ditetapkan dalam * Lingkungan dipandang
ketentuan negara sebagai global

* Etnosentris * Internasional.

PERNYATAAN EFEKTIVITAS UNTUK PENILAIAN PERFORMA :

SISI TUJUAN DAN SASARAN :

” Mengawasi kualitas dari pada variabel yang terpenting yang menyebabkan perwujudan sasaran dan tujuan departemen.
” Unggul di dalam merencanakan, meramalkan, menyusun tujuan dan menentukan alur tindakan.
” Mengembangkan secara efektif tujuan-tujuan individu, departe-men dan organisasi untuk meraih sasaran-sasaran.
” Membaurkan secara efektif tujuan-tujuan individu dengan sasaran organisasi.
” Menyusun tujuan-tujuan yang sesuai dengan sasaran organisasi.
” Unggul dalam merumuskan tujuan-tujuan dan rencana tindakan.
” Mmbentuk secara jelas tujuan-tujuan untuk mencapai dampak produktif secara siknifikan.
” Membentuk target-target performansi baik jangka pendek dan jangka panjang.
” Menyusun, mendapatkan dan mengelola sasaran managerial.
” Menyusun sasaran-sasaran inovasi.
” Merumuskan sasaran-sasaran yang realistis.
” Membentuk sasaran-sasaran spesifik.
” Menentukan secara efektif sasaran-sasaran yang menghasilkan.
” Unggul di dalam persepsi sasaran-sasaran.
” Unggul di dalam memproritaskan sasaran-sasaran.
” Mencakup setiap sasaran yang dinilai oleh organisasi.
” Mengkomunikasikan sasaran-sasaran secara efektif.
” Mengembangkan sasaran-sasaran secara efektif.
” Meraih sasaran-sasaran kognitif.
” Memperagakan visi tujuan-tujuan secara jelas.
” Membentuk tujuan-tujuan yang layak dan dapat diraih.
” Menysun tujuan-tujuan nyata.
” Menyusun target-target yang dapat dicapai.
” Menyusun tujuan-tujuan perorangan yang memaksa.
” Menyusun tujuan-tujuan yang pantas.
” Mngembangkan tujuan-tujuan scara efektif.
” Merupakan sorang pencari tujuan-tujuan.
” Membentuk tujuan dan maksud secara jelas.
” Membentuk standar-standar performansi dan sasaran-sasaran yang relepan, benar dan efektif.
” Membentuk tujuan-tujuan yang khusus dan dapat diukur.
” Menysun secara efektif sasaran-sasaran performansi.
” Membentuk tujuan-tujuan kelompok secara efektif.
” Secara efektif, menyusun, mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber untuk memenuhi tujuan-tujuan.
” Sadar akan tujuan-tujuan jangka panjang dan kerangka konsep yang lebih luas.
” Mengevaluasi tujuan-tujuan secara efektif.
” Memperagakan ketulusan dan sasaran-sasaran.
” Memakai tujuan-tujuan untuk memelihara daya semangat.
” Meraih dan melampaui tujuan-tujuan.

SISI PENGORGANISASIAN

” Mengembangkan secara efektif kapabilitas organisasi dan intergrasi sasaran-sasaran.
” Mengembangkan program-program untuk meningkatkan keefektifan departemen dan operasi organisasi keseluruhan.
” Membina keefektifan organisasi.
” Unggul di dalam mengembangkan pekerjaan, organisasi, struktur dan sistem.
” Mempertahankan tingkat minimum organisasi.
” Menghindarkan jumlah staff yang berlebihan.
” Memaksimalkan produktivitas organisasi.
” Mendorong aksi organisasi berkerjasama.
” Mengatasi kendala-kendala organisasi.
” Membuat energi dan potensi organisasi yang lebih besar.
” Memberikan kontribusi besar kepada pertumbuhan organisasi.
” Menggunakan satu pengaruh positip atas iklim organisasi.
” Menangani dengan iklim organisasi secara efektif.
” Memperagakan satu genggaman yang luas mengenai organisasi.
” Mengenal kebutuhan-kebutuhan organisasi.
” Mendorong semangat pertanggungan jawab di seluruh aspek organisasi.
” Memperagakan suatu pendekatan teratur terhadap jabatan.
” Menyusun pekerjaan dengan baik.
” Menyusun secara efektif untuk mencapai hasil yang lebih besar.
” Membuktikan satu pendekatan yang sistimatis di dalam melaksa-nakan tugas.
” Sangat teratur dan sistimatis.
” Sangat teratur di dalam perencanaan dan pelaksanaan.

KEPUTUSAN STRATEGIK :

Organisasi sebagai alat untuk menggerakkan keputusan strategik
dapat dikelompokkan kedalam tingkatan organisasi sbb.

Gambar1

Langkah-langkah dalam proses perumusan keputusan strategik itu mencakup perumusan yang sejalan dengan tingkatannya yaitu :

Tingkat Corporate adalah rumusan yang dibuat oleh CEO dan Pimpinan puncak lainnya serta staff yang dilibatkan untuk merumuskan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan dengan ISU-ISU PERSFEKTIF dengan memanfaatkan pemikiran INTUITIF :

a. Pernyataan VISI yang menggambarkan harapan dan cita-cita masa depan yang hendak dicapai dalam bentuk artikulasi dari citra, budaya, arah dan tujuan.
Pernyataan itu menjadi efektif, bila mengandung unsur 1) konsep yang terfokuskan ; 2) memberikan daya dorong dalam berkap dan berperilaku serta manfaat kontribusinya ; 3) logis untuk
dilaksankannya.

b. Pernyataan MISI yang menggambarkan sarana untuk mewujud-kan visi diatas. Pernyataan itu menjadi efektif bila mengandung unsur yang terkait dengan 1) ada kejelasan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam keberadaan organisasi itu sendiri ; 2) landasan prinsip atas keberadaannya ; 3) apa yang membuat sarana menjadi unggul dari yang lainnya.

c. Pernyataan TUJUAN-TUJUAN (GOALS) yang menggambar-kan secara kualitatif tentang pencapaian secara menyeluruh atas keberhasilan organisasi dimasa depan. Pernyataan itu menjadi efektif bila mengandung unsur yang terkait dengan 1) konsisten dalam perumusan yang terkait dengan visi dan misi yang ditetapkan ; 2) kejelasan waktu dalam pencapai-annya 3) secara jelas dapat menuntun kedalam rencana tindakan.

d. Pernyataan SASARAN-SASARAN (OBJECTIVES) yang menggambarkan secara kuantitatif yang menunjukkan bagai-mana tindakan dan hasil-hasil yang ingin dicapai, sebagai jabaran dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

Sasaran tersebut menjadi efektif, bila mengandung unsur yang terkait didalamnya mencakup 1) setiap sasaran yang ditetapkan harus dapat diukur ; 2) sasaran yang ditetapkan haruslah terkait secara jelas dengan tujuan yang ditetapkan ; 3) harus secara jelas jangkauan waktu untuk menyelesaikan sasaran yang ditetapkan ; 4) dapat dijabarkan dalam langkah tindakan yang berencana ; 5) dapat bersifat fleksiblitas dan mudah dikontrol.

e. Pernyataan STRATEGI yang menggambarkan dengan diawali rumusan sebagai strategi induk dari hasil analisis SWOT sebagai tindakan yang terintegrasi dalam merealisasikan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.

Pada tingkat DIVISIONAL, BISNIS UNIT, FUNGSIONAL, merupakan langkah-langkah untuk menjabarkan pernyataan-pernyataan dari tingkat CORPORATE dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal kedalam ISU-ISU POSISI dan PERFORMA kedalam pemikiran RENCANA JANGKA PAN-JANG dan RENCANA JANGKA PENDEK.

Pada tingkat divisional, bisnis unit, fungsional, termasuk didalam-nya rumusan-rumusan yang berkaitan dengan :

f. Pernyataan KEBIJAKSANAAN menggambarkan seperangkat pe-ngaturan dan petunjuk sebagai pelaksanaan dari strategi yang telah ditetapkan dalam kerangka dari mana rencana yang telah diformulasikan.

g. Pernyataan PROGRAM yang menggambarkan bagian rencana yang telah disusun secara sistimatis dalam komponen tugas menurut sumber daya, perioritas dan jadwal yang ditetapkan.

h. Pernyataan ANGGARAN yang menggambarkan rincian dari suatu rencana yang disusun secara sistimatis yang mencakup seluruh kegiatan organisasi, yang dinyatakan dalam unit (kesatu-an) mata uang dan berlaku untuk jangka waktu tertentu.

Read Full Post »

5. DIMENSI LAPISAN PERUBAHAN

Sebelum melangkah untuk melakukan perubahan dalam usaha menyebenyeberangi kesenjangan sebagai suatu tindakan proaktif dalam menanggapi dampak lingkungan yang bergerak begitu cepat dan perubahan faktor internal dalam kesiapan untuk terus meremajakan suatu oraganisasi kedalam daur yang prima dalam arti organisasi yang fleksibel dan mudah dikontrol, maka diperlukan adanya pemahaman atas lapisan perubahan itu sendiri.

Lapisan perubahan adalah sasaran yang hendak dituju dari cara berpikir lama menuju berpikir baru seperti menyelesaikan masalah menjadi menghindari masalah. Sejalan dengan itu, maka pendekatannya dapat dilihat dari sudut hakekat segera atau sulit diselesaikan artinya dikelompokkan kedalam lapisan budaya, lapisan infrastruktur dan lapisan teknis; dilihat dari sudut intervensi kedalam perubahan artinya dikelompokkan kedalam tingkat korporate, tingkat bisnis unit, tingkat atar kelompok dan tingkat individu; dan dilihat dari sistem dalam pengelolaan organisasi artinya dikelompokkan kedalam sistem teknik, sistem sosial, sistem administrasi dan sistem strategis.

Apapun pendekatan yang dipilih dalam merumuskan rencana perubahan yang berencana dan sistematik pada umumnya dilakukan secara bertahap artinya membutuhkan waktu, oleh karena itu komitmen pimpinan puncak haruslah konsisten dalam melaksanakan rumusan-rumusan yang telah ditetapkan sejalan atas kapabilitas yang baru sebelum ditransfomasikan.

Dalam uraian-uraian selanjutnya akan dibahas berdasarkan pendekatan dilihat dari sudut hakekat segera atau sulitnya tahap-tahap dalam penyelesaian atas perubahan yang ditetapkan.

LAPISAN BUDAYA

Aspek perubahan budaya merupakan lapisan yang paling sulit untuk dilakukan perubahan karena menyangkut sikap dan perilaku manusia, apakah ia sebagai individu dan atau ia berada dalam kelompok.

Perubahan budaya akan menyangkut hal-hal yang terkait atas norma, nilai, wewenang dan ganjar. Kesulitan akan terletak kepada kebiasaan individu yang dalam perjalanan hidupnya sangat mengagungkan konsepsi materialistis, sehingga mereka terjebak dalam memanfaatkan otak dalam berpikir untuk melepaskan diri dari dari kebiasaan kiblat kepada manusia yang akan mendorongkannya untuk bersikap dan berperilaku kedalam pola berpikir yang tidak objektif.

Sebelum kita melangkah untuk merancang dan melaksanakan perubahan, perlu kita ungkapkan sebab-sebab utamanya, mengapa individu berpikir kiblat kepada manusia dan tidak berkiblat kepada prestasi :

1) Kekurangan tindakan berdampak memperkuat yang positip artinya sering kita lupakan bahwa setiap daya upaya yang dilakukan individu dan atau kelompok kurang diakui dan dihargai. Dalam situasi demikian, manusia cenderung untuk mencari pembaharuan untuk mendapatkan penghargaan yang mereka butuhkan.

2) Pengaruh tindakan berdampak membuat yang negatip artinya tindakan dapat berbentuk “prestasi dan atau dalih”. Tindakan dalih merupakan tindakan negatip yang mungkin dapat mengakibatkan pengaruh-pengaruh psikologis dan fisik yang tidak diharapkan.

3) Umpan dari kepuasaan yang meningkat artinya prospek dari kepuasan dapat juga mengakibatkan satu sistem untuk berubah, yang berdampak menjadi ketidak puasan karena ketidak mampuan dalam mewujudkan apa yang dinyatakan.

4) Pencarian satu balance yang lebih baik artinya memukul satu keseimbangan antara realita dengan potensialitas karena manusia selalu mencari dan mencari agar dapat menjadi apa saja yang mereka inginkan.

Bertolak dari pemahaman diatas, maka merancang dan melaksakan perubahan seperti budaya oraganisasi, kekuasaan politik, sistem keyakinan individu, dan sebagainya maka mengatur perubahan dalam pergerakan diperlukan mekanisme-mekanisme yang dapat menyuluh satu cara berbeda untuk memandang berbagai hal kedalam satu cara penyelidikan dan identifikasi untuk mendukung keberhasilan perubahan secara menyeluruh.

BUDAYA ORGANISASI, merupakan salah satu faktor penentu yang membentuk sikap dan perilaku manajemen dan oleh karena itu ia dapat dilihat dari dua sudut, pertama sesuatu yang kurang dapat dilihat karena budaya mencakup nilai, norma, wewenang dan ganjar, khususnya mengenai nilai yang dianut sangat sulit untuk dirumuskan, sedangkan kedua pada tingkat yang lebih terlihat, budaya menggambarkan pola atau gaya perilaku suatu organisasi, yang dapat menjadi pendorong untuk diikuti oleh mereka dalam kelompok. Jadi individu dan kelompok memiliki suatu sistem kebersamaan dalam memandang barang, dalam berkata-kata, dalam me-ngerjakan dan dalam merasakan.

KEKUASAAN POLITIK, merupakan salah satu faktor penentu dalam memainkan peran seorang pemimpin dalam berurusan dengan orang lain. Implementasi dari kekuasaan haruslah sejalan dengan tanggung jawab, wewenang, pengetahuan dan informasi, umpan balik pengakuan, kepercayaan, penghargaan, keberhasilan dan standard-standard profesional untuk mendukung agar kekuasaan politik yang dimiliki secara formal berlandaskan percaya diri dan kearifan.

SISTEM KEYAKINAN PARA INDIVIDU, merupakan faktor penentu yang ditunjukkan dalam bersikap dan berperilaku bahwa dengan suatu keyakinan sebagai model mental yang ditunjukkan olehnya pada setiap bertindak. Dengan keyakinan itu pula ia melaksanakan kerja dengan aturan yang ada sesuai dengan situasi, perlindungan, penting keuntungan jangka pendek, mengakui hak orang lain serta ide-die baru dalam pemecahan.

LAPISAN INFRASTRUKTUR

Aspek perubahan infrastruktur merupakan sesuatu yang mendekati sesuatu yang dapat dipredeksi kebutuhan atas perubahannya karena ia akan mempengaruhi atas pelaksanaan tindakan operasional.

Perubahan infrastruktur yang mempengaruhi sikap dan perilaku indvidu dan kelompok akan sangat menentukan keberhasilan operasional, haruslah sejalan dengan perubahan teknis / phisik yang direncanakan dan oleh karena itu diperlukan seperangkat keterampilan baru, dukungan manajerial, insentip yang cukup, dan umpan balik agar mereka tidak terjebak dengan cara lama yang akan berdampak iklim kerja yang tidak memuaskan.

Perubahan tersebut dapat mencakup perubahan-perubahan atas struktur penghargaan, sistem penilaian dan metoda manajemen.

Pada umumnya suatu organisasi hanya bertolak untuk meningkatkan motivasi berdasarkan pendekatan imbal jasa finasial, sedangkan kita pahami bahwa motivasi merupakan hal yang komplek dalam usaha meningkatkan kinerja.

STRUKTUR PENGHARGAAN, merupakan faktor sebagai bagian yang komplek untuk menggerakkan motivasi agar individu dan kelompok terangsang untuk mengembangkan kreatif dan imajinasi dalam memberikan konstribusi keberhasilan.

Dengan adanya pekerjaan yang menantang dan menarik serta dorongan struktur penghargaan yang jelas dapat menimbulkan peningkatan produktivitas (efisien, efektip dan mutu). Bentuk struktur penghargaan dapat informal dan formal.

SISTEM EVALUASI DAN PENILAIAN, merupakan langkah yang terkait dengan peningkatan perbaikan kinerja yang berkesinambungan bukan suatu kegiatan tahunan, sehingga termasuk kegiatan operasional yang dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya. Penilaian haruslah dilakukan secara komperhesip artinya dapat dilihat dari pencapaian tujuan dan dari kompetensi.

METODE MANAJEMEN, mencakup hal-hal yang terkait atas aplikasi teknik dan praktek yang dipergunakan untuk mengawasi, mengembangkan dan dukungan kepada individu dan kelompok dalam semua kegiatan yang dilaksanakan sebagai proses dalam menjalankan usaha agar dapat diwujudkan prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

LAPISAN PHISIK DAN TEKNIS

Pada lapisan ini merupakan suatu tingkat yang lebih nyata dan mudah berubah, namun keberhasilan perubahan akan sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam perubahan atas lapisan infrastruktur dan budaya organisasi.

Walaupun sesuatu yang nyata dan mudah untuk dilaksanakan perubahan, namun harus dilihat sesuatunya secara fokus, tanpa menaruh perhatian yang terarah dan mendalam dalam memandang faktor-faktor yang mempengaruhi dalam mengadaptasi akan berdampak kegagalam dalam melaksanakan perubahan itu sendiri. Usaha untuk memfokuskan dapat kita kelompokkan kedalam struktur proses, struktur teknologi dan struktur organisasi dalam melaksanakan perubahan.

STRUKTUR PROSES, dimaksudkan mengenai apa, bilamana dan bagaimana suatu pekerjaan untuk dilaksanakan. Oleh karena itu akan bergantung atas dukungan yang terkait dengan proses bisnis dan hasilnya itu sendiri serta kebijakan, praktek dan prosedur-prosedur yang ditetapkan. Selanjutnya proses itu dapat dikelompokkan kedalam aliran kerja, aliran informasi dan aliran waktu, yang kesmuanya memperlihatkan saling ketergantungannya satu sama lain.

STRUKTUR TEKNOLOGI, harus dilihat dari sudut penerapan dari pengetahuan-pengetahuan ilimiah atau pengetahuan yang teratur untuk tugas-tugas yang praktis. Akibatnya yang terpenting, paling tidak dari segi ekonomi. Dalam struktur ini terdiri dari komunikasi otomatis, jaringan kerja, sistem komputer yang dipergunakan untuk mendukung struktur proses, termasuk didalamnya data, aplikasi, komunikasi, dan segala sesuatu yang terkait dengan teknologi. Jadi pemanfaatan aplikasi dari teknologi haruslah dilihat dari sisi intergrasi kompeten dari teknologi dengan proses-proses kerja.

STRUKTUR ORGANISASI, harus dipandang sebagai alat untuk menunjukkan siapa yang melaksanakan, mengelola dan bertanggungjawab atas setiap proses bisnis. Jadi organisasi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan struktur pekerjaan, pelaporan dan hubungan kelompok kerja, pertanggungan jawaban, konten pekerjaan dan keterampilan / pengetahuan yang diperlukan. Kesemuanya akan terjadi kesenjangan bila proses dan struktur organisasi keluar dari garis yang telah ditetapkan.

6. MEREMAJAKAN PERUBAHAN

PENDAHULUAN

Meremajakan perubahan merupakan langkah untuk memperbaiki yang bermakna dengan mengubah artinya usaha mencapai kesempurnaan sama dengan sering melakukan perubahan.

Jadi ungkapan diatas sekaligus menunjukkan bahwa tidak ada yang permanen kecuali perubahan itu sendiri. Dengan demikian ungkapan tersebut menjadi daya dorong untuk memanfaatkan pikiran dalam melaksanakan, apa yang disebut dengan perubahan yang berlanjut.

Perubahan yang berlanjut menuntut suatu struktur yang fleksibel dan mudah dikontrol kecuali organisasi berbentuk cerobong karena sifat fungsional dan hierarkisnya akan sangat sulit untuk melakukannya.

Kita menyadari bahwa gelombang perubahan itu selalu ada dan bergerak dengan cepat dan multikomplek, menuntut kita bersikap proaktif dan berperilaku antisipatip untuk dapat menuntun kita berada di garis depan sebagai suatu langkah untuk tetap kita melaksanakan peremajaan perubahan artinya adanya tindakan perubahan yang berlanjut.

UMPAN BALIK

Umpan balik merupakan langkah awal dalam kita mengamati situasi dimana organisasi erat hubungannya dengan pelanggan dan lingkungan pesaingnya, oleh karena itu umpan balik perlu diciptakan suatu iklim dimana peran individu yang terdepan diberi kekuasaan dan wewenang untuk bertindak dalam struktur yang fleksibel dan mudah dikontrol dalam kerangka memuas-kan kepentingan stakeholders, khususnya pelanggan.

Umpan balik dari satu kegiatan perubahan berlanjut haruslah dimulai adanya peningkatan dan atribut individual yang memiliki kemampuan yang beroperasi dalam tim artinya memiliki kemampuan menguasai agar ia mampu memainkan peran sebagai tim dan melaksanakan sesuai dengan metodelogi dalam perubahan yang berlanjut.

Dengan demikian bahwa perbedaan pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan lapangan menuntut individu dalam kelompok saling belajar dan mengajar karena memiliki kemampuan untuk mendengar orang lain, menghapusan gagasan / ide dan praktek yang tidak dinginkan dan berkerja secara sistimatis.

Dengan penguasaan pengetahuan dari pengalaman diatas, maka umpan balik yang termasuk dalam kerangka kegiatan pemantauan sebagai proses akan memainkan peranan penting dalam tim untuk memberitahukan kebutuhan atas perubahan apa yang akan diinginkan.

PENYESUAIAN

Bertolak dari hasil pemantauan atas umpan balik, maka dibuatlah rencana sebagai langkah penyesuaian berdasarkan kebutuhan perubahan dan berusaha menghindari langkah-langkah hasil kompromi serta mampu melahirkan momentum dan iklim yang postip untuk suatu perubahan.

MEMPERBAHARUI

Bertolak dari rencana penyesuaian, maka dibuatlah langkah pelaksanaan dalam kerangka perubahan yang berkelanjutan sebagai kerangka dari proses perbaikan apa yang dinginkan.

Jadi perubahan bukan terjadi sekali saja, oleh karena itu diperlukan adanya keuletan yang dijanjikan artinya selalu siap akan adanya reaksi dan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan baik dari anggota tim yang merasa tidak puas maupun diluar anggota tim, namun dengan adanya keuletan dan keyakinan atas umpan balik dan penyesuaian yang diketahui apa yang diinginkan, maka perubahan berlanjut akan tumbuh dan tetap utuh sebagai metodelogi perubahan melalui suatu proses dari membuat rencana, melaksanakan, memantau, tingkatkan, sesuaikan atas kebutuhan apa yang diinginkan.

7. LANGKAH-LANGKAH PEMBAHARUAN

LANDASAN BERPIKIR YANG DIMOTORI OLEH CEO

1) CEO meyakini bahwa pembaharuan dengan perubahan berencana merupakan tuntutan dalam memasuki abad 21, sehingga diperlukan perhatian yang serius atas integrasi bisnis dan pengembangan manajemen kedalam tiga unsur yang saling terkait yaitu organisasi, waktu dan materi.

2) CEO meyakini dalam memasuki abad 21, ditandai akan paradigma atas tiga kunci keberhasilan yang disebut dengan antisipasi, inovasi dan keunggulan.

3) CEO meyakini bahwa hanya ada satu interpretasi tentang kebijaksanaan pintu terbuka bagi kepemimpinan manajer, pengikut dan karyawan untuk menumbuh kembangkan kreativitas bisnis (berpikir kreatif dalam berbisnis) untuk meniupkan angin perubahan berarti lawan dari pikiran yang tertutup.

4) CEO meyakini dapat membangun tim kepemimpinan yang positip, memperoleh komitmen untuk mencapai tujuan yang posotip, memperoleh komitmen untuk mencapai tujuan yang posotip, memiliki para pelaksana yang positip, meyakini orang untuk melakukan pekerjaan yang positip, membangun reputasi yang posotip, memperoleh hasil yang positip.

5) CEO meyakini untuk mengelola budaya perusahaan menjadi tanggung jawab bersama walaupun dalam kenyataan adannya keragaman budaya dilingkungan kerja.

6) CEO meyakini bahwa dalam melaksanakan pengembangan sumber daya manusia sebaiknya dimulai dari penilaian strategis terhadap kondisi yang ada:

Perubahan keahlian dan kompetensi apa yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja setiap individu?

Apa kekurangan tertentu dalam kinerja yang perlu mendapatkan perhatian khusus?

Perubahan teknologi, proses produksi dan budaya perusahaan apa ayng sangat tergantung pada pengetahuan baru karyawan?

7) CEO meyakini bahwa masalah yang dihadapai dalam abad ke 21 lebih memfokuskan untuk merangsang lahirnya terobosan cara berpikir melalui integrasi strategi manajegen kedalam strategi perusahaan dalam menghada-pi tantangan masa depan untuk memaksimumkan peluang meraih kesuk-sesan.

LANGKAH- LANGKAH KEGIATAN

LANGKAH KESATU: MEMBANGUN KOMITMEN

DEFINISI

Komitmen adalah wujud KEBERSAMAAN dalam mengkomu-nikasikan suara hati kepada ORANG lain dalam MEMAHAMI yang berdasarkan INTELEGENSI agar dapat mengatualisasikan secara TASAMUH dengan sikap mental positip untuk bertindak secara ELEKTIS yang berdasarkan kemampuan NALAR yang dalam menghadapi perubahan.

WUJUD KOMITMEN

Komitmen lebih menekankan bukti tindakan bukan kata-kata.

Komitmen menginginkan iklim yang luwes tapi mudah mengontrol dalam memberikan saling hormat menghormati.

Komitmen tidak bisa dipaksakan oleh perusahaan.

Komitmen adannya kemauan pengorbanan pribadi.

Komitmen mengandung pemusatan dalam melakukan pekerjaan

Komitmen mengandung usaha orang untuk berusaha mengem-bangkan inisiatif dan bersedia memberikan pertanggung jawaban.

Komitmen membutuhkan keberanian dan mengandung resiko.

AKTIVITAS PERTAMA

Membangun kelompok kerja tim yang memiliki kompetensi sesuai dengan peran pelaku yang dapat diberikan dalam kerja tim melalui aktivitas:

Menyeleksi dan menetapkan pilihan dalam penerimaan anggota tim.

Menyelaraskan kebutuhan lingkungan kerja.

Membangun suatu kebersamaan dalam komitmen.

Membangun metedologi kolaborasi.

AKTIVITAS KEDUA

Membangun dan mempertahankan kelompok kerja tim yang tangguh dalam merubah pola pikir yang sesuai dengan kebutuh-an perubahan lingkungan:

Menyelesaikan proses pembentukan kelompok tim.

Menyelesaikan rincian tugas, tanggungjawab dan hubungan kolaboratif.

Menjabarkan komitmen menjadi harapan-harapan yang nyata.

Menjabarkan harapan-harapan kedalam tindakan.

LANGKAH KEDUA: MERUMUSKAN VISI DAN PRINSIP-PRINSIP PENUNTUN

DEFINISI

Visi adalah suatu pernyataan yang akan memandu organisasi dalam memberikan perhatian untuk memenuhi kepentingan stakeholder melalui artikulasi citra, nilai dan arah untuk memenuhi harapan masa depan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman.

Nilai adalah menyatakan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “suatu modus (cara) perilaku atau keadaan akhir dari ekstensi yang khas lebih dapat disukai secara pribadi atau social dari pada suatu modus perilaku atau keadaan akhir ekstensi yang berlawanan atau kebalikannya”. Nilai mengandung suatu unsure pertimbangan dalam arti nilai mengembangagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik atau diinginkan.

Arahan adalah suatu peryataan-pernyataan dengan misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijaksanaan.

Prinsip-prinsip mengandung arti sebagai suatu azas-azas yang dapat diterima baik oleh organisasi maupun individu sebagai petunjuk atau arahan.

AKTIVITAS PERTAMA

Membangun kapabilitas anggota tim:

Menyamakan persepsi CEO dengan ANGGOTA TIM mengenai pembaha-ruan.

Melatih tim dalam mempergunakan teknik-teknik manajemen.

Menyiapkan rancangan awal pembaharuan oleh TIM.

Membahas dan pengesyahan oleh CEO rencana perubahan menyeluruh.

AKTIVITAS KEDUA

Membangun VISI, CITRA, NILAI, MISI, TUJUAN, SASAR-AN, STRATEGI, KEBIJAKSANAAN:

Mengidentifikasi kompetensi utama organisasi.

Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal

Merumuskan keputusan-keputusan manajemen strategic.

AKTIVITAS KETIGA

Membangun prinsip-prinsip dasar:

Merumuskan proses mekanisme pelayanan.

Merumuskan proses pengelolaan sumber daya manusia dan kolaborasi.

Merumuskan proses pemanfaatan teknologi informasi.

LANGKAH KETIGA: MERANCANG PERUBAHAN

DEFINISI

Merancang perubahan adalah merencanakan perubahan yang akan dilaksanakan secara berencana dan dilaksanakan secara sistematik yang berkaitan dengan dimensi rekayasa bisnis, meliputi apa yang disebut pada PHYSICAL TECHNICAL LAYER (struktur proses, struktur teknologi, struktur organisasi), INFRASTRUCTURE LAYER (struktur reward, system manajemen, metoda manajemen), VALUE LAYER (budaya organisasi, kekuasaan politik, system keyakinan individu).

WUJUD PERUBAHAN

Mengembangkan cara mengadopsi yang sedang berjalan baik.

Menyempurnakan dan melaksanakan praktek yang terbaik.

Menciptakan proses yang baru.

AKTIVITAS PERTAMA

Mengidentivikasi proses-proses bisnis yang sedang berjalan:

Menentukan prosees-proses bisnis yang kritis.

Mengukur proses-proses yang kritis.

Proses performansi dasar.

Identifikasi peluang-peluang dan proses-proses yang akan direkayasa.

AKTIVITAS KEDUA

Membangun lingkup proyek pemetaan proses meliputi aktivitas ayng akan dilakukan, bagaimana aktivitas itu dilakukan, bagaimana aktivitas itu akan dilakukan, bagaimana aliran kerjannya, berapa banyak waktu dihabiskan selama dan antara beragam aktivitas tersebut, bidang-bidang mana dari organisasi yang akan bertanggung jawab atas beragam aktivitas tersebut, bagaimana teknologi informasi akan digunakan.

Pemetaan aktivitas perusahaan.

Pemetaan aktivitas inti yang penting mencakup aktivitas operasional.

Pemetaan aktivitas inti yang utama.

Pemetaan aktivitas proses yang mendasar.

AKTIVITAS KETIGA

Memetakan dan menganalisa proses-proses :

Menggambarkan proses kedalam suatu flowchart.

Menggambarkan proses kedalam flow diagram yang terintegrasi

Menyelesaikan kertas kerja pemetaan proses.

Menyelesaikan analisis hambatan proses.

Menyelesaikan analisis factor budaya.

AKTIVITAS KEEMPAT

Menciptakan proses sesuai dengan tuntutan perubahan dan menguji proses yang dirancang :

Menggambarkan proses-proses ayng ideal secara tertulis.

Membandingkan proses yang ideal dengan proses yang sedang berjalan.

Menilai penyimpangan.

Menyempurnakan proses yang dirancang.

Mendapatkan pengesyahan dari stakeholders

LANGKAH KEEMPAT: MENTRANSFORMASIKAN

DEFINISI
Mentranformasikan adalah kesungguhan untuk melaksanakan perubahan dengan interverensi dengan kemampuan sumberdaya manusia internal dengan tugas yang beresiko dan komplek atas dasar komitmen yang kuat bagi semua pihak yang terkait.

WUJUD TRANSFORMASI

Kedalam kegiatan yang berkaitan dengan ENTERPRISE level

Kedalam kegiatan yang berkaitan dengan OPERATION level

Kedalam kegiatan yang berkaitan dengan BUSINESS level

AKTIVITAS PERTAMA

Membangun suatu struktur yang fleksibel dan mudah dikontrol melalui bentuk yang ramping, lebih datar dan lebih gesit dengan memperhatikan bahwa manusia akan terus belajar, mampu mengambil keputusan senditi dan keandalan:

Merancang organisasi sesuai dengan kebutuhan perubahan.

Mengandakan penilaian secara menyeluruh atas aktivitas organisasi.

Melaksanakan transformasi dengan kesiapan sumberdaya manusia yang siap melaksanakan perubahan.

AKTIVITAS KEDUA

Agar transformasi berjalan lancar untuk dapat mendukung organisasi yang effektif diperlukan penyesuaian atasmetode, system dan prosedur yang effesien dan effektif.

Metode, system dan prosedur baru yang akan diterapkan mampu memotivasi karyawan dalam menjalankan perannya.

Metode, system dan prosedur yang akan diterapkan sejalan dengan teknologi informasi.

AKTIVITAS KETIGA

Agar tranformasi dapat mengimplementasikan proses sesuai dengan yang dirancang untuk mewujudkan tingkat performasi, produktivitas, akuntabili-tas dan kepemimpinan kolaborasi masa depan lebih baik dari masa kini diperlukan pengelolaan perubahan dan kecepatan perubahan.

Mengefektifkan komunikasi CEO dan STAFF.

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan yang konsisten.

Meningkatkan budaya kreativitas menjadi inovasi dan komit-men untuk berubah.

LANGKAH KELIMA: MEMANTAU PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN

DEFINISI

Memantau perubahan adalah melaksanakan evaluasi apakah pelaksanaan perubahan yang direncanakan telah memenuhi harapan dan terus ditingkatkan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan yang digerakkan secara terus menerus dalam usaha mencari visi dan misi yang telah digariskan.

AKTIVITAS KESATU

Menyempurnakan proses yang dirancang setelah diimplementasikan.

Menyempurnakan dari hasil kajian.

Menyelaraskan dengan visi dan misi yang digariskan.

AKTIVITAS KEDUA

Perbaikan menyeluruh dalam rangka meraih peluang organisasi

Mengevaluasi diri dalam kesempatann untuk perbaikan.

Evaluasi bertitik tolak peningkatan performansi, produktivitas, akuntabilit-as dan kepemimpinan kolaborasi.

Melaksanakan perbaikan yang meliputi praktek manajemen, effektivitas organisasi dan pemberdayaan sumber daya.

AKTIVITAS KETIGA

Perbaikan rencana jangka panjang sesuai dengan dasar perencanaan dan mentransfer pembelanjaran yang didapat:

Menyelaraskan rencana jangka pendek terhadap jangka panjang.

Menumbuhkan komitmen untuk mentransfer dari hasil pemelajaran kedalam internal organisasi.

Memberikan informasi dari hasil pemelajaran kepada pelanggan, pemasok, mitra bisnis dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Memancing masukan sehubungan denga pertukaran infromasi menuju ke sinergi kesempurnaan operasi yang lebih besar dan keunggulan kompetitip yang lebih baik.

 

Read Full Post »

3. KEBUTUHAN AKAN PERUBAHAN

Kepemimpinan CEO berperan untuk mengamati gelombang perubahan sehingga ia harus mampu mendorong setiap pemimpin pada semua tingkat untuk cepat belajar dan beradaptasi dari gelombang perubahan agar semua pihak yang terlibat dalam melaksanakan perubahan dalam bersikap proaktif dan berperilaku antisifatip.

Untuk menyiasiati dampak gelombang perubahan atas seluruh aspek kehidupan dunia tanapa batas yang sangat dipengaruhi 5 C menurut Kenichi Ohmae yang mencakup Customer (pelanggan), Competitor (pesaing), Company (perusahaan), Country (negara), Currency (mata uang) ,maka usaha untuk menyingkapi kebutuhan kompetensi yang sejalan dengan predeksi antisipati atas hasil analisa strategis.

 

Analisis SWOT merupakan alat untuk menggerakkan alat pikiran kesadaran, kecerdasan dan hati kedalam penelitian strategis yang mencakup 1) kemampuan memahami apa yang mempengaruhi persepsi peneliti, 2) memanfaatkan kemampuan berpikir dalam mencari jawaban lebih dari satu, 3) memvokuskan dan membuat pilihan, 4) membuat pemetaan pikiran, 5) kemampuan untuk menggambarkan masa depan.

Dengan melaksanakan analisa strategis melalalui analisis SWOT dapat dirumuskan hal-hal yang terkait dengan posisi dan arah dimasa depan dengan menetapkan keputusan-keputusan strategik (visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan) dalam melaksa-nakan program-program antisipasi berdasarkan identifikasi kesempatan dan kemampuan menghindari masalah.

(more…)

Read Full Post »

Older Posts »