Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘enrepreneur 59’ Category


PENDAHULUAN

Dalam seluruh aspek kehidupan bernegara dan bermasyarakat, maka salah satu kunci yang menggambarkan kredibilitas anda sebagai entrepreneur yang sejati adalah menunjukkan gambaran pemahaman anda dalam bersikap dan berperilaku yang sejalan dengan peran-peran yang anda jalankan.

Bertolak dari pemikiran diatas, maka kekuatan kebiasan pikiran diharapkan anda dapat memahami arti keberadaan anda dalam dunia bisnis yang dituntut dalam kemampuan anda untuk menjalankan etika dalam berbisnis. Kuncinya terletak dalam kekuatan akhlak yang telah anda bangun sepanjang perjalanan hidup anda, maka disitu terletak kemampuan anda untuk menjalankan bisnis yang beretika.

Seandainya kita mengatakan bahwa kebangkitan suatu bangsa terletak pada pilar kehidupan ekonomi dan bisnis sebagai suatu kekuatan yang sangat menentukan, maka kekuatan ekonomi dan bisnis haruslah dijalankan oleh setiap peran-peran dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang memiliki akhlak yang mulia.

Dengan akhlak yang mulia dan disertai kemampuan menjalankan etika bisnis, maka kekuatan kebiasaan pikiran dapat menjadi pendorong dalam mengungkit kekuatan daya kemauan untuk berbuat baik dan terpuji.

Sebagai suatu pendekatan untuk memahami makna „etika bisnis“, dibawah ini diuraikan unsur kata menjadi untaian kalimat yang bermakna „Apa itu etika bisnis?“ yang mencakup unsur kata yaitu :

E menjadi kata Emosional

T menjadi kata Tindakan

I menjadi kata Ikhlas

K menjadi kata Kearifan

A menjadi kata Amanah

Bila dari unsur kata tersebut dirumuskan menjadi untaian kalimat yang bermakna maka ETIKA adalah kemampuan dari pemain peran untuk memanfaatkan kekuatan (E)mosional untuk mengendalikan (T)indakan yang sejalan dengan kekuatan jiwa dan hati secara (I)khlas dalam sikap dan perilaku yang memiliki (K)earifan dalam mengamalkan (A)manah.

B menjadi kata Berusaha

I menjadi kata intergrasi

S menjadi kata Sumber Daya

N menjadi kata Nisbah

I menjadi kata Individu

S menjadi kata Sosial

Berdasarkan pemahaman unsur kata, maka difinisi bisnis dalam untaian kata yang bermakna menjadi, BISNIS adalah seluruh kegiatan dalam (B)erusaha yang terkait dengan proses (I)ntergrasi dalam pemanfaatan (S)umber-daya yang tersedia untuk mengubah menjadi (N)isbah untuk kepentingan (I)ndividu dan (S)osial.

Dengan menyatukan dua kata tersebut menjadi untaian kalimat yang bermakna, maka dapat dirumuskan bahwa ETIKA BISNIS adalah memanfaatkan kekuatan (E)mosional dalam (T)indakan secara (I)khlas dengan (K)earifan menjalankan (A)manah dalam (B)erusaha melalui peng (I)ntergrasian (S)umber daya menjadi (N)isbah bagi kepentingan (I)ndividu dan S)osial.

Jadi dengan memperhatikan makna kata tersebut diatas, maka sebagai wawasan entrepreneur dalam etika bisnis, menjadi suatu pemahaman ETIKA merupakan pemahaman, penghayatan dan pengamalan dari kekuatan akhlak yang harus ditumbuh kembangkan kedalam kebiasan pikiran. Sedangkan BISNIS merupakan salah satu jenis manusia mencari uang.

Dengan demikian peran seorang entrepreneur yang memiliki kepribadian harus mampu melaksanakan 7M (membaca, menterjemahkan, meneliti, mengkaji, menghayati, memahami, mengamalkan) dalam etika bisnis, sebagai kekuatan kebiasaan pikiran untuk menuntun kekuatan akhlak manusia dalam mencari uang. Sikap dan perilakunya tidak terpengaruh oleh pemain peran dalam legislatif, yudikatif dan eksekutif yang memberikan peluang untuk tidak menjalankan etika bisnis karena mengharapkan untung yang besar dengan mengorbankan semua kepentingan steakholders.

Oleh karena itu, budaya KKN, yang sangat merusak dalam berbangsa dan bernegara merupakan masalah abnormal yang sulit untuk dapat dipecahkan kecuali setiap manusia Indonesia sebagai pemain peran dalam ekonomi dan bisnis mampu merubah kesadran inderawi menjadi kesadaran rasional dalam menjalankan pola pikir berbudaya dalam berbangsa dan bernegara.

Dalam hal ini kita tidak boleh menutup mata dengan kenyataan bahwa Indonesia di pandang oleh bangsa luar negeri merupakan salah satu negara yang paling korup di dunia.

Mampukah entrepreneur memainkan peran untuk tidak terlibat memanfaatkan peluang, hanya serakah mengejar keuntungan yang besar dengan mengorbankan kepentingan steakholders. Gap yang paling besar dari perubahan pola pikir cara lama ke pola pikir baru diperlukan perubahan secara radikal.

ENTREPRENEUR MELURUSKAN PEMAHAMAN ETIKA BISNIS

Ada pemikiran yang diungkapkan oleh para ahli mengatakan bahwa etika bisnis bukanlah pengetahuan yang dapat ditumbuh kembangkan sebagai suatu alat pemikiran yang mampu menyelesaikan pandangan atas permasalahan yang dapat diaplikasikan dalam proses berpikir karena ia sangat bersifat tidak dapat diterima oleh pihk-pihak yang mempunyai kepentingan.

Sebaliknya seorang entrepreneur yang memiliki pandangan yang memberikan arah persfektif harus mampu menunjukkan gambaran dari pemikiran bahwa apa yang diungkapkannya tidak terlpas dari suatu kenyataan yang menyangkut :

  1. Hal ketaatan.
  2. Hal kemaksiatan.
  3. Sifat-sifat yang merusakkan
  4. Sifat-sifat yang menyelamatkan.

Dengan pemikiran itu seorang entrepreneur yang utuh, akan mampu berpikir dalam pemahaman etika bisnis merupakan suatu kebutuhan dalam setiap aspek kehidupan, tanpa pemikiran itu berate pada setiap pengelolaan tindakan dalam seluruh aspek kehidupan dapat menimbulkan dampak yang tak terpikirkan.

Oleh karena itu, etika bisnis bukanlah sesuatu pengetahuan baru dari pengalaman yang membuat diskriminasi dengan pengetahuan lainnya, melainkan ia menjadi suatu keterampilan dalam abad baru, selain pemikiran mengenai fokus, sensitivitas, visi, wawasan kreativitas dan sebagainya.

Seorang entrepreneur sejati, harus mampu meluruskan dan mengamalkan etika bisnis sebagai suatu kebutuhan dalam setiap tindakan dalam berbisnis, ia harus mampu melepasklan diri dari pandangan para ahli yang tidak sependapat dengan tujuan menerapkan etika bisnis, yang dibayangkan tidak dapat membuat usaha-usaha pertumbuhan berkelanjutan, dan bahkan takut melakukan kesalahan dan ragu apakah akan berhasil atau tidak ?

Untuk dapat melawan sikap-sikap tersebut dan bahkan terbawa dalam arus menyesuaikan dengan lingkungan yang berdampak menyuburkan KKN, dalam hal demikian diperlukan kekuatan kebiasaan pikiran untuk mengungkit daya ingat dalam menuntun sikap dan perilaku kedalam kekuatan yang terkait dengan :

  1. Kemampuan dalam mengendalikan pikiran yang bersifat negatif, yang didorong oleh sifat berburuk sangka, bohong, fitnah, jahil, iri dan sebagagainya, kenalilah diri agar anda dengan dengan Allah swt.
  2. Kembangkan kekuatan pikiran yang bersifat positif, yang dapat mendorong kekuatan daya kemauan dengan tindakan yang positif.
  3. Sering menggerahkan kekuatan kebiasaan pikiran yang produktif sehingga alat pikiran (kesadaran, kecerdasan dan akal) dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi.

Seperangkat kekuatan jiwa yang dapat mendorong kemauan yang kuat untuk dapat berperan entrepreneur meluruskan dalam pengamalan atas etika bisnis adalah kekuatan apa yang disebut dengan keyakinan dan kepercayaan atas :

  1. Meletakkan landasan yang kuat atas makna “kejujuran” dalam semua tindakan dalam berusaha.
  2. Meletakkan landasan yang kuat atas makna “bertaqwa” pada  semua kegiatan usaha kehadapan Allah swt.
  3. Meletakkan landasan yang kuat atas makna “niat yang lurus” dalam usaha mewujudkan keinginan.
  4. Meletakkan landasan yang kuat atas makna “kemauan keras” untuk tidak pernah menyerah atas godaan apapun yang dapat memotivasi menjadi manusia yang cepat berputus asa. Dengan kemauan yang keras mampu memberikan daya dorong melahirkan ide, gagasan dalam menumbuhkan kekuatan kreativitas yang sebelumnya tidak terpikirkan.
  5. Meletakkan landasan yang kuat atas makna “istiqamah” dalam setiap tindakan pekerjaan dalam usaha yang penuh tantangan dengan harapan disitu terletak pintu untuk anda menemukan diri yang jauh dari kecemasan.
  6. Meletakkan landasan yang kuat atas makna “kekuatan bangun lebih pagi” yang memberi kekuatan daya dorong dalam menyambut rizki Rab-mu karena Allah membagi rizki manusia antara terbitnya fajar menjelang terbitnya matahari.
  7. Meletakkan landasan yang kuat atas makna “tawakal”, bahwa dengan niat telah lurus, bertaqwa, kejujuran dalam usaha mewujudkan kebenaran, bila keberhasilan belum dianugrahkan, disitulah letak pintu bertawakal agar semuanya kita berserah diri kepada Allah swt.

KEBERHASILAN ENTREPRENEUR MENGAMALKAN ETIKA BISNIS

Bertolak dari pemikiran yang terkait dengan rumusan mengnai “etika bisnis“ adalah memanfaatkan kekuatan (E)mosional dalam (T)indakan secara (I)khlas dengan (K)earifan menjalankan (A)manah dalam (B)erusaha melalui peng (I)ntergrasian (S)umber daya menjadi (N)isbah bagi kepentingan (I)ndividu dan S)osial.

Dengan memperhatikan ungkapan diatas, maka keberhasilan entreprneur dalam mengamalkan etika bisnis akan tergambarkan usaha-usaha mereka untuk dapat mewujudkan kebenaran, keindahan, kebaikan dan keutuhan sebagai suatu usaha kedalam penguatan kebiasaan pikiran.

Wujud etika bisnis dalam kebenaran :

Salah satu peran entrepreneur dalam tindakan bisnis adalah seberapa jauh  keyakinan dan kepercayaan yang disebutkan 7 kekuatan kebiasaan pikiran (kejujuran, taqwa, niat yan lurus, kemauan keras, istiqamah, kekuatan bangun lebih pagi, tawakal) diharapkan mampu menuntun sikap dan perbuatan dalam tindakan yang sejalan dengan keinginan untuk mewujudkan kebenaran.

Dengan kekuatan kedewasaan berpikir anda dalam rohaniah, sosial, emosional dan intelektual, maka wujud kebenaran dalam etikan bisnis, merupakan satu kekuatan kebiasaan pikiran yang harus ditumbuh kembangkan oleh peran-peran entrepreneur yang memiliki tanggung jawab moral untuk melepaskan diri dari kehidupan jiwa tanpa topeng kepalsuan.

Bertolak dari kekuatan kebiasaan pikiran diatas, diharapkan menjadi pendorong untuk membangun kemauan yang kuat untuk mewujudkan kebenaran dalam atopeng kepalsuan dalam sikap dan perilaku yang mendorong berbohong dalam tindakan sehingga motivasi sebagai daya dorong menjadi keunggulan sejati..

Wujud etika bisnis dalam keindahan :

Keindahan dari sudut pandang seorang entrepreneur sejati dapat memberikan daya dorong dalam kekuatan kebiasaan pikiran yang akan menumbuh keyakinan dan kepercayaan bahwa untuk mengungkit keharmonisan kepemimpinan dalam kolaborasi dibutuhkan keindahan di tempat kerja, struktur dan sistem sehingga dapat membangun seni bekerja yang sejalan dengan etika bisnis.

Jadi dengan wujud keindahan, maka estitika dalam binis dapat mendorong ide-ide baru atau kreativitas dalam bisnis sebagai suatu kekuatan tindakan usaha yang manusiawi sehingga anda mampu menghindari hal-hal bujukan yang dapat merusak gaya hidup anda.

Wujud etika bisnis dalam kebaikan :

Kebaikan dari sudut pandang seorang entrepreneur sejati dapat memberikan daya dorong dalam kekuatan kebiasaan pikiran yang akan menumbuh keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan memahami akhlak atau moral sebagai faktor yang mampu mendorong entrepreneur bekerja berlandaskan etika dan berbuat baik sehingga dapat menuntun sikap dan perilaku dalam membangun hubungan kepada stakeholders dengan kekuatan berbuat kebaikan baik untuk semua kepentingan.

Dengan ungkapan pemikiran diatas, maka kewajiban mewujudkan kebaikan dalam kebiasaan pikiran mnjadi satu kekuatan yang mampu menuntun usaha-usaha entrepreneur dalam menghadapi tantangan etika bisnis dalam tindakan, sehingga seluruh proses pengambilan keputusan berdasarkan aturan dan etika yang mampu mendorong sikap dan perilaku yang bijak dan arif sebagai kekuatan dalam tindakan bisnis.

Wujud etika bisnis dalam keutuhan :

Keutuhan dari sudut pandang seorang entrepreneur sejati dapat memberikan daya dorong dalam kekuatan kebiasaan pikiran yang akan menumbuh keyakinan dan kepercayaan bahwa dengan memahami kebersamaan diharapkan menjadi daya kekuatan untuk membangun daya kemauan yang kuat dalam mewujudkan apa yang disebut keunikan dan keutuhan.

Dengan ungkapan pemikiran diatas, maka faktor kedewasaan berpikir rohaniah, sosial, emosi dan intelektual menjadi satu kekuatan untuk mengetuk dinding jiwa agar kelembutan rasa, kekuatan kata, ketegasan sikap dan ketajaman mata hati untuk meningkatkan pemahaman dan memberi manfaat kedalam seluruh sistem agar keutuhan mampu memberi daya dorong kedalam budaya organisasi yang dapat diterima oleh semua pihak dalam organisasi.

Jadi untuk membangun kekuatan keberhasilan entrepreneur dalam mengamalkan etika bisnis sangat bergantung atas pemahaman wujud kebenaran, keindahan, kebaikan dan keutuhan sebagai kekuatan dalam membangun kebiasaan pikiran agar semua kepentingan stakeholders dapat terpenuhi.

PENUTUP

Keberhasilan dalam berbisnis diperlukan komitmen dan konsisten dalam usaha-usaha membangun kekuatan kebiasaan pikiran sebagai seorang entreprneur sejati yang mampu mengamalkan etika bisnis sebagai kekuatan yang mampu menuntun sikap dan perilaku dalam tindakan usaha dalam membangun keseimbangan kepentingan steakholders.

Setiap pemain peran entrepreneur harus mampu mengendalikan diri sehingga tidak mudah menjadi pemain peran dengan topeng kepalsuan,  yang mendorong peran-lainnya dalam legislatif, eksekutif, legislatif dan para pelaku ekonomi yang tidak pernah memahami makna daripada etika bisnis sebagai suatu kekuatan yang mampu mendobrak KKN yang sangat merusak dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Bertolak dari pemikiran diatas, maka dalam mengamalkan etika bisnis sebagai satu kekuatan keterampilan abad baru, yang harus ditumbuhkan kembangkan. Oleh karena itu komunitas entrepreneur harus mampu mempertahankan kekuatan kebiasaan pikiran yang mampu memberi daya dorong kedalam daya kemauan yang kuat untuk tidak terpengaruh oleh pandangan para ahli yang mendorong bahwa etika bisnis bukanlah suatu kebutuhan melainkan alat konspirasi untuk memecah belah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ikutilah keteladanan William Soeryadjaya  orang yang selalu pegang erat etika bisnis dalam mengelola bisnis dalam grup astra, yang mampu bertahan dalam daur hidup pada posisi prima yang terus tumbuh dan berkembang dalam situasi ekonomi yang penuh ketidak pastian.

Jadi komunitas entrepreneur harus benar-benar memahami, menghayati dan mengamalkan makna etika bisnis sebagai suatu kekuatan untuk menyatukan dan meluruskan pandangan yang berbeda dalam mewujudkan kebenaran, keindahan, kebaikan dan keutuhan dalam etika bisnis.

Read Full Post »