Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘79. entrepreneur’ Category


PENDAHULUAN

Pemahaman atas pengelolaan sumber daya manusia dapat didekati melalui pendekatan prinsip sebagai pondasi dasar yang mencakup:

1) manusia sebagai aktiva yang sangat berharga ;

2) keputusan strategik ;

3) budaya organisasi ;

4) intergrasi kedalam hubungan antar individu, kelompok dan organisasi.

Pendekatan manusia sebagai aktiva yang sangat berharga sudah disadari sebelum memasuki abad 21. Oleh karena itu dalam masa kini dan masa depan telah ditunjukkan bahwa manusia adalah modal intelektual yang sangat berharga, sehingga diperlukan kemampuan dan keterampilan mengelolanya berbasiskan unjukkan adanya kejelasan yang berkaitan dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijaksanaan dalam mengelola sumber daya manusia sebagai rencana jangka panjang dan pendek.

Pendekatan budaya organisasi menunjukkan adanya kejelasan yang berkaitan dengan nilai, norma, wewenang dan ganjar dalam menuntun setiap individu dalam bersikap dan berperilaku.

Pendekatan intergrasi dalam hubungan menunjukkan hubungan yang harmonis dalam berkomunikasi untuk masing-masing individu agar setiap peran, tugas, fungsi dan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan harapan bagi semua pihak yang mempunyai kepentingan atasnya.

Dengan memperhatikan pendekatan yang dikemukakan diatas, maka penerapan manajemen sumber daya manusia dapat dirumuskan kedalam pendekatan sistem berbasiskan kompetensi untuk menggariskan segala sesuatu yang terkait dengan organisasi, proses, manusia dan teknologi.

Jadi penerapan sumber daya manusia dengan pendekatan sistem dapat  dijelaskan secara singkat sebagai berikut :

KOMPETENSI

BUDAYA ORGANISASI

MANAJEMEN SDM

PERILAKU ORGANISASI

Kompetensi, adalah suatu pendekatan sistem kedalam pengembangan sumber daya yang berbasis kompetensi yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap & perilaku kedalam platform yang sejalan terhadap pengembangan organisasi, proses, manusia dan teknologi.

Budaya Organisasi, adalah suatu pendekatan sistem kedalam interaksi perliku kedalam organisasi secara terpola dalam nilai, norma, wenang dan ganjar menghadapi lingkungan pemasok, pelang-gan, masyarakat, pemerintah, teknologi dan ekonomi.

Manajemen S.D.M., adalah suatu pendekatan sistem dalam usaha meningkatkan konstribusi produktif dari manusia terhadap organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang berkaitan dengan kemasyarakatan, keorganisasian, fungsional, individu  dan kelompok.

Perilaku Organisasi, adalah suatu pendekatan sistem dalam peneterapan pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak di dalam organisasi, sehingga:

1) orang-orang membentuk sistem sosial intern organisasi ;

2) struktur menentukan hubungan secara formal orang-orang dalam

organisasi ;

3) teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan orang-orang

untuk bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi tugas yang mereka lakukan ;

4) semua orga-nisasi beroperasi di dalam lingkungan luar.

KEPUTUSAN STRATEGIK TENTANG SDM

Peningkatan nilai perusahaan lebih banyak ditentukan oleh pengembangan sumber daya manusia, oleh karena itu manusia dikatakan sebagai aktiva yang sangat berharga yang didalamnya tersembunyi apa yang disebut dengan modal intelektual.

Bertolak dari pemikiran tersebut diatas, maka keputusan strategik tentang sumber daya manusia dapat dirumuskan sebagai berikut :

VISI SUMBER DAYA MANUSIA adalah membangun CITRA manusia yang berkompetensi dengan memiliki BUDAYA yang bersikap antisipatif dan berperilaku proaktif yang didukung oleh ARAH peningkatan kreativitas individu dan kelompok dalam mewujudkan TUJUAN organisasi yang memiliki kemampuan berinovasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan nilai tambah.

MISI SUMBER DAYA MANUSIA adalah mengembangkan dan membina manusia berbasis kompetensi yang mampu memenuhi kebutuhan sebagai aktiva yang sangat berharga dalam organisasi yang siap berperan menghadapi tantangan dalam meraih peluang-peluang masa depan yang penuh dengan ketidak pastian.

Jadi pernyataan VISI menggambarkan citra ideal sebagai tempat yang dituju atau perjalanan yang hendak dilaksanakan, sedangkan pernyataan MISI adalah sarana untuk mengadakan perjalanan yang akan dipergunakan bagaimana menjalankan usaha yang hendak ditempuh.

Sejalan dengan visi dan misi tersebut dirumuskanlah TUJUAN-TUJUAN yang hendak dicapai secara kualitatip dan selanjutnnya dituangkan kedalam SASARAN-SASARAN yang hendak di capai secara kuantitatip untuk jangka panjang (lima tahun) sesuai dengan lingkup usaha yang hendak dilaksanakan.

Untuk merealisasikan visi, misi, tujuan dan sasaran sesuai dengan lingkup usaha yang ditempuh, maka dirumuskan STRATEGI sebagai suatu pendekatan untuk merealisasikannya.

Pelaksanaan operasionalnya dituangkan kedalam rumusan dengan menetapkan seperangkat KEBIJAKSANAAN untuk mengelola sumber daya manusia. Kebijaksanaan yang dirumuskan itu akan mencakup proses dalam pengembangan dan pembinaan pemgelolaan SDM yang meliputi :

1) perencanaan SDM,

2) iklim organisasi,

3) sistem imbal jasa dan penghargaan,

4) rekrutasi, seleksi dan penempatan,

5) pengembangan karir,

6) manajemen kinerja.

Keenam proses tersebut yang dituangkan kedalam seperangkat kebijaksanaan yang harus ditunjang tersedianya HRMIS dengan prinsip-prinsip kunci perancangan yang mencakup:

1) competency based,

2) learning organization,

3) performance management,

4) continous improvement,

5) customer driver.

Bertitik tolak dari pemikiran yang dikemukakan diatas, maka dalam usaha untuk menjembatani kesenjangan dari cara lama menuju ke cara baru, maka diperlukan satu cara berubah perilaku organisasi.

Model perilaku organisasi cara lama bertitik tolak dari konsep stabilitas dan sentralistis, sehingga setiap perubahan yang dilakukan hanya untuk mempertahankan status quo. Sebaliknya model perilaku organisasi cara baru bertolak dari konsep fleksibilitas dan mudah dikontrol, sehingga perubahan yang direncanakan sesuai dengan tuntutan perubahan lingkungan itu sendiri.

Dalam kondisi yang demikian maka diharapkan kreativitas individu dan kelompok dapat tumbuh dan berkembang yang dapat mendorong inovasi organisasi sebagai suatu langkah melaksanakan perubahan yang berkesinambungan.

Perilaku organisasi cara lama :         Perilaku organisasi cara baru :

1. Logis …………………………. 1. Imajinatif

2. Rasional ……………………… 2. Spekulatif

3. Analitis ………………………. 3. Konseptual

4. Teknis ………………………..  4. Interpersonal

5. Ketakutan …………………….  5. Impulsif

6. Tahu ………………………….  6. Belajar

7. Kepastian …………………….  7. Mencari

8. Aktif …………………………   8. Reseptif

9. Intelektual …………………… 9. Intuitif

10. Terstruktur …………………..  10. Terbuka

11. Sekuensial …………………..   11. Simultan

12. Literal ……………………….   12. Metafora

13. Konvergen …………………..   13. Divergen

14. Konservatif …………………    14. Evolusioner

15. Hati-hati ……………………     15. Empati

16. Kompetitif …………………      16. Avonturir

17. Menghakimi …………………   17. Kooperatif

18. Curiga ……………………….   18. Menerima

Rumusan :

LOGIS, berpikir berdasarkan apa yang telah terjadi di masa lalu daripada apa yang akan terjadi di masa mendatang.

IMAJINATIF, Berpikir tanpa dibatasi oleh kenyataan pada saat itu ; berpikir dengan didasarkan pada kemungkinan.

RASIONAL, keputusan lebih berdasarkan akal sehat dan obyektivi-tas daripada emosi dan intuisi.

SPEKULATIF, berpikir lebih berdasarkan pada asumsi, intuisi, dan perkiraan daripada analisis dan fakta.

TEKNIS, sangat menghargai pengetahuan yang bersifat sains, ob-yektif dan praktis.

INTERPERSONAL, manusia dihargai dan diperlakukan sebagai aset yang paling penting dalam organisasi ; penekanannya pada individu dan konstribusinya.

KETAKUTAN, inovasi, perubahan dan sesuatu yang hampir sama sekali baru atau berbeda dihambat oleh ketakutan akan konskuensi dan ketidaktahuan.

IMPULSIF, ide dan kesempatan baru diterima secara terbuka dan didukung kesempatan akan diambil pada kesempatan pertama.

TAHU, memerlukan jawaban atau penjelasan untuk semua yang terjadi.

BELAJAR, mau bertanya dan sangat ingin tahu, berkemauan dan terbuka  terhadap informasi ; akan mengubah arah bila diberi alasan mengapa harus melakukannya.

KEPASTIAN, perlu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang dapat dibuktikan ; kebutuhan untuk mendapatkan pembenaran tentang segala sesuatu setiap saat.

MENCARI, tidak perlu secara pasti ; suka mencari tahu dan terus melanjutkan pencarian.

AKTIF, selalu berusaha mengerjakan sesuatu dan mempengaruhi sesuatu ; tidak puas membiarkan sesuatu lepas begitu saja ; tidak membiarkan sesuatu selesai dengan sendirinya.

RESEPTIF, terbuka terhadap saran dan bantuan ; akan membiarkan segala sesuatunya untuk sementara waktu agar dapat terselesaikan dengan sendirinya ; tidak selalu menyela.

INTELEKTUAL, budaya lebih berdasarkan obyektivitas dan proses rasional daripada subyektivitas dan proses emosional.

INTUITIF, data yang bersifat subyektif, perasaan dan naluri dinilai secara setara ; mengerti tanpa ada bukti diterima sebagai kebenaran.

TERSTRUKTUR, memperhatikan segala hal yang berhubungan dengan proses , kebijakan, prosedur, batasan, difinisi, peraturan dan undang-undang.

TERBUKA, lebih mementingkan hasil akhir daripada cara mencapainya , banyak keleluasaan untuk bergerak dan berpikir ; beberapa prosedur / preseden.

SEKUENSIAL, menghadapi sesuatu secara berurutan, teratur dan bergantian.

SIMULTAN, memproses lebih dari satu hal pada satu waktu, melakukan beberapa hal secara bersama-sama.

LITERAL, Menganggap segala sesuatu seperti apa adanya ; me-nganggap nya jelas dan tidak mendua arti.

METAFORA, dapat melihat sisi yang berbeda dalam sesuatu hal, menginterprestasikan dengan banyak cara.

KONVERGEN, menyempitkan pemikiran sampai pada satu pilihan, satu alternatif saja.

DIVERGEN, terbuka dalam cara berpikir, selalu memiliki banyak alternatif kemungkinan dan pilihan.

KONSERVATIF, lambat dalam beradaptasi dan berubah, menahan diri, menarik diri, terkendali, menghindari resiko.

EVOLUSIONER, selalu berubah, tumbuh dan belajar ; tidak pernah sama.

HATI-HATI, memperhatikan konskuensi, hati-hati dan waspada.

EMPATI, mengerti perasaan pihak lain, sadar akan pengaruhnya terhadap lingkungan.

KOMPETITIF, harus menang,menjadi yang terbesar, terbaik, pertama, mengalahkan pihak lain ; kalau tidak menang berarti kalah.

AVONTURIR, secara aktif mencari hal dan pengalaman yang baru, menyukai hal yang masih belum diketahui.

MENGHAKIMI, mempunyai opini dan memberikan evaluasi kritis tentang segala sesuatunya ; cepat mengambil keputusan.

KOOPERATIF, bekerja sama dan membantu yang lain demi keuntungan bersama ; membentuk kerja sama.

CURIGA, berpikir negatif tentang segala sesuatu walaupun hanya dengan sedikit atau tanpa bukti, selalu curiga.

MENERIMA, menerima sesuatu seperti apa adanya ; terbuka terhadap ide-ide ; tidak memilih yang lain demi kepentingannya.

PERNYATAAN EFEKTIF DALAM KOMPETENSI

DARI SISI KOMPETENSI :

  • Membuktikan performansi kompeten.
  • Proyek-proyek suatu kompetensi khusus.
  • Membuktikan satu tingkat keahlian yang tinggi.
  • Membuktikan keefektifan pribadi yang kuat.
  • Membuktikan kompeten antar perorangan yang kuat.
  • Percaya dalam diri sendiri.
  • Merasa sangat yakin akan kemampuan.
  • Memanfaatkan kemampuan secara total.
  • Memaksimalkan kekuatan2 perorangan.
  • Unggul di dalam aplikasi2 keterampilan yang efektif.
  • Memperagakan satu tingkat kompeten teknik yang tinggi.
  • Mencampurkan keterampilan2 manajemen dengan keahlian teknis secara efektif.
  • Menyatukan kompeten teknik dengan kesetiaan dan daya ketergantungan.
  • Membuktikan keterampilan2 dan strategi yang sangat canggih.
  • Memiliki keterampilan2 khusus.
  • Berketerampilan tinggi didalam semua fase jabatan.
  • Unggul di dalam keterampilan2 operasi.
  • Memperagakan atensi istimewa terhadap keterampilan teknis.
  • Secara khusus efektif di dalam pengembangan dan pemanfaatan keterampilan2 dukungan.
  • Berkualifikasi unik.
  • Menitik beratkan secara efektif diatas kekuatan2.
  • Mengutamakan kekuatan2.
  • Terus mengetahui kecenderungan2 serta pengembangan yang   terakhir.
  • Mempertajam dan memperbaharui secara konstans keterampilan
  • Mengabdikan  waktu dan upaya terhadap pengembangan kompeten profesional.
  • Menghadiri workshop dan seminar2 untuk meningkatkan prestasi jabatan.

DARI SISI KETERAMPILAN ANALITIK

  • Memperlihatkan satu daya penalaran analitis yang kuat.
  • Memperagakan kualitas analitis yang kuat.
  • Memperlihatkan kemampuan yang kuat untuk menganalisa masalah.
  • Sangat metodis didalam memecahkan masalah.
  • Memakai anekaragam teknik analitis untuk memecahkan masalah
  • Unggul didalam menganalisir dan menyelaraskan prosedur kerja
  • demi efesiensi maksimum.
  • Secara seksama menganalisir kondisi dan mencapai keputusan mandiri.
  • Menganalisir informasi relevan dengan efektif.
  • Unggul didalam pemikiran analitis.

PENUTUP

Keberhasilan mengelola O.B.P. lebih banyak ditentukan oleh adanya usaha-usaha peningkatan kemampuan kebiasaan pikiran produktif dari seluruh peran dalam organisasi.

Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan sumber daya manusia yang berbasiskan kompetensi kedalam suatu sistem yang menyangkut perencanaan kedalam budaya organisasi, perilaku organisasi, kompetensi dan manajemen sumber daya manusia.

Pelaksanaan pendekatan sistem tersebut, haruslah didasarkan keputusan startegik yang telah di rumuskan kedalam apa yang kita sebut pernyataan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijaksanaan dan dituangkan kedalam rencana jangka menengah dan jangka pendek, dengan kejelasan rumusan yang terkait dengan efektif kompetensi yang dituangkan kedalam rumusan pikiran sisi kopetensi dan dan keterampilan analitik.

Read Full Post »