PENDAHULUAN
Mengelola O.B.P dalam kerangka mendayagunakan kerja, jabatan, peran, pekerjaan, fungsi dan tugas kedalam organisasi pembelajaran merupakan usaha-usaha untuk meningkatkan pengorganisasian yang fleksibel dan mudah dikontrol artinya disatu sisi mampu menyesuaikan diri pada setiap perubahan dan disisi lain setiap orang mempunyai komitmen untuk memberikan konstribusi dalam semua aspek kontrol (pengendalian dan pengawasan)
Dengan melaksanakan O.B.P untuk membangun manajemen yang pro-duktif akan memperjelas satu konsepsi mengenai
KERJA , suatu konsepsi luas yang menghubungkan seseorang dengan alat-alatnya dan dengan orang-orang lain yang melakukankegiatan yang seruapa dalam pengorganisasian pemasaran.
JABATAN , merupakan suatu titik tertentu dalam struktur formal organisasi yang menentukan kekuasaan bagi orang-orang yang ditunjuk.dalam pengorganisasian pemasaran.
PERAN , sekumpulan kewajiban yang dihasilkan oleh beberapa orang yang berarti dan orang yang memegang suatu jabatan dalam pengorganisasian pemasaran.
PEKERJAAN , syarat khusus untuk menghasilkan suatu produk atau mencapai suatu sasaran dalam pengorganisasian pemasaran.
FUNGSI, sekelompok perilaku yang diharapkan dari suatu peran dalam pengorganisasian
TUGAS, suatu kegiatan tertentu dari suatu fungsi yang seringkali terikat kepada waktu dan tempat dalam pengorganisasian pemasaran.
Dengan memahami konsep tersebut diatas, maka pemahaman atas manajemen O.B.P. akan mencakup :
- Faktor-faktor yang mendorong akan pelaksanaannya.
- Pemahaman untuk dapat melaksanakan pembaharuan berencana dan berkesinambungan.
- Langkah-langkah pembaharuan.
Pendekatan sistem dalam membangun organisasi pembelajaran.
Organisasi berbasis pengetahuan.
Budaya organisasi berbasiskan kebiasaan yang efektif.
Gaya kepemimpinan berbasiskan paradigma baru.
Mengelola area kunci berbasiskan data dan fakta.
Sistem informasi berbasiskan teknologi informasi.
Mengelola perubahan berbasis BPR.
R & D berbasis kebutuhan pelanggan.
Operasi berbasiskan produktivitas.
Pemasaran berbasiskan kepuasan pelanggan.
Keuangan dan akuntansi berbasiskan steakholders.
Sumber daya manusia berbasiskan kompetensi.
Pemahaman atas hal-hal yang diungkapkan diatas mendorong atas pendayagunaan atas kerja, jabatan, peran, pekerjaan, fungsi dan tugas dalam O.B.P. diperlukan kekuatan daya pendorong untuk melaksanakan pengembangan organisasi pemelajaran menjadi suatu kebutuhan.
Perhatikan apa yang dikemukakan oleh Gordon & DR.Jeannette Vos, dalam bukunya “The Learning Revolution” bahwa revolusi cara belajar didasarkan pada delapan keyakinan utama :
- Dunia sedang bergerak sangat cepat melalui titik-balik sejarah yang amat menentukan.
Kita hidup di tengah revolusi yang mengubah cara hidup kita, berkomunikasi, berpikir, dan mencapai kesejahteraan.
Revolusi ini akan menentukan cara kita dan anak-anak kita bekerja, mencari nafkah dan menikmati hidup secara keseluruhan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah hampir segala hal mungkin dilakukan.
Sayangnya di setiap negara mungkin hanya adasatu dari setiap lima orang yang tahu benar cara memanfaatkan gelombang perubahan ini dengan cerdik bahkan di negara maju sekalipun.
Jika kita tidak mampu mencari alternatif penyelesaian atas persoalan tersebut, 20 % elit tersebut akan menikmati 60 persen pendapatan nasional , sedangkan 20 persen yang termiskin hanya mengecap 2 persen. Itulah kondisi yang memastikan terjadinya kemiskinan, kegagalan sekolah, kejahatan, penyalahgunaan obat-obatan, keputus-asaan, kekerasan dan ledakan sosial.
Oleh karena itu, kita membutuhkan revolusi belajar untuk mengimbangi revolusi informasi, agar semua orang dapatmenikmati keuntungan bersama dari potensi (sumber daya manusia) yang luar biasa.
Untungnya, revolusi tersebut yang membantu kita mempelajari segala hal secara lebih cepat dan lebih baik juga berjalan semakin cepat. “
Sejalan dengan pemikiran yang dikemukakan diatas, maka membangun Organisasi Berbasis Pengetahuan (OBP) merupakan langkah strategis berdasarkan keputusan intuitif dalam kerangka persfektif, sehingga menjadi satu kekuatan Kepemimpinan dalam menanggapi suatu ungkapan “tak ada yang permanen kecuali perubahan itu sendiri”.
Oleh karena itu dalam membangun OBP diperlukan satu cara untuk melaksanakan intervensi dengan kemampuan dari dalam bukan datang dari luar. Melalui suatu proses dengan membangun organisasi pembelajaran, agar semua pihak yang mempunyai kepentingan berperan aktif dalam memberikan konstribusinya.
Dengan membangun organisasi berbasis pengetahuan diharapkan terbangun suatu organisasi yang fleksibel dan mudah dikontrol artinya organisasi sebagai alat dimana, didalamnya terdapat sumber manusia yang selalu siap untuk berubah sesuai dengan perubahan itu sendiri, akan tetapi sangat ditentukan peran eksekutip yang memainkan peran sejalan dengan kepemimpinannya yang dapat memberikan kekuatan untuk menjadi pendorongnya dalam melaksanakan pembaharua sesuai dengan kebutuhan masa yang akan datang
PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan sistem bukanlah suatu teori artinya bukan teori sistem, meskipun ada aspek-aspek teoritis pemikiran sistem walaupun begitu dalam kenyataan sering kita jumpai label teori sering ditempelkan pada pemikiran atau konsep sistem.
Jadi pendekatan sistem adalah suatu cara pemikiran yang bersifat interdisipliner, oleh karena itu ia kaya akan konsep dan praktek sehingga memberikan pendekatan yang hidup dalam memberikan jawaban dan pernyataan dalam menawarkan “persfektif kepada ketidakpastian “
Bertolak dari pemikiran diatas, maka pendekatan sistem dalam implementasi “OBP (Organisasi Berbasis Pengetahuan) sebagai pemikiran sistem bersifat holistik (sebagai suatu kesatuan) dan kontekstual (bergantung pada konteknya). Pemikiran sistem tidak hanya berfokuskan pada totalitas dan komponen-komponennya tetapi juga memperhatikan lingkungannya.
Dengan demikian pendekatan sistem dalam kerangka berpikir pembangunan OBP dan implementasinya adalah pemikiran yang konseptual dan rasional artinya suatu pemikiran yang sifatnya sistimatis, metodis, koheren, berencana, dan analitis dengan memperhitungkan acuan, hubungan-hubungan dan tujuan.
Sejalan dengan pemahaman dalam kerangka berpikir sistem, maka pemahaman yang efektif tentang OBP dengan pendekatan sistem adalah seperangkat obyek dengan keterkaitan antar obyek dan hubungan antar atributnya atau dengan kata lain sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terjalin dari :
1) sejumlah bagian ;
2) hubungan bagian dalam keterkaitannya ;
3) atribut dari bagian-bagian itu dan hubungannya.
Secara singkat dapat pula kita katakan bahwa sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas, susunan yang teratur dari pandangan, teori, azas dsb.
Organisasi sebagai alat untuk merealisir visi, misi, tujuan (kualitatip) dan sasaran (kuantitatip), maka mau tidak mau harus mengikuti atas perubahan lingkungan.
Untuk hidup dan bertahan dalam masyarakat informasi dan masyarakat pengetahuan di abad 21 ini, organisasi dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yaitu fleksibelitas dan mudah dikontrol.
Jadi ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan menjadi tua seolah-olah perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut tua, sedangkan perusahaan kecil tanpa tradisi disebut muda.
Muda berarti organisasi itu dapat berubah relatip mudah, tua berarti adanya perilaku yang dikontrol namun tidak fleksibel.
Oleh karena itu suatu organisasi dalam abad 21, haruslah dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifat fleksibel dan mudah dikontrol, maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap inilah dinamakan PRIMA. Organisasi dalam posisi prima benar-benar dilengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar, teknologi, kompetensi dan kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pemikiran yang kita kemukakan diatas, maka pendekatan sistem sebagai suatu cara menggambarkan organisasi sebagai sistem totalitas yang terdiri dari empat sistem (sub-sistem) dalam pemahaman untuk memikirkan dengan efektif, menganalisanya, mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan dalam fungsi menyeluruh dan melaksanakannya.
MODEL ORGNISASI BERBASIS PENGETAHUAN (OBP)
Didalam model ini terdapat subsistem yang terdiri dari :
1. Buddaya organisasi berbasis kebiasaan (BOBK)
2. Kepemimpinan berbasis paradigma baru (KBPB)
3. Mengelola area kunci berbasis data dan fakta (MAKBDF)
4. Sisten informasi berbasis teknologi informasi (SIBTI)
5. Mengelola perubahan berbasis BPR (MPBBPR)
6. R&D berbasis kebutuhan pelanggan (RDBKP)
7. Operasi berbasis produktivitas (OBPR)
8.Pemasaran berbasis kepuasan Pembeli (PBKP)
9.Keuangan dan akuntansi berbasis steakholders (KABS)
10.Sumber daya manusia berbasis kompetensi (SDMBK)
11.Organisasi berbasis pengetahuan (OBP)
Organisasi berbasis pengetahuan (OBP) menjadi subsistem dan saling terkait dengan subsistem yang lainnya kedalam sistem membangun sistem organisasi pembelajaran.
SUBSISTEM ORGANISASI BERBASIS PENGETAHUAN
Sejalan dengan pemahaman dalam kerangka berpikir diatas, maka pemahaman yang efektif tentang organisasi berbasis pengetahuan dengan pendekatan sistem dimaksudkan adalah seperangkat obyek dengan keterkaitan antar obyek dan hubungan antar atributnya atau dengan kata lain sistem adalah suatu kesatuan utuh yang terjalin dari :
1) sejumlah bagian ;
2) hubungan bagian dalam keterkaitannya ;
3) atribut dari bagian-bagian itu dan hubungannya.
Secara singkat dapat pula kita katakan bahwa sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas ; susunan yang teratur dari pandangan, teori, azas dsb.
Organisasi sebagai alat untuk merealisir visi, misi, tujuan (kualitatip) dan sasaran (kuantitatip), maka mau tidak mau harus mengikuti atas perubahan lingkungan. Untuk hidup dan bertahan dalam masyarakat informasi dan masyarakat pengetahuan di abad 21 ini, organisasi dimanifestasikan terutama dalam hubungan dua faktor yaitu fleksibilitas dan mudahnya dikontrol.
Hal itu laksana perbedaan antara seorang bayi dan orang yang lebih tua. Bayi itu sangat fleksibel dan dapat memasukkan kakinya kedalam mulutnya, namun gerakan-gerakan dan perilakunya agak sulit dikontrol. Dengan meningkatnya usia kita akhirnya seseorang yang lebih tua juga akan kehilangan sifatnya yang dapat dikontrol.
Jadi ukuran dan waktu bukanlah penyebab pertumbuhan dan menjadi tua seolah-olah perusahaan yang besar dengan tradisi yang lama disebut tua, sedangkan perusahaan yang kecil tanpa tradisi disebut muda. Muda berarti organisasi itu dapat berubah relatip mudah, tua berarti adanya perilaku yang dikontrol namun tidak fleksibel.
Oleh karena itu suatu organisasi dalam abad 21, haruslah dibangun sebagai organisasi yang memiliki sifak fleksibel dan mudah dikontrol, maka organisasi itu tidaklah terlalu muda atau terlalu tua, tahap inilah dinamakan PRIMA.
Organisasi dalam posisi prima, benar-benar diperlengkapi untuk menerima dan menanggapi perubahan yang cepat didalam pasar, teknologi, kompetensi dan kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pemikiran yang kita kemukakan diatas, maka pendekatan sistem sebagai suatu cara menggambarkan organisasi sebagai sistem totalitas yang terdiri dari empat sistem (sub-sistem) dalam pemahaman untuk memikirkan dengan efektif, menganalisanya, mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan dalam fungsi menyeluruh dan melaksanakan.
Keempat sistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
Secara singkat keempat sistem tersebut dapat dikemukakan dalam pemahaman kita yang terkait dengan kefektifan organisasi sbb. :
Sistem Kepemimpinan adalah suatu sistem yang akan memperlihatkan sikap dan perilaku seorang pemimpin pada semua tingkatan organisasi dalam menjalankan perannya untuk mempenga-ruhi orang lain sebagai : Titik pusat dari proses yang terjadi dalam kelompok ; Kepribadian dan akibatnya ; Seni membentuk kepatuhan ; Penggunaan pengaruh ; Perbuatan ; Bentuk persuasi ; Hubungan kekuasaan ; Alat mencapai tujuan ; Efek saling hubungan ; Perbedaan peran ; Penggerak awal tata hubungan kerja .
Sistem Sumber Daya adalah suatu sistem tersedianya faktor-faktor produksi seperti tanah, bangunan, mesin, uang, manusia dsb. yang dipakai dalam kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang dan jasa serta mendistribusikannya, jadi segala sesuatu yang dapat dilihat dan diraba.
Sistem Pengetahuan adalah suatu sistem yang memperlihatkan bahwa organisasi sebagai sumber pengetahuan dimana adanya fakta atau keadaan dalam mengetahui sesuatu yang sama di mana didapatkan melalui pengalaman atau pengasosiasian. Jadi akan terkait dengan jumlah informasi, apa kegunaannya dan bagaimana mempergunakannya.
Sistem Manajemen adalah sustu sistem yang memperlihatkan bagaimana suatu organisasi dikelola dengan media informasi, jalur arus informasi, strategi, kebijaksanaan, prosedur, metoda, instruksi, program, laporan, dan lain-lain yang terkait dengan menjalankan or-ganisasi secara produktif (efesien, efektif dan berkualitas).
MERANCANG ORGANISASI
Organisasi adalah alat yang berfungsi untuk menggerakkan pelaksanaan sistem dan subsistem dalam organisasi karena itu dengan sengaja direncanakan dan struktur disusun sebagai suatu sistem kegiatan yang terkoordinasi, sehingga ia dapat berperan untuk memberikan konstribusi bagi pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dan sejauh mana bersifat logis dan mendukung proses komunikasi, koordinasi dan kontrol.
Pada bagian terdahulu telah kita tegaskan bahwa dilihat dari sisi daur hidup yang akan dituju adalah suatu oraganisasi yang prima yang berarti memiliki tingkat fleksibilitas dan mudah dikontrol sesuai dengan pradigma untuk memahami bisnis dalam abad 21 agar setiap organisasi yang dibangun membantu peningkatan inovasi, antisipasi dan keunggulan.
Sejalan dengan pemikiran diatas, maka langkah-langkah untuk me-rancang organisasi mencakup :
LANGKAH SATU : merumuskan pondasi dalam meletakkan fungsi-fungsi organisasi yanga mencakup :
1) mekanisme koordinasi ;
2) bagian-bagian dasar dalam organisasi ;
3) organisasi sebagai suatu sistem alur.
LANGKAH KEDUA : membuat analisis terhadap rancangan para–meter mencakup kelompok :
a) disain posisi (parameter disain :
1.spesialisasi pekerjaan ;
2. formalisasi perilaku ;
3. pelatihan dan indotrinasi) ; keterkaitan konsep (dasar divisi tenaga kerja ; standarisasi isi ; sistem pengaturan alur-alur ; standarisasi keterampilan ;
b) disain superstruktur (parameter disain :
4. pengelompokan unit ;
5. ukuran unit) ; keterkaitan konsep : (supervisi langsung ; divisi adm. Tenaga kerja ; sistem dari kekuasaan formal ; pengatur alur ; komunikasi informal dan konstilasi kerja ; organigram)
c) disain keterkaitan-keterkaitan lateral (parameter disain :
6. sistem perencanaan dan kontrol ;
7. laisen device) ; keterkaitan konsep : (standarisasi output ; sistem pengatur alu-alur ; penyesuaian kebersamaan ; sistem komunikasi informal, konstilasi kerja, dan adhoc proses keputusan)
d) disain sistem pembuatan keputusan (parameter disain :
8. Desentralisasi vertikal ;
9. desentralisasi horizontal) ; keterkaitan konsep
(divisi adm. Tenaga kerja ; sistem-sistem komunikasi informal, konstilasi kerja dan adhoc proses keputusan).
LANGKAH KETIGA : membuat analisis faktor-faktor kontengensi.
Struktur organisasi yang efektif akan menunjukkan adanya hubungan antara struktur dengan prestasi berdasarkan studi dalam dua hiphotesa yaitu :
Pertama hiphotesa keharmonisan artinya struktur yang efektif memerlukan hubungan yang baik antara faktor-faktor kontegensi dan rancangan parameter-parameter atau dengan kata lain keberhasilan mendisain organisasi dimana strukturnya sesuai dengan situasinya.
Kedua apa yang disebut dengan hiphotesa konfigurasi artinya struktur yang efektif memerlukan konsisten internal diantara rancang–an parameter-parameter.
LANGKAH KEEMPAT : membuat konfigurasi struktural.
Dengan memperhatikan fungsi-fungsi organisasi, analisis disain parameter-meter-parameter dan analisis faktor-faktor kontigensi, maka konfigurasi-rasi struktural yang yang pada umumnya terdapat dan banyak digu-nakan apa yang disebut dengan struktural sederhana ; birokrasi mesin ; birokrasi profesional ; struktur divisional ; adhoccracy.
ORGANISASI MODEL LAMA VS MODEL BARU
Model lamaa Model baru
Tugas & tanggung jawab : Terikat Jaringan
Perintah & kontrol : Hierarki Datar
Aturan & prosedur : Tetap Fleksibel
Stereotype : Serupa Terbagi-bagi
Nasional : Internasional Div. Global
* Posisi / pekerjaan individu sebagai * Tim sebagai unit dasar
unit dasar organisasi organisasi
* Relasi dengan lingkungan * Jaringan bersama
dihandel oleh keterikatan lingkungan
* Alur informasi secara vertical * Alur infprmasi vertical &
horizontal
* Penekanan pada struktur * Penekanan pada proses
* Penekanan pada aturan-aturan * Penekanan pada hasil &
dan prosedur standar pelanggan
* Waktu tetap * Waktu kerja fleksibel
* Jalur karir linier * Jalur karir fleksibel
* Sistem ganjar dan evaluasi * Sistem ganjar dan evaluasi
distandarisasi disesuaikan.
* Fokus dan spesialisasi para * Fokus dan spesialisasi
Individu organisasi
* Lingkungan ditetapkan dalam * Lingkungan dipandang
ketentuan negara sebagai global
* Etnosentris * Internasional.
PERNYATAAN EFEKTIVITAS UNTUK
PENILAIAN PERFORMA
SISI TUJUAN DAN SASARAN :
- Mengawasi kualitas dari pada variabel yang terpenting yang menyebabkan perwujudan sasaran dan tujuan departemen.
·
- Unggul di dalam merencanakan, meramalkan, menyusun tujuan dan menentukan alur tindakan.
·
- Mengembangkan secara efektif tujuan-tujuan individu, departe-men dan organisasi untuk meraih sasaran-sasaran.
·
- Membaurkan secara efektif tujuan-tujuan individu dengan sasaran organisasi.
·
- Menyusun tujuan-tujuan yang sesuai dengan sasaran organisasi.
·
- Unggul dalam merumuskan tujuan-tujuan dan rencana tindakan.
·
- Mmbentuk secara jelas tujuan-tujuan untuk mencapai dampak produktif secara siknifikan.
·
- Membentuk target-target performansi baik jangka pendek dan jangka panjang.
·
- Menyusun, mendapatkan dan mengelola sasaran managerial.
·
- Menyusun sasaran-sasaran inovasi.
·
- Merumuskan sasaran-sasaran yang realistis.
·
- Membentuk sasaran-sasaran spesifik.
·
- Menentukan secara efektif sasaran-sasaran yang menghasilkan.
·
- Unggul di dalam persepsi sasaran-sasaran.
·
- Unggul di dalam memproritaskan sasaran-sasaran.
·
- Mencakup setiap sasaran yang dinilai oleh organisasi.
·
- Mengkomunikasikan sasaran-sasaran secara efektif.
·
- Mengembangkan sasaran-sasaran secara efektif.
·
- Meraih sasaran-sasaran kognitif.
·
- Memperagakan visi tujuan-tujuan secara jelas.
·
- Membentuk tujuan-tujuan yang layak dan dapat diraih.
·
- Menysun tujuan-tujuan nyata.
·
- Menyusun target-target yang dapat dicapai.
·
- Menyusun tujuan-tujuan perorangan yang memaksa.
·
- Menyusun tujuan-tujuan yang pantas.
·
- Mngembangkan tujuan-tujuan scara efektif.
·
- Merupakan sorang pencari tujuan-tujuan.
·
- Membentuk tujuan dan maksud secara jelas.
·
- Membentuk standar-standar performansi dan sasaran-sasaran yang relepan, benar dan efektif.
·
- Membentuk tujuan-tujuan yang khusus dan dapat diukur.
·
- Menysun secara efektif sasaran-sasaran performansi.
·
- Membentuk tujuan-tujuan kelompok secara efektif.
·
- Secara efektif, menyusun, mengumpulkan dan mengorganisir sumber-sumber untuk memenuhi tujuan-tujuan.
·
- Sadar akan tujuan-tujuan jangka panjang dan kerangka konsep yang lebih luas.
·
- Mengevaluasi tujuan-tujuan secara efektif.
·
- Memperagakan ketulusan dan sasaran-sasaran.
·
- Memakai tujuan-tujuan untuk memelihara daya semangat.
·
- Meraih dan melampaui tujuan-tujuan.
·
SISI PENGORGANISASIAN
- Mengembangkan secara efektif kapabilitas organisasi dan inter-grasi sasaran-sasaran.
·
- Mengembangkan program-program untuk meningkatkan keefek-tifan departemen dan operasi organisasi keseluruhan.
·
- Membina keefektifan organisasi.
·
- Unggul di dalam mengembangkan pekerjaan, organisasi, struktur dan sistem.
·
- Mempertahankan tingkat minimum organisasi.
·
- Menghindarkan jumlah staff yang berlebihan.
·
- Memaksimalkan produktivitas organisasi.
·
- Mendorong aksi organisasi berkerjasama.
·
- Mengatasi kendala-kendala organisasi.
·
- Membuat energi dan potensi organisasi yang lebih besar.
·
- Memberikan kontribusi besar kepada pertumbuhan organisasi.
·
- Menggunakan satu pengaruh positip atas iklim organisasi.
·
- Menangani dengan iklim organisasi secara efektif.
·
- Memperagakan satu genggaman yang luas mengenai organisasi.
·
- Mengenal kebutuhan-kebutuhan organisasi.
·
- Mendorong semangat pertanggungan jawab di seluruh aspek organisasi.
·
- Memperagakan suatu pendekatan teratur terhadap jabatan.
·
- Menyusun pekerjaan dengan baik.
·
- Menyusun secara efektif untuk mencapai hasil yang lebih besar.
·
- Membuktikan satu pendekatan yang sistimatis di dalam melaksa-nakan tugas.
·
- Sangat teratur dan sistimatis.
·
- Sangat teratur di dalam perencanaan dan pelaksanaan.
·
PENUTUP
Dalam memasuki gelombang perubahan, salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mepertahan posisi pada daur hidup organisasi yang mampu untuk bertahan dan tumbuh berkelanjutan merupakan kekuatan yang harus terus menerus.
Sejalan dengan pikiran tersebut, maka perlu melihat tantangan masa depan bukan menghadapi persaingan yang akan dihadapi melainkan kebiasaan pikiran yang mampu memberikan daya kemauan yang kuat untuk merebut peluang-peluang yang terbuka dan disitu terletak adanya ketidakpastian.
Oleh karena itu, adalah satu tantangan untuk melatakkan landasan yang kuat yang kita sebut „membangun organisasi berbasiskan pengetahuan“, dalam hal ini perlu dirumuskan pemikiran-pemikiran yang kita ungkapkan dibawah ini :
Keputusan strategik :
Organisasi sebagai alat untuk menggerakkan keputusan strategik
dapat dikelompokkan kedalam tingkatan organisasi sbb.
CEO & pimpinan puncak
Kelompok divisi
Kelompok Unit bisnis
Kelompok fungsional
Langkah-langkah dalam proses perumusan keputusan strategik itu mencakup perumusan yang sejalan dengan tingkatannya yaitu :
Tingkat Corporate adalah rumusan yang dibuat oleh CEO dan Pim-pinan puncak lainnya serta staff yang dilibatkan untuk merumuskan pernyataan-pernyataan yang terkait dengan dengan ISU-ISU PERS-FEKTIF dengan memanfaatkan pemikiran INTUITIF :
- Pernyataan VISI yang menggambarkan harapan dan cita-cita masa depan yang hendak dicapai dalam bentuk artikulasi dari citra, budaya, arah dan tujuan. Pernyataan itu menjadi efektif, bila mengandung unsur 1) konsep yang terfokuskan ; 2) memberikan daya dorong dalam bersikap dan berperilaku serta manfaat kontribusinya ; 3) logis untuk dilaksankannya.
- Pernyataan MISI yang menggambarkan sarana untuk mewujud-kan visi diatas. Pernyataan itu menjadi efektif bila mengandung unsur yang terkait dengan 1) ada kejelasan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam keberadaan organisasi itu sendiri ; 2) landasan prinsip atas keberadaannya ; 3) apa yang membuat sarana menjadi unggul dari yang lainnya.
- Pernyataan TUJUAN-TUJUAN (GOALS) yang menjabarkan misi, menggambarkan secara kualitatif tentang pencapaian secara menyeluruh atas keberhasilan organisasi dimasa depan. Pernyataan itu menjadi efektif bila mengandung unsur yang terkait dengan 1) konsisten dalam perumusan yang terkait dengan visi dan misi yang ditetapkan ; 2) kejelasan waktu dalam pencapai-annya 3) secara jelas dapat menuntun kedalam rencana tindakan.
- Pernyataan SASARAN-SASARAN (OBJECTIVES) yang menggambarkan secara kuantitatif yang menunjukkan bagai-mana tindakan dan hasil-hasil yang ingin dicapai, sebagai jabaran dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran tersebut menjadi efektif, bila mengandung unsur yang terkait didalamnya mencakup 1) setiap sasaran yang ditetapkan harus dapat diukur ; 2) sasaran yang ditetapkan haruslah terkait secara jelas dengan tujuan yang ditetapkan ; 3) harus secara jelas jangkauan waktu untuk menyelesaikan sasaran yang ditetapkan ; 4) dapat dijabarkan dalam langkah tindakan yang berencana ; 5) dapat bersifat fleksiblitas dan mudah dikontrol.
· Pernyataan STRATEGI yang menggambarkan dengan diawali rumusan sebagai strategi induk dari hasil analisis SWOT sebagai tindakan yang terintegrasi dalam merealisasikan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan.
- Pada tingkat DIVISIONAL, BISNIS UNIT, FUNGSIONAL, merupakan langkah-langkah untuk menjabarkan pernyataan-pernyataan dari tingkat CORPORATE dengan memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal kedalam ISU-ISU POSISI dan PERFORMA kedalam pemikiran RENCANA JANGKA PANJANG dan RENCANA JANGKA PENDEK.
- Pada tingkat divisional, bisnis unit, fungsional, termasuk didalamnya rumusan-rumusan yang berkaitan dengan :
Pernyataan KEBIJAKSANAAN menggambarkan seperangkat pe-ngaturan dan petunjuk sebagai pelaksanaan dari strategi yang telah ditetapkan dalam kerangka dari mana rencana yang telah diformula-sikan.
a.Pernyataan PROGRAM yang menggambarkan bagian rencana yang telah disusun secara sistimatis dalam komponen tugas menurut sumber daya, perioritas dan jadwal yang ditetapkan.
b.Pernyataan ANGGARAN yang menggambarkan rincian dari suatu rencana yang disusun secara sistimatis yang mencakup seluruh kegiatan organisasi, yang dinyatakan dalam unit (kesatu-an) mata uang dan berlaku untuk jangka waktu tertentu.
Read Full Post »