KEPEMIMPINAN MEMBANGUN KEBIASAAN DALAM KEKUATAN KEPRIBADIAN
1. PENDAHULUAN
Satu hal yang sering kita lupakan dalam perjalanan hidup ini dimana ketidak kemampuan kita untuk mengungkit potensi yang kita miliki secara maksimal dalam mewujudkan kebiasaan dalam kekuatan kepribadian yang disebabkan tidak adanya daya kemauan yang kuat untuk menciptakan perubahan.
Perubahan hanya dapat kita lakukan sejalan dengan keinginan yang di dorong oleh kemampuan kita untuk memahami kedalam kapan kita memulainya, bagaimana kita menuntun emosi, dan apa wujud niat yang menjadi landasan.
Ketiga hal diatas merupakan dasar bagi kepemimpinan untuk menggali potensi yang kita miliki, namun pengalaman mengajarkan ketidak siapan untuk menyadari bahwa perjalanan hidup ini dibentuk oleh pikiran anda sendiri disatu sisi dan disisi lain kadang kala kita tidak menyadari pula bahwa masa yang anda miliki adalah hari ini.
Oleh karena itu, kepemimpinan membangun kebiasaan dalam kekuatan kepribadian merupakan kebutuhan dalam menatap masa depan sehingga saat kita menggali potensi yang kita miliki, maka kekuatan yang kita sebutkan dibawah ini menjadi pusat perhatian untuk kita pikirkan dalam rangka untuk mengungkit tiga hal diatas dalam kekuatan kebiasaan pikiran yang mencakup apa yang di sebut dengan :
- Kekuatan dalam tujuan
- Kekuatan dalam keyakinan
- Kekuatan dalam jiwa
- Kekuatan dalam konsentrasi
- Kekuatan dalam cinta
- Kekuatan dalam keberanian
- Kekuatan dalam kerja sama
- Kekuatan keputusan
Dengan mengungkit kedelapan kekuatan diatas, maka kebiasaan menguasai kebiasaan pikiran diatas menjadi gambaran untuk membedakan antara anda dengan yang lainnya.
Bertolak dari pikiran diatas, maka pemikiran yang diungkapkan ini membantu anda mengenali, mengembangkan, dan menyempurnakan karekteristik pribadi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang sungguh efektif yang menjadi panutan orang.
2. KEKUATAN DALAM TUJUAN
Dapatkah anda membayangkan untuk menggerakkan kekuatan kebiasaan pikiran, dimulai anda memikirkan untuk apa anda berpikir dari yang tidak tahu menjadi tahu, maka disitulah anda menggerakkan pikiran dalam mencari kebenaran.
Seperti halnya tahukah anda, saat anda sepenuhnya menyadari di mana anda dan tahu apa yang anda inginkan serta ke mana anda menuju, maka anda akan memahmi bahwa dunia punya kebiasaan menyediakan ruang bagi orang yang mau berpikir. Oleh karena itu di saat manusia mengandalkan orang lain, aku justru mengandalkan kekuatan pikiranku untuk berpikir. Dengan demikian, sungguh manusia sejati adalah yang lantang mengatakan“inilah aku“ Bukan yang mengatakan „Itulah ayahku“
Jadi kekuatan dalam tujuan terletak dari kemampuan kita mengembangkan prinsip untuk mengungkit daya ingat dengan merumuskan impian, kedalam pemikiran menjadi harapan yang di dorong oleh kemauan mewujudkan apa yang kita sebut dengan jati diri.
IMPIAN, membayangkan sesuatu dalam pikiran yang digerakkan oleh visi menggambarkan arah yang hendak dituju dan misi menggambarkan sarana, maka disitulah anda mengembangkan wawasan dan imajinasi yang dapat menggerakkan menjadi satu impian yang dirumuskan kemabli, untuk menjawab „apakah impianku layak dijalani dan mendapatkannya serta apa aku berkomitmen untuk melakukan“
PEMIKIRAN, apa yang terbayangkan saat aku memikirkan rencana 5 tahun mendatang, jelas kulihat bahwa masa depan adalah milikku, oleh karena itu orang-orang bilang hidup kita akan berakhir, tapi kukatakan hidupku baru saja bergulir, disitlah letak kekuatan menggerakkan pemikiran dalam usaha, apakah aku memiliki kemampuan mewujudkan impian kedalam tujuan.
HARAPAN, dilahirkan dari hasil anda berpikir yang terkait dengan berbagai kemungkinan, maka disitu terbentang anda melihat kesempatan di dalam masalah. Tanpa harapan kita belajar pada matahari, ia tidak peduli berapa kali harus terbenam untuk terbit kembali.
Oleh karena itu, dengan harapan kita merasakan yang samar dan mencapai yang mustahil. Dengan harapan kita menantikan sinar matahari setelah hujan, sehingga bagaimana dengan anda, apakah anda memiliki harapan bahwa anda kelak akan hidup sesuai dengan impian-impian anda menjelma menjadi nyata.
KEMAUAN, dimana dengan kemauan yang kuat anda mengembangkan gairah dan anda akan mulai mecari cara-cara untuk mencapainya, hanya memperkuat daya kemauan, seperti ungkapan yang sering diucapkan „ di mana ada kemauan di situ ada jalan“, jadi apa yang kurasakan dalam hati da jiwaku harus menemukan jalan keluar.
JATI DIRI, dengan dorongan kekuatan kemauan yang kuat, maka berpikir haruslah menjadi kebiasaan kedalam keadaanmu yang dipengaruhi oleh caramu mengawali ucapan lisanmu, lintasan hatimu dan beban pikiran dalam menjalani hari-harimu, maka disitu terletak kekuatan membentuk watak, jadi kebiasaan-kebiasaan merupakan dasar kehidupan kita.
Sejalan dengan pokok pikiran diatas, maka dalam merumuskan kekuatan dalam tujuan diperlukan pemahaman pelaksanaan kedalam prinsip-prinsip yang harus dibangun kedalam pikiran yang mencakup 1) tentukan keinginan anda dengan baik ; 2) tujuan anda mesti realistis dan dapat diwujudkan ; 3) ambisi ; 4) hidupka tujuan anda ; 5) mengambil keputusan ; 6) rumuskan tujuan anda ; 7) menentukan batas waktu ; 8) menyadari sumber daya 9) pelajari berbagai kendala yang tidak dapat di predeksi ; 10) mewujudkan ; 11) kontrol 12) konsisten.
3. KEKUATAN DALAM KEYAKINAN
Mewujudkan kekuatan tujuan didorong oleh kemampuan kita memanfaatkan kebiasaan dalam berpikir, oleh karena itu belajar untuk hidup sedemikian rupa sehingga hasilnya membahagiakan anda, melalui inspirasi impian-impian.
Pikirkan jangan menghitung berapa kali dirimu terjatuh, lalu berusaha bangkit kemabali karena tidak ada gunanya menangisi yang telah berlalu, sehingga bangitkan kekuatan pikiran anda kedalam hidup dengan kekuatan dalam keyakinan dengan begitu anda menemukan dirimu menjalani hidup sesuai dengan inspirasi mimpi.
Kekuatan dalam keyakinan yang digerakkan kebiasaan pikiran kedalam ketaatan dan berpikir positif, maka pemberiannya selaras dengan keadaan kita. Oleh karena itu, Allah menghendaki agar kita terus berjuang mengubah keadaan kita agar rahmat „perubahan“ Nya kemudian mewarnai kehidupan kita. Dengan pemikiran yang kita ungkapkan diatas maka akan tumbuh dan berkembang kekuatan keyakinan kedalam pikiran yang disebut dengan :
Pertama keyakinan kepada Tuhan yang digerakkan oleh ketaatan kedalam apa yang disebut dengan tobat, zuhud, sabar, syukur, takut, rida, harap, tawakal dan cinta.
Kedua, keyakinan kepada diri sendiri yang digerakkan oleh pikiran positif, maka aku percaya pada diriku sendiri dan kemampuanku untuk berhasil. Aku percaya aku bisa dan akan menjalani hidup sesuai dengan impian-impianku. Aku memiliki keyakinan mutlak.
Ketiga, keyakinan kepada orang lain juga digerakkan oleh pikiran postif, maka orang-orang ingin merasa dipercaya dan bisa diandalkan, maka ketika anda memperlakukan mereka seperti itu mereka akan lebih sering mendekati anda dan lebih mempercayai anda.
4. KEKUATAN DALAM JIWA
Kekuatan menggerakkan kemampuan berpikir terletak adanya tiga unsur jiwa yang memiliki sifat yang saling bergantung yang disebut dengan KESADARAN, KECERDESAN dan AKAL.
Dengan ketiga jiwa tersebut kita mampu menempatkan berpikir untuk apa kita hidup, maka dalam kita berpikir kita patuh kepada pesan-pesan Rasullullah SAW seperti :
„Rebutlah lima peluang sebelum terjadi lima perkara : masa mudamu sebelum tiba masa tua, masa sehatmu sebelum tiba masa sakit, masa lapangmu sebelum tiba sebelum tiba masa sibuk, masa kayamu sebelum tiba masa papa dan masa hidupmu sebelum tiba ajalmu“
„Takkan bergeser kedua manusia pada hari kiamat sampai selesai ditanyai tentang empat perkara : 1) tentang umurnya, untuk apa dihabiskan, 2) tentang masa mudanya untuk apa dipergunakannya, 3) tentang hartanya dari mana diperoleh dan untuk apa dibelanjakan, 4) tentang ilmunya apa yang sudah diperbuat dengannya“
Jadi dengan memahami tahapan berpikir tersebut serta dapat menangkap makna dibalik ungkapan pesan-pesan diatas, maka kita dapat memahami untuk mengaktualisasikan sebagai awal kita berpikir dengan menggerakkan KESADARAN artinya dengan kesadaran kita dapat berorientasi meninjau serta merasakan diri sendiri serta menangkap situasi di luar diri kita. Jadi yang kita maksud „kesadaran“ bukan sekedar melek atau terjaga tetapi kemampuan memahami dan merasakan suatu interaksi.
Dengan kesadaran itu kita dapat meletakkan perhatian pada barang sesuatu sehingga dapat mmusatkan kesadaran pada apa-apa itu dan menyadarkannya. Jadi kesadaran yang dipusatkan dapat mempertajam panca indera kita ke satu arah pusat perhatian, yang kita sebut dengan fokus. Kesadaran akan berpusat di otak atas sebelah kanan.
Kesadaran tidak berarti apa-apa dalam berpikir, bila bila tidak dibantu oleh KECERDASAN karena kesadaran menyadarkan tentang apa-apa, namun kecerdasan melaporkan kepada kita keadaan perkara dan hubungan-hubungannya. Jadi melali kecerdasan kita dapat menangkap fakta dan informasi untuk mengingatkan masalah kita hadapi atau dengan kata lain seberapa besar resiko yang dihadapinya, tapi laporan itu akan menjadi penting bila kita dapat mencari jawaban untuk menghindarkan atau menumpasnya. Kecerdasan akan berpusat di otak atas sebelah kiri.
Kecerdasan menjadi bermakna, bila AKAL menunjukkan untuk mencari jalan untuk memenuhi maksud dan tujuan kita. Dengan akal akan mempersoalkan dimana letaknya bahaya, apakah macam bahaya yang akan dihadapi, apakah akan segera datang atau berlangsungnya tetap sebagai bahaya, bagaimana ia dapat dihindarinya. Kemudian menunjukkan cara-cara penyelesaiannya, disitulah letak pekerjaan akal.
Tidak heran pula muncul dalam kita erpikir untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan tertentu, sehingga lahir ungkapan seperti apakah barang sesuatu masuk diakal atau tidak.
Dengan demikian akal adalah potensi rohaniah yang memiliki pelbagai kesanggupan seperti kemampuan berpikir, menyadari menghayati mengerti dan memahami sehingga kegiatan akal berpusat atau bersumber dari kesanggupan jiwa yang disebut dengan intelegensia. Akal berpusat di otak bawah sadar yang disebut hati.
Kekuatan dalam jiwa yang positip ditentukan oleh TINGKAT KESADARAN yang kita sebut tingkat kesadaran yaitu:
Pertama tingkat kesadaran INDERAWI adalah tingkat kesadaran terendah dalam diri seseorang dimana orang yang demikian sebenarnya telah terjebak pada pola pikir materialistik.
Kedua tingkat kesadran RASIONAL / ILIMIAH adalah tingkat kesadran kedua artinya orang yang telah mempergunakan berbagai khasanah keilmuan atau rasional untuk memahami realitas hidupnya, sehingga dia tidak lagi bergantung sepenuhnya kepada hasil pengamatan panca ideranya, melainkan membandingkan dengan hasil-hasil pengamatan yang lain.
Pikirannya digerakkan oleh kekuatan dia memahami ajaran yang dianut seperti dia mendalami apa-apa yang tertuang dalam QS. 29 : 43 ; QS. 3 : 190-191 ; QS. 13 : 19 ; QS. 29 : 35 ; QS. 3 : 7 ; QS. 29 : 49 (silahkan membaca)
Ketiga, tingkat kesadran SPIRITUAL adalah kesadaran tingkat ketiga mulai menggeser tumpuan pemahamannya dari rasionalitas dimana dia mulai melihat yang tidak teramati oleh ilmu pengetahuan empirik dan pendekatan rasional menjadi bertumpu pada „Rasa“
Sejalan dengan pikiran tersebut, maka menggunakan mata spritualnya untuk memahami kenyataan alam semesta. Dalamilah apa-apa yang termuat dalam QS. 67 : 3 ; QS. 82 : 7 ; QS. 16 : 12 ; QS. 22 : 46 ; QS. 29 : 63 ; QS. 40 : 67 ;
QS. 67 : 3-4 ; QS. 22 : 46 : QS. 7 : 54 ; QS. 16 : 12 ; QS. 2 : 255 ; QS. 6 : 75 ; QS. 59 : 23 ; QS. 29 : 63 ; QS. 12 : 105 ; QS. 4 : 5 ; QS. 28 : 14 (gerakkan kebiasaan pikiran anda dengan 7 M : Membaca, Menterjemahkan, Meneliti, Mengkaji, Menghayati, Memahami, Mengamalkan)
Keempat tingkat kesadaran TAUHID inilah tingkat kesadaran yang paling tinggi yang dicirikan oleh menyatukan segala kepahaman menjadi tauhidullah alias mengesakan Allah semata. Kesadaran tingkat inilah yang bakal melahirkan kepasrahan yang mendalam kepada Allah Swt. Tingkat tertinggi di dalam agama Islam yang disebut muslimun.
Kesadaran Tauhid dimulai sejalan dengan kekuatan pikiran yang digerakkan oleh bahwa kemana pun kita menghadap selalu ketemu dengan Allah. Sejalan dengan pikiran diatas, maka simaklah apa-apa yang terungkap dalam QS.2 : 115 ; QS. 2 : 255 ; QS. 26 : 28 ; QS. 4 : 126 ; QS. 17 : 60 ; QS. 17 : 60 ; QS. 65 : 12 ; QS. 2 : 186 ; QS. 55 : 29 ; QS. 43 : 11 ; QS. 21 : 22 ; QS. 13 : 16 ;
Kekuatan kesadaran tingkat empat hanya dapat dicapai melalui kedalam kita dalam tingkat kesadran tiga, sehingga apa-apa yang terungkap dalam surat dan ayat diatas menjadikan keinginan kedalam kebiasaan berpikir dalam usaha yang tidak pernah selesai.
5. KEKUATAN DALAM KONSENTRASI
Kekuatan dalam konsentrasi terletak dari kebiasaan dalam berpikir yang harus dibangun secara konsisten, oleh karena itu lepaskan pikiran masa lalu dan atau masa depan, jangan pikirkan kemenangan dan atau kalah, tapi pusatkan pikiran melakukan yang terbaik dalam mewujudkan tujuan.
Yang menjadi masalah pada usaha-usaha untuk membangun kekuatan dalam konsentrasi terletak pada kebiasaan pikiran yang sangat dipengaruhi oleh tuntutan atas pemenuhan kebutuhan yang disebut dengan :
Kebutuhan psikologis artinya dalam pikiran dipengaruhi oleh keinginan atas kelagsungan hidup seperti makan, air, udara tidur dsb. ; Kebutuhan emosional artinya kita lahir, dibesarkan membutuhkan kasih sayang menjadi dewasa kita membutuhkan cinta ; Kebutuhan psikologis artinya kebutuhan yang terkait dengan hubungan dalam kaitan persoalan pribadi dalam hidup ; Kebutuhan mental artinya terkait dengan pertumbuhan, pencapaian dan kemajuan ; Kebutuhan spritual artinya memahami yang terkait atas pemberian-Nya selaras dengan keadaan kita, oleh karena itu Allah menghendaki agar kita terus berjuang mengubah kedaan kita agar rahmat perubahn-Nya kemudian mewarnai kehidupan kita.
Dengan mendalami makna yang terungkap pada faktor-faktor tersebut yang dapat mempengaruhi konsentrasi, oleh karena itu ungkitkan kebiasaan berpikir untuk selalu ingat mengevaluasi pribadi mengnai konsentrasi anda sehingga faktor yang mempengaruhi dapat dinilai agar anda dapat menetapkan posisi kekuatan dalam konsentrasi.
6. KEKUATAN DALAM CINTA
Kekuatan kebiasaan pikiran menjadi penggerak dari kekuatan dalam cinta artinya penggerak kehidupan, oleh karena itu cinta adalah cahaya.
Barang siapa keilangan cintanya, maka keberadaannya bagaikan orang yang berada di dalam lautan kegelapan. Cinta adalah obat penawar Barang siapa hatinya kosong dari cinta niscaya segala macam penyakit akan bersarang di dalamnya. Cinta adalah kenikmatan. Barang siapa tidak dapat meraihnya, maka kehidupannya akan senantiasa berada dalam kegundahan dan penderitaan. Cinta adalah jiwa keimanan, kedudukan dan keadaan semua amalan. Manakala semuanya itu kosong dari cinta, maka kedudukannya sama dengan tubuh yang tidak ada ruhnya.
Bertolak dari pikiran diatas, kita membayangkan ungkapan seperti „Luruskan cintamu pada keikhlasan memegang janji, memandang kebaikan, bukan mengharapkan kekayaan tapi pengorbanan cinta untukmu“. Oleh karena itu, kita memikirkan hal-hal yang terkait dengan memaafkan, mencintai dan memberi sehingga kita mampu menangkap dalam pikiran kedalam posisi pemahaman kita mengenai cinta seperti yang kita ungkapkan dibawah ini :
- Cinta seorang hamba kepada Allah :
Memang, betapa mudahnya mlakukan pengakuan karena pengakuan dilakukan hanya dengan mulut, namun betapa sulit pembuktiannya.
Cinta itu tak ubahnya bagaikan sebuah pohon yang baik; akarnya menghujam dengan kokohnya ke dalam bumi dan cangnya menjulang tinggi ke langit sedangkan buahnya terasa di dalam kalbu dan anggota tubh lainnya, karena ada buah brarti ada pohonnya dan ada asap berarti ada apinya. Pertandanya cukup banyak antara lain :
1) Kematian merupakan janji pertama untuk perjumpaan dengan Allah. Akan tetapi hal ini bukan berarti bahwa seseorang hamba mengingkan kematian saat itu juga dan mengharapkan serta mendoakan untuk dirinya agar cepat mati, melainkan apabila tanda-tanda kematian mendatangi seseorang hamba yang shalih dia akan menyambutnya dengan senang hati karena kematian merupakan jalan yang akan segera mempertemukan dengan Allah dan pahala serta kenikmatan yang telah disediakan oleh Allah untuknya.
2) Kesenangan hamba yang bersangkutan adalah bershalawat, bermunajat kepada Allah da membaca KitabNya.
3) Hamba yang bersangkutan sabar terhadap semua hal yang tidak disukai. Sabar adalah kedudukan yang paling kokoh dalam menempuh jalan meraih cinta yang harus dimiliki oleh orangorang yang jatuh cinta.
4) Hamba yang bersangkutan tidak mmprioritaskan sesuatu pun di antara hal-hal yang dicintainya lebih dari kecintaannya kepada Allah dan dia akan lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih daripada selain keduanya.
5) Hamba yang bersangkutan menggebu-gebu kesukaannya dalam berdzikir kepada Allah : lisannya tidak pernah berhenti dari menyebut-Nya dan kalbunya tidak pernah kosong dari mengingat-Nya.
6) Pecinta yang benar apabila menyebut nama Allah dalam kesedirian, kalbunya bergetar dan air matanya berlinangan karena takut kepada Allah.
7) Cemburu karena Allah. Oleh karena itu, dia akan marah karena Allah apabila melihat hal-hal yang diharamkan oleh-Nya dilanggar oleh mereka yang durhaka dan hak-hak-Nya dilecehkan oleh mereka yang meremehkannya.
8) Mencintai kalam Allah. Apabila Anda hendak mengetahui kecintaan yang ada dalam kalbu anda kepada Allah dan juga yang ada dalam kalbu orang lain, maka perhatikanlahkecintaan dalam anda dalam Al-Quran, karena sesungguhnya sudah dimaklumi bahwa barang siapa yang mencintai sang kekasih, maka sesuatu yang paling dicintainya ialah kalam dan pembicaraan kekasihnya.
9) Dia merasa menyesal bila ada amal ketaatan atau dzikir yang dilewatkannya.
10). Mengkhususkan hak kekasihnya dalam semua amalannya dan dia memandang amalannya bukan sebagai sesuatu yang berarti.
- Cinta hamba kepada semua makhluk :
Dengan landasan mencintai Allah memberikan kekuatan untuk menumbuh kembangkan cintanya kepada manusia dan ciptaan yang lain, sehingga anda merasakan hidup bahagia . Cinta memberi anda energi dan kekuatan luar biasa.
Pahamilah bahwa cinta seseorang tak dapat diuraikan oleh orang lain. Hanya yang bercinta itu sendiri yang dapat menguraikannya dan menganalisanya
- Cinta hamba kepada diri sendiri :
Potensi yang anda miliki adalah kekuatan mengungkit berpikir karena hidup anda dibentuk oleh pikiran anda sendiri, oleh karna itu belajarlah anda untuk mengenal diri anda sendiri.
Sejalan dengan pikiran diatas, maka hargai diri sendiri disitu terletak satu kekuatan untuk memahami pikiran seperti jika anda memiliki pendapat maka milikilah pula tekad yang kuat dan jangan mengulang-ulang pendapat yang merusak.
Oleh karena itu, cinta itu ialah perang, yakni perang yang hebat dalam rohani manusia. Jika ia menang, akan didapati orang yang tulus ikhlas, luas paham, sabar dan tenang hati. Jika ia kalah akan didapati orang yang putus asa, sesat lemah hati, kecil perasaan, bahkan kadang-kadang hilang kepercayaan diri sendiri.
- Cinta hamba kepda orangtua :
Ada ungkapan seperti cinta anak sepanjang galah dan cinta orangtua kepada anak sepanjang jalan. Oleh karena itu, pikirkan baik-baik bahwa kehidupan adalah manis dan penuh kebahagian bagi mereka yang memliki orangtua yang dicintai dan sebaliknya dicintai dan setia kepadanya.
Belajarlah dari apa yang diungkapkan bahwa „anak shaleh yang mencintai ibu- bapak dalam QS. 18 : 81 „Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari ananya itu da lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya)”
- Cinta hamba kepada keluarga :
Dari keluarga itu lahirlah naluri keibuan, sebuah perasaan “paksaan” yang diletakkan oleh Allah dalam hati setiap ibu. Di sana juga ada perasaan kebapakan dan perasaan lain berupa kasih sayang anak ayah dan ibunya.
Sejalan dengan pikiran diatas, kiat menuju keharmonisan hubungan keluarga yang selanjutnya adalah kasih sayang. Kiat ini merupakan inti hubungan keluarga sesuai dengan apa yang diinginkan dan diridhai Allah.
Dengan demikian hubungan keluarga harus bertumpu di atas prinsip ar-rahmah (kasih sayang) baik itu antara suami isteri, ayah dan anak, anak dan orang tua, kemenakan dan paman atau antara kemenakan dan bibi. Ada kasih sayang di antara kita.
- Cinta hamba kepada berpikir, belajar dan bekerja :
Kelangsungan perjalanan hidup sangat ditentukan kemampuan kita untuk terus berpikir dalam kelangsungan hidup diperlukan adanya keinginan untuk terus bekerja dan belajar seumur hidup.
Apapun yang kita lakukan dalam setiap kerja harus memasang niat. Setiap orang akan mencapai apa yang dinikmatinya. Kalau hijrahnya untuk kepentingan dunia, ia Cuma akan memperoleh itu.
Oleh karena itu bekerja untuk duniamu, seolah-olah enkau akan hidup selama-lamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok pagi.
Belajar tanpa berpikir adalah membuang energi percuma, berpikir tanpa belajar itu berbahaya, oleh karena itu orang tidak pernah terlalu tua untuk belajar. Orang tidak pernah terlambat untuk belajar atau memperbaiki sesuatu.
- Cinta hamba kepada orang lain
Jika seseorang memiliki kepribadian mencintai orang lain, maka dalam kehidupan ini tidak akan bisa hidup seorang diri, oleh karena itu kebutuhan berbagi kebahagian.
Jadi cinta hamba kepada orang lain bayangkan seperti emas, sehingga memberi berarti menerima dan orang yang suka melepaskan dirinya akan memperoleh dirinya sendiri sebagai satu kebiasaan dalam bersikap dan berperilaku untuk bisa menerima orang lain.
7. KEKUATAN DALAM KEBERANIAN
Kekuatan dalam keberanian bukan berarti melalaikan bahaya secara membuta, tetapi melihat bahaya dan menaklukkannya, maka disitu terletak keberanian dalam mengambil resiko.
Oleh karena itu, seorang yang berani juga penuh kepercayaan pada dirinya sendiri dalam bersikap dan berperilaku sehingga dalam mengungkapkan pikirannya yang terkait dalam kesiapan menyadari kesalahan dan siap untuk mulai lagi dalam melangkah.
Jadi kekuatan dalam keberanian itu juga meletakkan landasan dalam pikiran bahwa keberanian tanpa perhitungan adalah kekeliuran yang disengaja, sehingga dalam kehidupan ini setiap orang harus berani tapi juga harus berani karena benar.
Sejalan dengan pikiran diatas, maka perlu kita pahami bahwa tanpa keberanian semua usaha tak akan berhasil, terlalu berani dan tanpa perhitungan berbahaya.
8. KEKUATAN DALAM KERJA SAMA
Kita harus bisa membayangkan untuk mengangkat mimpi yang lebih luas bukan sekedar dari kebiasaan pikiran yang terbatas yang disebabkan tidak memahami betapa pentingnya dengan kekuatan dalam kerja sama membuat impian menjadi kenyataan.
Oleh karena itu, kembangkan kebiasaan dalam pikiran untuk mewujudkan peran kerja sama yang memberikan daya dorong dalam pemahaman anda betapa memberikan manfaat yang mencakup : 1) dengan tim meningkatkan daya kemauan anda menjadi lebih baik ; 2) mampu meningkatkan nilai tambah bagi sesama ; 3) membuka ruang kemampuan anda untuk melipatkan aktivitas anda ; 4) mendorong pemain peran dalam tim dalam meningkatkan kemampuan mereka terbaik ; 5) akan memberikan waktu dalam tim waktu yang lebih banyak ; 6) membangun kekuatan dalam kebersamaan ; 7) dengan tim dapat mendorong mwujudkan kekuatan impian yang lebih luas ; 8) dengan tim mendorong keberhasilan untuk semua anggota.
Yang menjadi masalah kita adalah membangun tim yang benar-benar mampu kerja, bukan sekedar mengumpulkan orang dan membagi tugas, tapi adalah kemampuan menetapkan pemain peran secara jelas, yang mencakup orang yang mampu mengembangkan, gagasan, memberi arah dan menemukan hal-hal baru ; orang yang mampu menghitung kebutuhan tim, merencanakan strategi kerja, menyusun jadwal ; orang yang ahli memecahkan masalah, mengelola sarana / sumber daya, menyebarkan gagasan, melakukan negosiasi ; orang yang mau kerja menghasilkan output, mengkoordinir dan memelihara tim ; orang yang mampu membuat catatan, mengaudit dan mengvaluasi kemajuan tim.
Dengan membangun tim serta peran secara jelas mendorong kebiasaan dalam pikiran agar masalah manajemen yang terkait dengan kepemimpinan, dampak dari peran yang dimiliki pemimpin tim, pelatihan tim, dampak big tim, status tunggal, otoritas dan tanggung jawab manajemen, bekerja berdasarkan matriks.
9. KEKUATAN DALAM KEPUTUSAN
Kekuatan dalam keputusan merupakan langkah yang menentukan dari proses mengambil keputusan sebagai langkah kebijakan yang dipilih. Dengan pilihan keputusan itu berarti menunjukkan kekuatan keputusan yang terkait dengan hal-hal kemana kita akan pergi, apa yang ingin kita lakukan, apa yang mampu mengungkit kekuatan pikiran dan pada masa kedepan kita akan menjadi apa.
Bertitik tolak dari kebijakan kekuatan dalam keputusan diatas, maka perlu kita rumuskan prinsip-prinsip sebagai kekuatan dalam menjalankan keputusan. Dalam hal ini perlu kita tumbuh kembangkan karena setiap keputusan terdapat hal-hal yang tidak dapat di duga dan di predeksi sebelumnya, oleh karena itu perlu kita tentukan prinsip-prinsip yang dapat menuntun sikap dan perilaku dalam kebiasaan pikiran yang kita sebut dengan prinsip :
Pertama, tidak ada gunanya menangisi yang telah berlalu menjadi kecemasan dalam frustrasi :
Keluarlah dari kecemasan agar tidak menimbulkan frustrasi yag berdampak melemahkan kekuatan pikiran, oleh karena itu mengingat-ingat, mengenang, meratapi kejadian-kejadian tidak menyenangkan di masa lalu merupakan sikap bodoh dan kurang waras. Sikap tersebut mematikan tekad serta dapat menghancurkan kehidupan yang sedang dijalani.
Bagi orang yang memiliki unsur jiwa sebagai alat pikir dalam kesadaran, kecerdasan dan akal, berkas masa lalu harus dilipat dan dilupakan. Ia harus ditutup rapat dan iikat kuat tanpa perlu dimunculkan kembali dalam ingatan. Ia telah berlalu dan berakhir. Kesedihan dan kecemasan tidak akan bisa mengembalikannya. Kerisauan dan frustrasi tidak akan bisa memperbaikinya. Duka tidak akan bisa meluruskannya.
Kedua, harimu adalah hari saat ini sebagai kekuatan inspirasi :
Jika anda berada di pagi hari, jangan menantikan datangnya ore. An hidup hari ini. Bukan kemarin yang telah pergi dengan segala kebaikan dan keburukannya. Bkan pula esok yang belum tiba. Hari anda adalah hari ini. Uia anda hanya satu hari. Seolah-olah anda lahir dan mati pada hari yang sama.
Dengan demikian, hidup anda tidak terpuruk di antara bayangan serta duka masa lalu dan ketakutan akan masa depan. Fokuskan perhatian, kreasi dan upaya keras pada hari ini. Pada hari ini anda harus mempersembahkan shalat yang khusuk membaca Al-Quran dengan perenungan, zikir penuh kehadiran hati, sikap proporsional dalam segala urusan, akhlak yang baik, rida menerima semua ketetapan, memerhatikan penampilan serta manfaat bagi orang lain.
Inilah satu kekuatan pikiran dengan unsur jiwa yang dapat mengungkapkan kedalam hati untuk mengungkit dan mendorong kekuatan isnspirasi untuk membuat keputusan yang kuat. Kekuatan inspirasi inilah yang dapat mengungkapkan bahwa harimu adalah harimu saat ini, wahai manusia dalam kamus bahagia bagi yang ingin hidup indah dan mulia.
Ketiga, lupakan masa depan sebelum ia datang kedalam ketakutan :
Esok yang masih tiada belum berwujud, belum memiliki rupa, rasa dan warna. Mengapa kita sibuk dengannya, mengkhawatirkan bencananya, pikiran memperhatikan berbagai kejadian, serta mencemaskan musibahnya ? Padahal kita sendiri tidak mengetahui apakah ia akan menimpa kita atau tidak. Bisa jadi ia malah berupa kebahagian dan sesuatu yang menyenangkan. Yang jelas, ia masih gelap dan tersembunyi Ia belum terwujud ke dunia.
Kita tidak boleh menyeberangi jembatan untuk mendatanginya. Siapa tahu kita telah berhenti sebelum sampai ke jembatan tersebut. Atau bisa pula jembatan tersebut roboh sebelm kita sampai. Atau mungkin saja kita melintasi jembatan dengan aman dan selamat.
10. PENUTUP
Dalam jiwa manusia terdapat satu kekuatan yang disebut dengan KEMAUAN, maka dengan kemauan pula menumbuhkan kebiasaan dalam kekuatan kepribadian sebagai suatu kebutuhan dalam menatap masa depan. Jadi penguatan kemauan memberikan arah penguasaan diri sendiri dengan memperkuat, memperkeras,, menumbuhkan, menyegarkan, menghidupkan.
Bahwa penguasaan diri sendiri berarti kebahagian ; berarti kemerdekaan ; berarti hidup secara positif. Untuk kita pikirkan dalam rangka untuk mengungkit tiga hal diatas dalam kekuatan kebiasaan pikiran yang mencakup:
- Kekuatan dalam tujuan
- Kekuatan dalam keyakinan
- Kekuatan dalam jiwa
- Kekuatan dalam konsentrasi
- Kekuatan dalam cinta
- Kekuatan dalam keberanian
- Kekuatan dalam kerja sama
- Kekuatan keputusan
Dengan mengungkit kedelapan kekuatan diatas, maka kebiasaan menguasai kebiasaan pikiran diatas menjadi gambaran untuk membedakan antara anda dengan yang lainnya.
Bertolak dari pikiran diatas, maka pemikiran yang diungkapkan ini membantu anda mengenali, mengembangkan, dan menyempurnakan karekteristik pribadi yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang sungguh efektif yang menjadi panutan orang.
Renungkan kembali dengan mengungkit kebiasaan pikiran kedalam delepan kekuatan yang kita ungkapkan dalam tulisan ini sebagai kebutuhan untuk memperkuat daya kemauan dan kebiasaan menjadi kekuatan membentuk watak sebagai gambaran kepribadian sehingga kebiasaan-kebiasaan merupakan asar kehidupan kita.
Dengan pemikiran yang kita bentangkan disini, mengingatkan kepada ungkapan seperti „Keadaanmu dipengaruhi oleh caramu mengawali ucapan lisanmu, lintasan hatimu dan beban pikiranmu dalam menjalani hari-harimu“